Raih Simpati Publik Lewat Habib Rizieq
loading...
A
A
A
JAKARTA – Kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS) dimanfaatkan politisi maupun pengurus partai politik untuk cari panggung. Mereka berlomba sowan dan memberikan pernyataan di hadapan media untuk mencari simpati publik.
Sejak kedatangan HRS Selasa pagi (10/11/2020) yang disambut gegap gempita pendukungnya, para politisi silih berganti datang ke Petamburan, Jakarta Pusat. Mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, dan politisi senior Amien Rais serta Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu. Selain itu, ada juga deklator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Marwan Batubara.
Kehadiran para politisi maupun pengurus Parpol ini merupakan hal wajar. Dengan basis pendukung yang kuat, HRS dinilai mempunyai potensi electoral yang kuat. HRS juga dinilai mempunyai popularitas tinggi di kalangan pemilih muslim. Apalagi sikap dan pernyataan HRS yang kritis kepada pemerintah berpotensi menyatukan massa mengambang yang kecewa dengan kinerja pemerintah. (
Pria yang akrab disapan Hensat ini menyarankan sebaiknya HRS tetap berada di jalur dakwah dan tidak masuk politik. Menurutnya dengan tetap berada di jalur dakwah maka daya tawar HRS tetap tinggi dibandingkan jika harus bergabung menjadi kader satu partai politik. "Kan dia ini sebetulnya sibuknya dia karena permasalahan agama aja," ujar Direktur Eksekutif KedaiKOPI itu.
Sejak kedatangan HRS Selasa pagi (10/11/2020) yang disambut gegap gempita pendukungnya, para politisi silih berganti datang ke Petamburan, Jakarta Pusat. Mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, dan politisi senior Amien Rais serta Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu. Selain itu, ada juga deklator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Marwan Batubara.
Kehadiran para politisi maupun pengurus Parpol ini merupakan hal wajar. Dengan basis pendukung yang kuat, HRS dinilai mempunyai potensi electoral yang kuat. HRS juga dinilai mempunyai popularitas tinggi di kalangan pemilih muslim. Apalagi sikap dan pernyataan HRS yang kritis kepada pemerintah berpotensi menyatukan massa mengambang yang kecewa dengan kinerja pemerintah. (
Pria yang akrab disapan Hensat ini menyarankan sebaiknya HRS tetap berada di jalur dakwah dan tidak masuk politik. Menurutnya dengan tetap berada di jalur dakwah maka daya tawar HRS tetap tinggi dibandingkan jika harus bergabung menjadi kader satu partai politik. "Kan dia ini sebetulnya sibuknya dia karena permasalahan agama aja," ujar Direktur Eksekutif KedaiKOPI itu.
(war)