Jadi Panutan, Ulama Harus Tunjukkan Sikap dan Perilaku Baik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dakwah hakikatnya mengajak kepada kebaikan.Oleh karena itu berdakwah harus dengan cara yang baik. Seperti itu metode yang dilakukan para penyebar Islam awal dengan menginternalisasikan nilai Islam dalam konteks lokalitas dengan cara santun dan sejuk.
Bendahara Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Andi Nurhiyari Jamaro mengatakan bicara keteladanan, yang paling penting dimulai dari sikap. Sebab hal itu yang akan ditiru oleh umat atau yang akan menjadi panutan bagi mereka.
”Karena ulama itu kan panutan, oleh karena itu sangat penting bagi ulama untuk menunjukkan sikap yang baik maupun dari cara bertutur katanya,” kata Hj Andi Nurhiyari Jamaro, di Jakarta, Jumat 4 Desember 2020.(
)
Menurut dia, ulama itu selalu menjadi patron, yang mana apa yang dia ucapkan pasti akan diikuti oleh pengikutnya dan dianggap itu adalah sesuatu yang benar dan akan ditiru.
Untuk itu, dia mengingatkan bahwa para pemuka agama atau tokoh agama itu harus menjaga betul sikap dan tutur katanya.
”Kalau masyarakat sendiri yang menjadi pilihannya pasti yang dia idolakan sesuai dengan dirinya. Karena biasanya ulama-ulama yang diikuti ini dianggap bisa memberikan jalan keluar atau memberi kebutuhan-kebutuhan spirit kepada masyarakat,” ucap Andi.( )
Dia berharap agar masyarakat bisa memilah ulama-ulama dari tutur kata dan cara bersikapnya. Karena menurut dia, masyarakat sendiri sekarang sudah sangat cerdas. Karena di dalam pelajaran agama juga sudah diajarkan tata krama dan sopan santun.
”Maka kalau dari awal dia sudah belajar, harusnya dia juga sudah paham itu, tidak boleh untuk mencaci orang dan sebagainya. Karena ada cara yang lebih sopan dan santun, kalau memang ada masalah ya tentunya bisa dibicarakan,” tuturnya.
Dia juga berharap kepada para generasi muda supaya untuk lebih selektif, jangan terlalu cepat menanggapi jika ada sesuatu hal. Harus dikaji terlebih dahulu baru kemudian ditanggapi.
Andi berharap para generasi muda tidak ikut-ikutan kalau tidak paham dengan apa sesungguhnya tujuan sebenarnya dari suatu gerakan. Andi sendiri juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi hal ini.
”Yang namanya upaya itu tidak boleh hanya berpaku pada satu tingkat, tentunya harus terus dan terus untuk ditingkatkan. Karena persoalannya juga tidak berhenti disitu, pasti berkembang terus,” jelasnya.
Upaya dari pemerintah sendiri menurutnya sudah cukup bagus, tapi memang harus juga tetap mengikuti kebutuhan yang ada. Bahkan Andi mengapresiasi upaya yang dilakukan pemerintah khususnya melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang telah membentuk gugus tugas pemuka agama. Karena menurutnya itu adalah suatu upaya yang baik untuk dilakukan oleh pemerintah.
”Ini adalah suatu langkah bagus, karena di sini sudah menghimpun semua tokoh-tokoh. Saya berharap dari sini nanti ada semacam SOP tentang apa yang harusnya disampaikan bersama sehingga tidak ada penafsiran sendiri-sendiri, tapi pemahamannya sama dari setiap tokoh agama ini bagaimana menanggulangi radikalisme dan terorisme ini. Jadi tidak ada perbedan pandangan dalam menyikapi hal ini,” ujarnya.
Lihat Juga: Ulama Sepuh dan Ribuan Warga 21 Kecamatan Lombok Timur Kukuhkan Dukungan untuk Rohmi-Firin
Bendahara Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Andi Nurhiyari Jamaro mengatakan bicara keteladanan, yang paling penting dimulai dari sikap. Sebab hal itu yang akan ditiru oleh umat atau yang akan menjadi panutan bagi mereka.
”Karena ulama itu kan panutan, oleh karena itu sangat penting bagi ulama untuk menunjukkan sikap yang baik maupun dari cara bertutur katanya,” kata Hj Andi Nurhiyari Jamaro, di Jakarta, Jumat 4 Desember 2020.(
Baca Juga
Menurut dia, ulama itu selalu menjadi patron, yang mana apa yang dia ucapkan pasti akan diikuti oleh pengikutnya dan dianggap itu adalah sesuatu yang benar dan akan ditiru.
Untuk itu, dia mengingatkan bahwa para pemuka agama atau tokoh agama itu harus menjaga betul sikap dan tutur katanya.
”Kalau masyarakat sendiri yang menjadi pilihannya pasti yang dia idolakan sesuai dengan dirinya. Karena biasanya ulama-ulama yang diikuti ini dianggap bisa memberikan jalan keluar atau memberi kebutuhan-kebutuhan spirit kepada masyarakat,” ucap Andi.( )
Dia berharap agar masyarakat bisa memilah ulama-ulama dari tutur kata dan cara bersikapnya. Karena menurut dia, masyarakat sendiri sekarang sudah sangat cerdas. Karena di dalam pelajaran agama juga sudah diajarkan tata krama dan sopan santun.
”Maka kalau dari awal dia sudah belajar, harusnya dia juga sudah paham itu, tidak boleh untuk mencaci orang dan sebagainya. Karena ada cara yang lebih sopan dan santun, kalau memang ada masalah ya tentunya bisa dibicarakan,” tuturnya.
Dia juga berharap kepada para generasi muda supaya untuk lebih selektif, jangan terlalu cepat menanggapi jika ada sesuatu hal. Harus dikaji terlebih dahulu baru kemudian ditanggapi.
Andi berharap para generasi muda tidak ikut-ikutan kalau tidak paham dengan apa sesungguhnya tujuan sebenarnya dari suatu gerakan. Andi sendiri juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi hal ini.
”Yang namanya upaya itu tidak boleh hanya berpaku pada satu tingkat, tentunya harus terus dan terus untuk ditingkatkan. Karena persoalannya juga tidak berhenti disitu, pasti berkembang terus,” jelasnya.
Upaya dari pemerintah sendiri menurutnya sudah cukup bagus, tapi memang harus juga tetap mengikuti kebutuhan yang ada. Bahkan Andi mengapresiasi upaya yang dilakukan pemerintah khususnya melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang telah membentuk gugus tugas pemuka agama. Karena menurutnya itu adalah suatu upaya yang baik untuk dilakukan oleh pemerintah.
”Ini adalah suatu langkah bagus, karena di sini sudah menghimpun semua tokoh-tokoh. Saya berharap dari sini nanti ada semacam SOP tentang apa yang harusnya disampaikan bersama sehingga tidak ada penafsiran sendiri-sendiri, tapi pemahamannya sama dari setiap tokoh agama ini bagaimana menanggulangi radikalisme dan terorisme ini. Jadi tidak ada perbedan pandangan dalam menyikapi hal ini,” ujarnya.
Lihat Juga: Ulama Sepuh dan Ribuan Warga 21 Kecamatan Lombok Timur Kukuhkan Dukungan untuk Rohmi-Firin
(dam)