Ini Sebabnya Praktik Politik Uang Tak Ditangani Sampai Tuntas

Jum'at, 04 Desember 2020 - 07:45 WIB
loading...
Ini Sebabnya Praktik...
Perludem mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat praktik politik uang tak pernah ditangani sampai tuntas. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perjalanan tahapan Pilkada 2020 telah di ambang fase yang paling menentukan yaitu, masa tenang dan pemungutan suara. Di masa tenang sebelum pemungutan suara pilkada serentak pada 9 Desember 2020, ada potensi besar maraknya politik uang .

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati mengatakan langkah pertama menjelang pemungutan adalah membersihkan alat peraga kampanye yang terpasang di tempat-tempat umum.

Kemudian, penyelenggara memastikan logistik terdistribusi tepat waktu. Ombudsman Republik Indonesia mengungkapkan APD 72 persen Komisi Pemilihan Umum Daerah belum menyalurkan APD.

“APD ini bukan hanya pelengkap, tetapi harus ada di TPS. Orang mau datang ke TPS karena ada jaminan kesehatan dan keselamatan. Kalau itu enggak ada, nanti orang bertanya-tanya datang ke TPS itu aman atau enggak,” ujar saat dihubungi SINDOnews, Kamis (3/12/2020).

(Baca: Lusa Masa Tenang Pilkada 2020, Catat Sejumlah Potensi Pelanggaran Ini)

Ninis, sapaan akrabnya, mewanti-wanti mengenai “serangan fajar” yang bisa terjadi masa tenang hingga waktu pemungutan suara. Salah satu lembaga survei nasional, Indikator Politik, menyatakan masyarakat cukup permisif terhadap politik uang.

Godaan itu diprediksi akan sulit ditolak karena kondisi ekonomi mereka sedang tidak baik. Dia meminta Bawaslu dan aparat keamanan untuk mengawasi titik rawan pelanggaran-pelanggaran pilkada.

Bahkan, politik uang sudah masuk kategori pidana. “Jangan sampai malah itu makin masif. Ketika semua fokus di protokol kesehatan, yang lain malah tidak terawasi secara efektif,” ucap Ninis.

Politik uang ini sudah lama terjadi, tetapi sulit diendus. Ninis menerangkan ada banyak faktor yang membuat politik uang tetap ada.

(Baca: Perludem Kritisi Penggunaan Sirekap di Pilkada Serentak 2020)

Pertama, regulasinya menyatakan pemberi dan penerima bisa dipidana. Masyarakat menjadi takut untuk melaporkan. Kedua, waktu pelaporan dibatasi hanya tiga hari sejak kejadian.

“Orang-orang kan tidak tahu, mungkin baru melaporkan seminggu kemudian. Ketika melaporkan sudah kadaluarsa. Banyak lubang-lubang untuk menjerat. Kalau sampai ketahuan aktor intelektualnya bisa didiskualifikasi. Namun, proses di Gakkumdu itu panjang dan ada batas waktu. Itu sulit membuat tuntas,” paparnya.

(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)

Terkait kemungkinan keramaian di TPS, Ninis menyatakan tentu harus ada pembatasan. Namun, harus tetap transparan.

“Pembatasan ini bukan kita tidak boleh lihat sama sekali. Dengan memanfaatkan, media-media yang ada jadi terbuka. Lalu, disebarkan dengan medsos sehingga masyarakat bisa mengontrol,” pungkasnya.

(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Website Perludem Diretas...
Website Perludem Diretas Jadi Situs Judi Online
Bawaslu Minta KPU Percepat...
Bawaslu Minta KPU Percepat Tahapan PSU: Rawan Politik Uang!
DPR Jangan Hambat Parpol...
DPR Jangan Hambat Parpol Nonparlemen Jadi Peserta Pemilu
Soroti Biaya Tinggi...
Soroti Biaya Tinggi Pilkada, Bahlil: Kalau Dipertahankan, Mau Jadi Apa Demokrasi Kita?
Rekonsiliasi Jadi Tantangan...
Rekonsiliasi Jadi Tantangan Usai Pilkada Serentak 2024
Bawaslu Kaji 130 Laporan...
Bawaslu Kaji 130 Laporan Money Politics saat Masa Tenang dan Hari Pencoblosan
NasDem Siap Kawal Pemenangan...
NasDem Siap Kawal Pemenangan PSU Pilkada Siak
KPUD Jakarta Sambangi...
KPUD Jakarta Sambangi Rumah Rano Karno, Serahkan Undangan Penetapan Hasil Pilkada 2024
Gelar Mukernas, MUI...
Gelar Mukernas, MUI Dukung Usulan Presiden Prabowo agar Kepala Daerah Dipilih DPRD
Rekomendasi
Pertama Kali, India...
Pertama Kali, India Gunakan S-400 Rusia dan Drone Israel dalam Perang Melawan Pakistan
Pesan Kakak agar Luna...
Pesan Kakak agar Luna Maya Segera Punya Anak: Jaga Kesehatan
India Gunakan S-400...
India Gunakan S-400 Rusia, Tembak Jatuh 3 Jet Tempur Pakistan Termasuk F-16
Berita Terkini
Jaksa Hadirkan Penyidik...
Jaksa Hadirkan Penyidik KPK Rossa Purbo Jadi Saksi di Sidang Hasto Kristiyanto
Megawati Ungkap Prabowo...
Megawati Ungkap Prabowo Bolak-balik Tanya Kapan Dibikinin Nasi Goreng
Hari Ini Tim Kuasa Hukum...
Hari Ini Tim Kuasa Hukum Jokowi Datang ke Bareskrim
Wamenkop Jadi Ketua...
Wamenkop Jadi Ketua Pelaksana Harian Kopdes Merah Putih
10 Pejabat TNI AU Berganti,...
10 Pejabat TNI AU Berganti, Ini Nama-namanya
Kongres PDIP Digelar...
Kongres PDIP Digelar 2025, Megawati Hampir Pasti Kembali Jadi Ketum
Infografis
3 Bandara Ini Kembali...
3 Bandara Ini Kembali Mendapatkan Status Internasional
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved