Monitor Perubahan Perilaku, Satgas: 20 Juta Orang Dipantau Disiplin Prokes

Senin, 09 November 2020 - 15:21 WIB
loading...
Monitor Perubahan Perilaku,...
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 (virus Corona), Wiku Adisasmito. Foto/ Istimewa
A A A
JAKARTA - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 (virus Corona), Wiku Adisasmito mengatakan dalam sebulan lebih beroperasi, alat memonitor perubahan perilaku 3M di masyarakat, sebanyak 20 juta orang dipantau disiplin protokol kesehatan.

(Baca juga: Dengan Kondisi Sekarang, Habib Rizieq Diimbau Jangan Pulang Dulu)

Wiku mengatakan, pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 8 bulan. Dan kegiatan masyarakat juga sebagian sudah mulai kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

(Baca juga: Penempatan Pekerja Migran Dinilai Harus Sesuai Nilai Kemanusiaan)

"Kami di Satgas memiliki alat monitor tentang perilaku yang ada di masyarakat. Dan sudah kita operasikan sebulan lebih," kata Wiku di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (9/11/2020).

"Jadi kami bekerja sama dengan TNI, Polri, Satpol PP dan Duta perubahan perilaku yang ada di seluruh Indonesia. Anggota TNI lebih dari 90.000 menyebar di seluruh Indonesia, anggota Polri hampir 200.000 dan juga ribuan Satpol PP dan Duta perubahan perilaku,” ungkap Wiku.

Wiku mengatakan ada sebanyak 500 laporan masuk per detik ke alat monitoring perubahan perilaku. Dan kini, dalam sebulan lebih bekerja sebanyak 20 juta orang dipantau disiplin protokol kesehatan.

"Mereka melaporkan setiap hari, setiap jam tentang penerapan protokol 3M itu di masyarakat, dan real time difoto dan dikirimkan kepada kami, laporannya sekitar 500 laporan per detik dari seluruh Indonesia. Dan saat sekarang ini sudah ada 20 juta orang yang dipantau. Dan dari 4.500.000 titik yang dipantau di seluruh Indonesia," jelas Wiku.

Dari laporan ini, kata Wiku, Satgas akan menilai kepatuhan individu dan institusi. "Ternyata kepatuhan individunya menggunakan masker salah satu contohnya relatif mereka sudah menggunakan masker, ada sekitar 20% yang belum menggunakan belum tertib menggunakan masker. Begitu juga dengan menjaga jarak dan juga cuci tangan," katanya.

"Selain itu kita juga lihat kepatuhan institusi. Jadi kalau tadi sudah dijelaskan oleh para menteri tentang ekonomi yang sudah berjalan dan modal kita ke depan, ternyata kedisiplinan yang menangani termonitor. Dan memang belum seluruhnya disiplin, tetapi itu yang harus kita kerjakan," tambahnya.

Sehingga selama 8 bulan ini, ungkap Wiku terlihat bahwa semua individu maupun institusi sudah mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru.

"Dan lonjakan kasus tidak terjadi dengan drastis karena data-data menunjukkan angka kasus aktifnya turun terus, angka kesembuhannya naik terus, kesembuhan naik itu berarti mereka lebih dini melaporkan atau menerima treatment dari rumah sakit dan juga obat-obatan dan seterusnya oleh tenaga kesehatan juga semakin mampu mereka," ungkapnya.

Kata Wiku, ini adalah modal untuk pembangunan ekonomi ke depan, pemulihan ekonomi nasional. "Jadi kalau kita lihat sebenarnya kendali ada terus di pemerintah dan masyarakat juga bisa melihat sendiri kondisinya, karena ini juga asalnya juga dari masyarakat. Semakin kita bisa menjaga perilaku kita secara kolektif dan disiplin, maka tentunya kita juga bisa mulai start untuk pemulihan ekonomi nasional," tegasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1034 seconds (0.1#10.140)