Bakal Capres PDIP, Putri Mahkota atau Kader Populer?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo makin diperhitungkan sebagai bakal calon presiden. Dalam banyak survei, kader PDI Perjuangan (PDIP) ini menempati posisi teratas. Namun, untuk melenggang mulus maju sebagai capres, Ganjar diprediksi bakal menemui jalan terjal.
Popularitas dan elektabilitas boleh moncer, tetapi itu bukan jaminan bagi PDIP untuk mengusung kader potensialnya ini maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hambatan Ganjar adalah keberadaan Puan Maharani yang digadang-gadang akan diusung oleh partai pemenang pemilu ini. Isu yang beredar, Puan yang merupakan putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini disiapkan untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Baca: Apakah Amal Bisa Mengubah Takdir?)
Meski Puan sejauh ini tidak memiliki elektabilitas semoncer Ganjar , statusnya sebagai anak Megawati Soekarnoputri bisa membuat segalanya menjadi mudah. Karpet merah selalu siap dibentangkan untuk Ketua DPR tersebut untuk maju di pilpres.
Jika skenario memasangkan Prabowo dengan Puan yang juga Putri Mahkota berjalan mulus, lantas bagaimana nasib Ganjar? “Sulit bagi Ganjar diusung PDIP kalau masih ada Puan di sana,” kata pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno, kepada KORAN SINDO, Minggu (22/11). (Ikuti Survei Mencari Calon Presiden 2024: Caranya Klik di Sini)
Terus Menanjak
Empat hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia (IPI) pada tahun ini selalu menempatkan Ganjar di papan atas, bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Bahkan, pada survei IPI terakhir pada September, Ganjar Pranowo kokoh di posisi tertinggi, yakni dengan elektabilitas 18,7%. Menyusul di urutan kedua dan ketiga Prabowo Subianto (16,8%) serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (14,4%).
Namun, Ganjar bisa saja diusung PDIP jika bisa menyamai fenomena kemunculan Joko Widodo (Jokowi) jelang Pilpres 2014. Saat itu, Jokowi dengan pamor sebagai sosok sederhana dan merakyat melesat bak meteor. (Baca juga: Siap-siap! Seleksi PPK Guru Honorer Segera Dibuka)
Dari Wali Kota Solo lalu menjabat Gubernur DKI Jakarta, Jokowi menjadi rising star yang mengganggu kemapanan elite parpol yang hampir selalu mendominasi pencapresan. Didukung status sebagai media darling, elektabilitas Jokowi saat itu tidak terbendung. Megawati akhirnya “mengalah” oleh desakan kader dan konstituen. Meski sejatinya ia masih berpeluang menjadi capres, kesempatan diberikannya ke Jokowi.
( Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang calon presiden 2024 )
Keputusan Megawati memang tidak salah. Selain Jokowi akhirnya terpilih jadi presiden, pencalonannya juga menjadi coat tail effect bagi PDIP. Partai ini ikut terdongkrak suaranya di Pemilu Legislatif 2014 dan menjadi pemenang berkat efek Jokowi. Bahkan, Jokowi kembali terpilih untuk periode kedua pada Pilpres 2019.
Popularitas dan elektabilitas boleh moncer, tetapi itu bukan jaminan bagi PDIP untuk mengusung kader potensialnya ini maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hambatan Ganjar adalah keberadaan Puan Maharani yang digadang-gadang akan diusung oleh partai pemenang pemilu ini. Isu yang beredar, Puan yang merupakan putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini disiapkan untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Baca: Apakah Amal Bisa Mengubah Takdir?)
Meski Puan sejauh ini tidak memiliki elektabilitas semoncer Ganjar , statusnya sebagai anak Megawati Soekarnoputri bisa membuat segalanya menjadi mudah. Karpet merah selalu siap dibentangkan untuk Ketua DPR tersebut untuk maju di pilpres.
Jika skenario memasangkan Prabowo dengan Puan yang juga Putri Mahkota berjalan mulus, lantas bagaimana nasib Ganjar? “Sulit bagi Ganjar diusung PDIP kalau masih ada Puan di sana,” kata pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno, kepada KORAN SINDO, Minggu (22/11). (Ikuti Survei Mencari Calon Presiden 2024: Caranya Klik di Sini)
Terus Menanjak
Empat hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia (IPI) pada tahun ini selalu menempatkan Ganjar di papan atas, bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Bahkan, pada survei IPI terakhir pada September, Ganjar Pranowo kokoh di posisi tertinggi, yakni dengan elektabilitas 18,7%. Menyusul di urutan kedua dan ketiga Prabowo Subianto (16,8%) serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (14,4%).
Namun, Ganjar bisa saja diusung PDIP jika bisa menyamai fenomena kemunculan Joko Widodo (Jokowi) jelang Pilpres 2014. Saat itu, Jokowi dengan pamor sebagai sosok sederhana dan merakyat melesat bak meteor. (Baca juga: Siap-siap! Seleksi PPK Guru Honorer Segera Dibuka)
Dari Wali Kota Solo lalu menjabat Gubernur DKI Jakarta, Jokowi menjadi rising star yang mengganggu kemapanan elite parpol yang hampir selalu mendominasi pencapresan. Didukung status sebagai media darling, elektabilitas Jokowi saat itu tidak terbendung. Megawati akhirnya “mengalah” oleh desakan kader dan konstituen. Meski sejatinya ia masih berpeluang menjadi capres, kesempatan diberikannya ke Jokowi.
( Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang calon presiden 2024 )
Keputusan Megawati memang tidak salah. Selain Jokowi akhirnya terpilih jadi presiden, pencalonannya juga menjadi coat tail effect bagi PDIP. Partai ini ikut terdongkrak suaranya di Pemilu Legislatif 2014 dan menjadi pemenang berkat efek Jokowi. Bahkan, Jokowi kembali terpilih untuk periode kedua pada Pilpres 2019.