Tim Peneliti UGM: GeNose Memiliki Akurasi 95% dalam Mendeteksi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose , memiliki tingkat akurasi mencapai 95%. Alat ini diprediksi akan menghemat waktu dalam mendeteksi keberadaan virus Sars Cov-II di tubuh seseorang.
Pola pendeteksian GeNose berbeda dengan yang ada sekarang. Selama ini, untuk mendeteksi Covid-19 mengandalkan beberapa metode, misalnya polymerase chain reaction (PCR) dan rapid tes. PCR itu mengambil sampel di sekitar rongga hidung dan mulut. (Baca juga: Temuan GeNose Terobosan Besar)
GeNose ini sampelnya berupa hembusan nafas yang kemudian ditampung dalam kantong plastik khusus. Baru dihubungkan dengan mesin pendeteksi. “Hingga detik ini kami sudah analisis data, akurasinya masih sekitar 95%. Akurasi ini kecocokan hasil deteksi ini (GeNose) dengan PCR,” ujar salah satu Tim Peneliti UGM Kuwat Triyana saat dihubungi SINDOnews, Minggu (13/12/2020). (Baca juga: Alat Deteksi Covid-19 UGM Tinggal Menunggu Tanggapan Kemenkes)
Kuwat menerangkan sensitivitas GeNose dalam mendeteksi Covid-19 itu 89%. Sebelumnya, mencapai 96%. “Turun ke 89%. Ini logis, mengapa? Mungkin sekarang (sampel) heterogen,” ucapnya. (Baca juga: Akurat Deteksi COVID-19, GeNose Buatan UGM Bakal Diproduksi Akhir Tahun)
Pada uji klinis tahap dua ini, Tim UGM melakukan tes di sembilan rumah sakit, antara lain, Sardjito (Yogyakarta) dan Polri (Jakarta). Hal ini untuk mengikuti aturan yang dipersyaratkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelum GeNose mendapatkan izin produksi massal dan edar. Kuwat mengklaim GeNose mampu menentukan seseorang positif atau negative Covid-19 hanya dalam tempo dua menit. Bandingkan dengan PCR, yang rata-rata membutuhkan waktu 1-5 hari.
Pola pendeteksian GeNose berbeda dengan yang ada sekarang. Selama ini, untuk mendeteksi Covid-19 mengandalkan beberapa metode, misalnya polymerase chain reaction (PCR) dan rapid tes. PCR itu mengambil sampel di sekitar rongga hidung dan mulut. (Baca juga: Temuan GeNose Terobosan Besar)
GeNose ini sampelnya berupa hembusan nafas yang kemudian ditampung dalam kantong plastik khusus. Baru dihubungkan dengan mesin pendeteksi. “Hingga detik ini kami sudah analisis data, akurasinya masih sekitar 95%. Akurasi ini kecocokan hasil deteksi ini (GeNose) dengan PCR,” ujar salah satu Tim Peneliti UGM Kuwat Triyana saat dihubungi SINDOnews, Minggu (13/12/2020). (Baca juga: Alat Deteksi Covid-19 UGM Tinggal Menunggu Tanggapan Kemenkes)
Kuwat menerangkan sensitivitas GeNose dalam mendeteksi Covid-19 itu 89%. Sebelumnya, mencapai 96%. “Turun ke 89%. Ini logis, mengapa? Mungkin sekarang (sampel) heterogen,” ucapnya. (Baca juga: Akurat Deteksi COVID-19, GeNose Buatan UGM Bakal Diproduksi Akhir Tahun)
Pada uji klinis tahap dua ini, Tim UGM melakukan tes di sembilan rumah sakit, antara lain, Sardjito (Yogyakarta) dan Polri (Jakarta). Hal ini untuk mengikuti aturan yang dipersyaratkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelum GeNose mendapatkan izin produksi massal dan edar. Kuwat mengklaim GeNose mampu menentukan seseorang positif atau negative Covid-19 hanya dalam tempo dua menit. Bandingkan dengan PCR, yang rata-rata membutuhkan waktu 1-5 hari.
(cip)