Partai Baru Bermunculan, Elite Diingatkan Tak Sekadar Hobi Bikin Parpol

Kamis, 12 November 2020 - 14:36 WIB
loading...
Partai Baru Bermunculan, Elite Diingatkan Tak Sekadar Hobi Bikin Parpol
Saat ini sudah mulai lahir dan bermunculan partai politik baru yang dideklarasikan oleh sejumlah tokoh masyarakat dengan bermacam varian dan warna politik. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Panggung politik 2024 masih cukup jauh. Tapi saat ini sudah mulai lahir dan bermunculan partai politik ( parpol ) baru yang dideklarasikan oleh sejumlah tokoh masyarakat dengan bermacam varian dan warna politik.

(Baca juga: Massa Penjemput Habib Rizieq Dipersoalkan, Ustaz Haikal: Cinta Itu Resonansi)

Dari data yang dihimpun SINDOnews, setidaknya sudah muncul empat partai baru jelang Pemilu 2024. Empat partai itu antara adalah, Gelombang Rakyat (Gelora), Partai Usaha Kecil Menengah (UKM), Partai Ummat dan Masyumi Reborn. Keempat partai itu dinilai tengah mencoba peruntungan di 2024.

(Baca juga: Bawaslu Usul Sirekap Tak Digunakan di Pilkada 2020)

Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Reseach and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab menganggap, kemunculan partai baru sudah 'jamak' dan biasa dalam momentum politik di Indonesia. Ia melihat, faktor sistem kepartaian yang belum stabil picu menjamurnya partai-partai politik di Indonesia.

"Problemnya apa yang partai baru ini tawarkan kepada ceruk pemilih? Saya melihat warnanya masih sama, cuma kemasan saja yang berbeda. Modelnya ya gitu-gitu, aja, mungkin modalnya yang beda-beda" kata Fadhli saat dimintai komentar SINDOnews, Kamis (12/11/2020).

Fadhli menuturkan, sebelum 4 partai baru ini lahir, sudah ada beberapa partai baru yang menjadi kontestan pemilu 2019. Namun partai ini dianggap gagal membawa kader-kader mereka duduk sebagai wakil rakyat di Senayan.

Pemicunya, selain sempitnya waktu bagi mereka menggalang konsolidasi, juga faktor ambang batas atau parlementariat threshold (PT) yang dipatok di angka 4 persen saat itu. Sehingga, tak jarang partai baru itu hanya mendapat predikat sebagai partai 'nol koma'.

"Nah partai-partai baru ini mau berebut ceruk yang seperti apa? Kalo mau jujur klaster pemilih juga sudah dikapling-kapling partai yang udah ada, utamanya partai mapan. Paling mungkin ceruk milenial, ini pun disasar mereka juga," ujarnya.

Dengan demikian, Analis Politik asal UIN Jakarta ini menyarankan agar ada diferensiasi atau pembeda yang jelas dari partai baru tersebut. Ia menilai, jika partai baru tak keluar dari pakem lama, maka potensi mengambil ceruk pemilih akan sulit terwujud.

Di sisi lain, partai-partai baru ini juga harus berjuang agar lolos verifikasi faktual di Kemenkumham bagi yang belum mendaftar, dan nantinya mereka juga harus lolos dari verifikasi KPU sebagai peserta pemilu.

"Jadi tantangan cukup besar. Maka elit kita itu gak sekedar hobi bikin partai, tapi imajinasi berpartai juga harus ada supaya muncul ide-ide kreatif. Kaderisasi politik itu menjadi penting untuk meyakinkan rakyat," pungkas dia.

Untuk diketahui, sampai di penghujung tahun 2020 ini sudah dideklarasikan 4 partai baru yakni Gelora, UKM, Ummat dan Masyumi Reborn. Gelora didirikan para tokoh sentral yang pernah menjadi petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yakni Anis Matta, Fahri Hamzah dan Mahfud Sidiq. Sementara UKM didirikan tokoh yang peduli UKM seperti Bustan Pinrang dan Syafrudin Budiman.

Adapun Partai Ummat, partai yang diprakarsai oleh tokoh reformasi sekaligus pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais. Ditengarahi partai ini lahir dari konflik internal PAN yang saat ini dipimpin Zulkifli Hasan.

Terakhir, Partai Masyumi Reborn dibangunkan kembali melalui Badan Penyelidik Usaha-usaha Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) yang diketuai KH Ahmad Cholil Ridwan. Masyumi Reborn dikabarkan didukung tokoh Islam seperti Ustaz Abdul Somad dan tengah meminta kesediaan Habib Rizieq Shihab untuk bergabung.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1082 seconds (0.1#10.140)