Bangun Sistem Daring, Pemerintah-Swasta Perlu Sinergi

Kamis, 17 Desember 2020 - 16:13 WIB
loading...
Bangun Sistem Daring, Pemerintah-Swasta Perlu Sinergi
Lembaga ASI menggelar diskusi & rilis temuan FGD bertema Outlook Pendidikan 2021: Membangun Ekosistem Pembelajaran Daring & Pentingnya Internet Sehat. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) menggelar diskusi & rilis temuan Focus Group Discussion (FGD) bertema 'Outlook Pendidikan 2021: Membangun Ekosistem Pembelajaran Daring & Pentingnya Internet Sehat'.

(Baca juga: Belasan Calon Bintara Polri Kena Covid-19, SPN Batua Gelar Pendidikan Daring)

Tahapan FGD tersebut dilaksanakan mulai tanggal 7-12 Desember 2020 dengan melibatkan 6 pakar, pengamat dan praktisi pendidikan.
Bangun Sistem Daring, Pemerintah-Swasta Perlu Sinergi

Dalam diskusi tersebut, Ali Rif’an (Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia), dalam pengantarnya mengatakan bahwa FGD digelar merupakan tindak lanjut dari temuan survei nasional tentang program kuota internet gratis Pusdatin Kemendikbud.

(Baca juga: Penyebaran Covid-19 Masih Tinggi, Bupati Gowa Tegaskan Sekolah Masih Daring)

Survei yang digelar Oktober 2020 tersebut menyebutkan, sebanyak 80,5% persen masyarakat ingin program bantuan kuota internet dilanjutkan pada tahun 2021.

"Tentu di era revolusi industri 4.0 dan gelombang teknonologi digital yang makin canggih, pembelajaran daring punya prospek yang panjang. Apalagi menurut survei kami, aspirasi publik ingin program kuota internet gratis perlu dilanjutkan tahun 2021," ujar Ali Rif’an, Kamis (17/12/2020).

Karena itu, menurutnya, di penghujung tahun 2020, perlu dibuat diskusi khusus soal outlook pendidikan 2021, khususnya menyoal ekosistem pembelajarn daring dan pentingnya internet sehat.

"Itulah alasan mengapa kita ingin membahas secara khusus outlook pendidikan 2021," tambahnya.

Sementara itu, menurut M Hasan Chabibie, (Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud RI) dalam sambutannya mengatakan bahwa teknologi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan saat ini dan di masa mendatang. Itulah mengapa bantuan kouta internet gratis sangat penting, sebagai upaya menjaga nyala api pendidikan nasional.

"Teknologi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan sekarang dan di masa mendatang. Bantuan kuota internet bentuk negara hadir, dan upaya menjaga asa dunia pendidikan kita di tengah pandemi," kata M. Hasan Chabibie dalam sambutannya.

Peneliti Utama Bidang Pendidikan Arus Survei Indonesia, Budy Sugandi, dalam pemaparan temuan FGD mengatakan, dalam konteks membangun ekosistem pembelajaran daring, kolaborasi antara pihak pemerintah dan swasta menjadi prasyarat penting.

"Untuk membangun ekosistem pembelajaran daring, pihak pemerintah harus bersinergi (baik Kemendikbud sebagai pencipta regulasi ataupun Kominfo dan kementerian lainnya sebagai penunjang) dengan pihak swasta (yakni pihak provider ataupun pemilik aplikasi dan platform pembelajaran daring)," kata Budy Sugandi.

Sementara terkait pentingnya internet sehat, Budy mengatakan bahwa perlu adanya edukasi yang berkesinambungan, seperti halnya tidak melakukan ujaran kebencian (hate sepeech) dalam pemakaian internet (bermedia sosial).

"Kampanye yang menyeluruh ke seluruh komponen untuk menggunakan internet sehat perlu secara gencar dilakukan," tambahnya.

Sebagai informasi, acara tersebut juga dihadiri sejumlah narasumber antara lain, Dr Achmad Samsudin (Kaprodi Pendidikan Fisika UPI), Fikri Muslim (Peneliti LIPI), Fransisca Oetami (CEO Clevio Coder Camp).
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1964 seconds (0.1#10.140)