Aktivis 98 Desak Pemerintah Bentuk TPF Independen Kematian 6 Anggota FPI

Jum'at, 18 Desember 2020 - 08:11 WIB
loading...
Aktivis 98 Desak Pemerintah...
Sejumlah Aktivis 98 mendesak pemerintah segera membentuk Tim Pencari Fakta Independen (TPFI) untuk mengungkapkan kematian 6 anggota Front Pembela Islam di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer (KM) 50. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sejumlah Aktivis 98 mendesak pemerintah segera membentuk Tim Pencari Fakta Independen (TPFI) untuk mengungkapkan kematian 6 anggota Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer (KM) 50.

Salah satu perwakilan Aktivis 98 Ubedilah Badrun menjabarkan beberapa alasan kasus ini harus diusut oleh TPFI. Pertama, kematian 6 orang warga tersebut dalam satu waktu dan menimbulkan pertanyaan publik. Kedua, diduga peristiwa tersebut disebabkan adanya tembakan aparat keamanan. Ketiga, aparat dimaksud disebut-sebut di bawah perintah tugas yang diembannya.

"Tindakan aparat keamanan tersebut bukanlah kategori peristiwa hukum biasa. Akan tetapi, masuk kategori hukum berat karena berkaitan dengan perlindungan terhadap hak hidup warga negara," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (18/12/2020).

Aktivis 98 yang mendesak pembentukan TPFI antara lain, Ray Rangkuti, A. Wakil Kamal, Asep Supri, Andrianto, Teuku Syahrul Ansori, Erfi Firmansyah, Fuad Adnan, Aria Ator, M Jusril, dan Fahrus Zaman Fadhly.

Mereka meminta seluruh komponen bangsa untuk bersabar. Pembentukan TPFI, menurut Ubedilah, merupakan jalan yang dijamin oleh Universal Declaration of Human Right, Convention Against Torture Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (1984), dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Mereka menilai TPFI merupakan cara yang tepat, elegan, profesional, dan terpercaya untuk mengungkap kasus ini. Kemudian, Ubedilah menyatakan pihaknya mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera melakukan dan melanjutkan proses reformasi di Polri. Tujuannya, Polri menjadi mandiri, profesional, dan humanis. "Sebab, ada semacam tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Polri semakin kehilangan independensi, profesionalitas, dan rasa humanisnya," ucapnya.

(Baca juga: Tim Dokter Pengautopsi Jenazah 6 Anggota FPI Bungkam Usai Diperiksa Komnas HAM ).

Selain itu, para Aktivis 98 itu mengingatkan pemerintah agar lebih profesional dan sesuai dengan bingkai demokrasi dalam menghadapi para pengkritiknya. Pemerintah sebaiknya membuka ruang dialog, musyawarah, dan menghormati pandangan yang berbeda.

"Bukankah Presiden adalah hasil pemilu yang dipilih rakyat. Kemudian, membangun koalisi secara mayoritas dan memiliki pengikut yang cukup peduli pada pemerintahannya," tutur Ubedilah.

(Baca juga: Penembakan 6 Laskar FPI, Refly Harun Tegaskan Tak Boleh Ada Negosiasi ).

Dengan kekuatan politik sebesar itu, semestinya presiden bisa tampil lebih percaya diri untuk menghadapi para pengkritiknya. Jika cara presiden justru sangat represif terhadap pengkritiknya, memunculkan dugaan kuat adanya persoalan besar dalam pemerintahan saat ini.

"Dalam konteks menjamin kebebasan bersuara dan kepentingan kualitas demokrasi Indonesia, kami mendesak kepada Presiden untuk membebaskan seluruh tahanan politik yang dipenjara atau sedang diproses hukum karena sikap dan pandangan kritis mereka," pungkasnya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Aktivis 98 Minta Aset...
Aktivis 98 Minta Aset Koruptor Segera Disita untuk Tambal Defisit Anggaran
Aktivis 98 Dorong Kementerian...
Aktivis 98 Dorong Kementerian BUMN Minta Maaf ke Publik atas Korupsi Pertamina
Haris Rusly Moti: Waspadai...
Haris Rusly Moti: Waspadai Kepentingan Geopolitik
UU BUMN Disahkan, Aktivitas...
UU BUMN Disahkan, Aktivitas 98 Soroti Potensi Korupsi dan Money Laundry
Aktivis 98 Nilai Kebijakan...
Aktivis 98 Nilai Kebijakan 100 Hari Prabowo - Gibran Pro Rakyat
Dosen UNJ Ubedillah...
Dosen UNJ Ubedillah Badrun Laporkan Jokowi ke KPK
Soroti Perkembangan...
Soroti Perkembangan Bangsa, Aktivis 98 Jabar Gelar Silaturahmi
Dukung Airin-Ade, Jaringan...
Dukung Airin-Ade, Jaringan Aktivis 98 Sebut Banten Butuh Pemimpin Berintegritas
26 Tahun Reformasi,...
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Masih di Garis Perjuangan
Rekomendasi
Libur Panjang Waisak...
Libur Panjang Waisak 2025, Jalur Puncak Kembali Ramai Malam Minggu Ini
Revisi PP 28/2024, Gubernur...
Revisi PP 28/2024, Gubernur Jatim Dukung Aspirasi Buruh Tembakau
Kemenangan atau Mati...
Kemenangan atau Mati Syahid, Pilot Pakistan Tandatangani Surat Perintah Kematian
Berita Terkini
6 Mayjen Baru di TNI...
6 Mayjen Baru di TNI AD, Ada Kristomei Sianturi
Menggaungkan Mazhab...
Menggaungkan Mazhab Ciputat ke Ruang Publik
KM ITB Tuntut Polri...
KM ITB Tuntut Polri Bebaskan Mahasiswi Pengunggah Meme Prabowo-Jokowi
2 Letjen Baru di TNI...
2 Letjen Baru di TNI AD, Nomor 1 Mantan Pangdam Udayana
Kenang Paus Fransiskus,...
Kenang Paus Fransiskus, Praksis Sebut Paus Leo XIV Penerus Harapan Dunia
Soal Kebijakan Dedi...
Soal Kebijakan Dedi Mulyadi, PBNU: Pengiriman Anak Nakal ke Pesantren Jauh Lebih Baik
Infografis
6 Negara jadi Anggota...
6 Negara jadi Anggota Baru BRICS, Salah Satunya Arab Saudi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved