Reshuffle Bisa Alihkan Sementara Isu Penembakan Enam Laskar FPI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Isu reshuffle atau kocok ulang kabinet kembali berembus kencang setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin bertemu empat mata, Senin (21/12/2020). Di sisi lain, saat ini publik sedang dihebohkan kasus penembakan enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) dan penahanan Habib Rizieq Shihab.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menyebut isu reshuffle kabinet bisa mengalihkan isu penembakan enam Laskar FPI. Namun, pengalihan tersebut hanya bersifat sementara. Ia melihat kasus penembakan enam Laskar FPI adalah tragedi besar yang sedang disorot warga Indonesia dan dunia.
"Isu reshuffle hanya sementara bisa mengalihkan isu penembakan enam Laskar FPI. Sifatnya sementara. Karena isu penembakan enam Laskar FPI sedang disorot seluruh mata rakyat Indonesia. Dan bahkan dunia," ucap Ujang kepada Okezone.
( ).
Ujang menuturkan, reshuffle kabinet adalah keniscayaan. Sebab ia melihat banyak menteri Kabinet Indonesia Maju yang kurang 'becus' bekerja. Karenanya, kata dia, kocok ulang kabinet tinggal menunggu waktu.
"Saat ini dan ke depan di akhir tahun ini momentum yang baik untuk melakukan reshuffle. Pilkada sudah usai, HRS juga sudah ditahan. Rabu Pon juga sudah di depan mata. Jadi reshuffle itu tinggal menunggu waktu," tutupnya.( ).
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menyebut isu reshuffle kabinet bisa mengalihkan isu penembakan enam Laskar FPI. Namun, pengalihan tersebut hanya bersifat sementara. Ia melihat kasus penembakan enam Laskar FPI adalah tragedi besar yang sedang disorot warga Indonesia dan dunia.
"Isu reshuffle hanya sementara bisa mengalihkan isu penembakan enam Laskar FPI. Sifatnya sementara. Karena isu penembakan enam Laskar FPI sedang disorot seluruh mata rakyat Indonesia. Dan bahkan dunia," ucap Ujang kepada Okezone.
( ).
Ujang menuturkan, reshuffle kabinet adalah keniscayaan. Sebab ia melihat banyak menteri Kabinet Indonesia Maju yang kurang 'becus' bekerja. Karenanya, kata dia, kocok ulang kabinet tinggal menunggu waktu.
"Saat ini dan ke depan di akhir tahun ini momentum yang baik untuk melakukan reshuffle. Pilkada sudah usai, HRS juga sudah ditahan. Rabu Pon juga sudah di depan mata. Jadi reshuffle itu tinggal menunggu waktu," tutupnya.( ).
(zik)