Sandiaga Uno Minta Pengusaha Tak PHK Karyawan di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno menyarankan para pengusaha untuk tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) kepada karyawan mereka di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).
(Baca juga: Lanjutkan Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, PTUN Panggil KPU)
Menurut Sandi PHK harusnya menjadi opsi terakhir untuk menekan pengeluaran perusahaan atau usaha. (Baca juga: Nuklir Jadi Opsi Realistis Penyediaan Listrik Masa Depan)
"Yang punya usaha, pastikan PHK adalah opsi terakhir untuk menekan pengeluaran. Sekalipun harus mem-PHK pastikan hanya dirumahkan," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (18/11/2020).
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengakui tantangan pengusaha adalah menghadapi kesulitan seperti saat ini, omzet dan penjualan mereka menurun drastis.
Namun, Sandi sangat menyayangkan banyak perusahaan yang lansung memotong SDM untuk mengurangi pengeluaran. "Padahal ini adalah yang disebut sebagai cardinal mistake. Ini kesalahan yang sangat sangat fundamental, karena aset terpenting dari pada usaha adalah SDM (karyawan)," ujar Sandi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini selalu mengingatkan, pemotongan karyawan adalah opsi terakhir. Hal utama yang harus dilakukan perusahaan adalah efisiensi pengeluaran yang tidak esensial.
"Jadi efisiensi yang paling utama apalagi dilakukan di tengah pandemi adalah penghematan dari pengeluaran yang tidak esensial, pengeluaran yang tidak merupakan kebutuhan strategis," katanya.
Sandi yang merupakan pengusaha nasional mencontohkan dirinya yang biasanya memotong biaya promosi, biaya transportasi untuk menghemat pengeluaran perusahaan di tengah krisis.
"Kedua saya memperbaiki cashflow, dengan menunda kewajiban-kewajiban yang bisa ditunda. Misalnya kewajiban kepada perbankan, kewajiban kepada perusahaan pembiayaan itu yang saya tunda. Saya reschedule tapi saya lakukan dengan transparan jadi mereka juga nyaman," ungkapnya.
Selanjutnya, Pendiri Rumah Siap Kerja ini menyebutkan bila harus mengurangi karyawan harusnya tidak dilakukan PHK, tapi dirumahkan.
"Seandainnya kita harus mengurangi maka rumahkanlan karyawan, jangan di-PHK. Dirumahkan dan diberi tugas, mungkin kalau kita di bidang food and beverage, jadikan mereka reseller," tegasnya.
"Jadikan mereka agen pemasaran, jadikan mereka salah satu bagian dari ekosistem ghost kitchen. Pastikan berbagi dengan karyawan, karena mereka adalah penggerak ekonomi kita. Karyawan ini adalah bagian menengah ke bawah, mereka adalah elemen yang bisa memompa konsumsi kita," pungkasnya.
(Baca juga: Lanjutkan Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, PTUN Panggil KPU)
Menurut Sandi PHK harusnya menjadi opsi terakhir untuk menekan pengeluaran perusahaan atau usaha. (Baca juga: Nuklir Jadi Opsi Realistis Penyediaan Listrik Masa Depan)
"Yang punya usaha, pastikan PHK adalah opsi terakhir untuk menekan pengeluaran. Sekalipun harus mem-PHK pastikan hanya dirumahkan," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (18/11/2020).
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengakui tantangan pengusaha adalah menghadapi kesulitan seperti saat ini, omzet dan penjualan mereka menurun drastis.
Namun, Sandi sangat menyayangkan banyak perusahaan yang lansung memotong SDM untuk mengurangi pengeluaran. "Padahal ini adalah yang disebut sebagai cardinal mistake. Ini kesalahan yang sangat sangat fundamental, karena aset terpenting dari pada usaha adalah SDM (karyawan)," ujar Sandi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini selalu mengingatkan, pemotongan karyawan adalah opsi terakhir. Hal utama yang harus dilakukan perusahaan adalah efisiensi pengeluaran yang tidak esensial.
"Jadi efisiensi yang paling utama apalagi dilakukan di tengah pandemi adalah penghematan dari pengeluaran yang tidak esensial, pengeluaran yang tidak merupakan kebutuhan strategis," katanya.
Sandi yang merupakan pengusaha nasional mencontohkan dirinya yang biasanya memotong biaya promosi, biaya transportasi untuk menghemat pengeluaran perusahaan di tengah krisis.
"Kedua saya memperbaiki cashflow, dengan menunda kewajiban-kewajiban yang bisa ditunda. Misalnya kewajiban kepada perbankan, kewajiban kepada perusahaan pembiayaan itu yang saya tunda. Saya reschedule tapi saya lakukan dengan transparan jadi mereka juga nyaman," ungkapnya.
Selanjutnya, Pendiri Rumah Siap Kerja ini menyebutkan bila harus mengurangi karyawan harusnya tidak dilakukan PHK, tapi dirumahkan.
"Seandainnya kita harus mengurangi maka rumahkanlan karyawan, jangan di-PHK. Dirumahkan dan diberi tugas, mungkin kalau kita di bidang food and beverage, jadikan mereka reseller," tegasnya.
"Jadikan mereka agen pemasaran, jadikan mereka salah satu bagian dari ekosistem ghost kitchen. Pastikan berbagi dengan karyawan, karena mereka adalah penggerak ekonomi kita. Karyawan ini adalah bagian menengah ke bawah, mereka adalah elemen yang bisa memompa konsumsi kita," pungkasnya.
(maf)