Ini Penjelasan Ketua Tim Riset Unpad terkait Proses Penemuan Vaksin COVID-19

Selasa, 10 November 2020 - 14:22 WIB
loading...
Ini Penjelasan Ketua Tim Riset Unpad terkait Proses Penemuan Vaksin COVID-19
Vaksin Sputnik V yang dikembangkan Institute Gamaleya Moskow untuk memerangi virus corona. FOTO/REUTERS/Tatyana Makeyeva
A A A
JAKARTA - Salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah dengan vaksin. Berbagai negara, termasuk Indonesia juga sedang berjuang untuk menemukan vaksin COVID-19 . Lalu, bagaimana proses vaksin sehingga dapat digunakan?

"Jadi kalau perkembangan suatu vaksin itu dimulai dari mencari antigennya dulu ya, bakal vaksin ya. Bakal vaksin itu diuji coba dulu secara fisika dan kimia, stabil atau nggak," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjajaran (Unpad), Kusnandi Rusmil dalam dialog khusus KCP PEN secara virtual, Selasa (10/11/2020).

Kemudian, jelas Kusnandi, ketika antigen sudah stabil secara fisika dan kimia, baru masuk kepada proses uji coba pada binatang, biasanya pada tikus dan pada monyet. "Pada tikus dan monyet itu disuntik, suntiknya itu bukan biasa tapi intra vena. Kemudian itu dilihat dampaknya pada organ-organ tubuh, paru-paru dilihat dampaknya, otak dilihat dampaknya, di usus dia dilihat dampaknya," paparnya. ( )

Kusnandi melanjutkan, jika dalam proses uji coba pada binatang telah dihasilkan dampaknya barulah diujikan kepada manusia. "Nah kalau itu udah bagus dampaknya ya, itu baru bisa dilakukan uji klinis pada manusia. Uji klinis kepada manusia itu dilakukan kurang lebih antara 80-100 orang. Itu dilihat keamanannya pada fase satu dan dilihat juga imonogiunitasnya," tuturnya.

Kusnandi menjelaskan, pada uji coba fase dua ini, di samping keamanannya, juga dilihat imogiunitas dan dosis. "Dan itu biasanya uji coba pada ratusan orang. Kalau tadi fase satu sekitar 80 orang, fase dua sekitar ratusan orang. Dan itu biasanya dilihat dosis dan sebagainya," katanya.

Selanjutnya adalah uji coba fase tiga yang harus dilakukan kepada ribuan orang dan di banyak tempat. "Nah kemudian fase tiga itu baru ribuan. Ribuan ini harus di banyak tempat, kemudian dilihat apakah itu hasilnya sama atau tidak," katanya. ( )

Kusnandi mengatakan bahwa uji coba fase tiga vaksin Covid-19, dilakukan bersama-sama dengan Brazil, Uni Emirat Arab, Turki dan India. "Nanti itu WHO akan melihat hasilnya. Apakah sama atau tidak. Kalau hasilnya sama, nanti dia akan memberikan suatu disposisi bahwa vaksin ini bisa digunakan di seluruh dunia begitu. Di Indonesia, itu yang menilai adalah Badan POM, nanti Badan POM yang mengirim surat kepada WHO," kata Kusnandi.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2512 seconds (0.1#10.140)