Kepulangan Habib Rizieq Sudah Dinantikan Pengikutnya

Minggu, 08 November 2020 - 13:10 WIB
loading...
Kepulangan Habib Rizieq Sudah Dinantikan Pengikutnya
Ketua Dewan Penasihat LBH Yusuf, Ari Yusuf Amir menilai kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) sudah dinantikan para pengikutnya. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Dewan Penasihat LBH Yusuf, Ari Yusuf Amir menilai kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) sudah dinantikan para pengikutnya. Adapun Habib Rizieq, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu dikabarkan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa 10 November 2020.

Ari Yusuf mengaku selama 20 tahun lebih mengikuti kegiatan Habib Rizieq, tidak ada satupun kiprah dan tindakan Habib Rizieq yang bisa diklasifikasikan mengancam keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila. “Sebaliknya, bila dicermati, justru ucapan dan tindakannya sangat tepat untuk digunakan bagi usaha memperkuat moral dan ketahanan bangsa dan negara yang tercinta ini,” ujar Ari kepada wartawan, Minggu (8/11/2020). (Baca juga: Jelang Habib Rizieq Pulang, Baliho dan Poster 'Ramaikan' Petamburan)

Dia menilai banyak kiprah dan bakti Habib Rizieq bersama para pengikutnya yang bermanfaat untuk bangsa dan negara tanpa pamrih. Semua dilakukannya di luar kedudukan formal dan tanpa dukungan fasilitas negara. “Banyak pula bukti tentang kiprah HRS bersama organisasinya di lapangan, yang sangat konstruktif dan bermanfaat secara langsung bagi warga,” kata pria yang pernah beberapa kali menjadi pengacara HRS itu kepada media, di Jakarta,

Dirinya mencatat sejumlah kontribusi positif yang dilakukan Habib Rizieq untuk negara dan bangsa ini. Pertama, kata dia, aksi penyelamatan korban tsunami Aceh pada tahun 2004 dan penggalangan kerja sama anggota masyarakat untuk membangun kembali Aceh pasca bencana. “Warga Aceh mencatat dengan baik fakta ini,” ucap Ari.
Kepulangan Habib Rizieq Sudah Dinantikan Pengikutnya

Kedua, lanjut dia, HRS menjadi inisiator aktif di lapangan untuk menengahi para pihak yang bertikai dan mencari solusi dalam rangka upaya penyelesaian konflik horizontal di Poso (1998-2001) dan di Ambon (2002). Ketiga, lanjut Ari, HRS berperan aktif sebagai tokoh masyarakat yang membantu aparat keamanan dalam penegakan hukum terhadap pelaku Peristiwa Tanjung Priok, Kampung Melayu. “Dan langkah penertiban sosial di Jatinegara dan Kali Jodo, seluruhnya di Jakarta.”

Keempat, HRS melakukan gerakan masif dalam rangka syiar agama untuk membangun toleransi di tengah keberagaman di Nusantara dan menjadi bagian terpenting dalam aktivitas pendidikan nonformal yang diselenggarakan secara mandiri oleh organisasi nirlaba. Kelima, ketika masyarakat Jakarta menderita karena musibah banjir, HRS pula yang membantu pemerintah dalam menyediakan Posko Banjir bagi warga yang terkena musibah sejak 2014.

“Tentu masih banyak kiprah konstruktif HRS lainnya, seperti memotori pertemuan lintas etnis dan agama sejak 2006. Beliau juga inisiator dialog antarumat untuk memperkokoh toleransi beragama, kerjasama antarumat, dan menjaga kebhinekaan di negeri ini,” tutur Ari.

Menurut Ari, ketokohan Habib Rizieq terbentuk karena berlatar seorang pendidik. Sebelum dikenal luas sebagai pemimpin ormas FPI, HRS antara lain adalah kepala Madrasah Aliyah Jamiatul Khair. “Daya kritis beliau merupakan ciri khas seorang yang berkecimpung di lapangan pendidikan,” kata Ari. (Baca juga: Mahfud MD Diminta Ikut Jemput Habib Rizieq, Elite Jangan Mendramatisir Keadaan)

Lanjut dia, HRS adalah tokoh dari kalangan informal yang menjadi penyeimbang bagi negara dalam menegakkan moral di masyarakat dan aktor negara dalam menyelenggarakan tatanan berbangsa dan bernegara dengan baik dan benar. Kata dia, tidak ada satu pun bukti yang menunjukkan agenda politik di balik kiprah HRS. “Bahkan sejak 2004, ada jutaan warga FPI diberi kebebasan memilih siapapun dalam kontestasi politik, tanpa sekat-sekat keberpihakan,” papar Ari.

Lebih lanjut dia mengatakan, Habib Rizieq menjadi guru moral bagi umat yang mencintainya. Namum ironisnya, di sisi lain oleh sejumlah pihak, HRS dianggap sebagai aktor yang mengganggu bagi keleluasaan pelaku praktik kebathilan di masyarakat dan negara, sehingga secara ekstrim kerap diasosiasikan sebagai musuh negara.

Suara kebenaran untuk menuntut keadilan yang disuarakan Habib Rizieq dengan keras dan lantang dianggap sebagai perbedaan pendapat yang destruktif bagi sekelompok orang yang merasa merepresentasikan negara.

“Demo dan kritik yang disampaikannya, yang sejatinya sah dalam negara demokrasi, justru dikualifikasikan sebagai merongrong kekuasaan dan kewibawaan politik. Sikap ini disayangkan karena akan memundurkan kualitas demokrasi di negeri ini,” tuturnya.

Faktanya, kata Ari, banyak pihak yang gelisah karena kritik dalam dakwah HRS yang selalu disampaikannya dalam bahasa yang lugas, tegas, penuh sindiran yang menyinggung perasaan dan wibawa semu. “Namun semua itu bukanlah perbuatan melawan hukum dalam batas koridor konstitusi untuk kebebasan berpendapat di negeri ini,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan keberadaan tokoh sekaliber HRS dalam negara demokrasi, sangat penting untuk menjaga keseimbangan dalam membangun kesejahteraan oleh negara. Habib Rizieq adalah aktor non-negara yang memiliki kepedulian yang bersifat evaluatif, konstruktif, dan kritis terhadap penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa.
“Seyogyanya aktor-aktor negara justru memberikan respek kepadanya sebagai mitra dialog guna mengoreksi kealpaan dan kelalaian,” ucapnya.

Ari menuturkan sekali lagi Habib Rizieq bukanlah musuh negara. Kecuali oleh sekelompok orang yang menghendaki praktik monopoli yang merasa terganggu dalam memonopoli sumber daya negeriHRS selalu mendorong penegakan hukum terhadap anggota FPI yang melakukan pelanggaran hukum. Seandainya pemerintah mau membuka dialog dengan HRS, dipastikan HRS akan membuka diri. (Baca juga: Habib Rizieq Pulang, Nasdem: Tak Ada yang Penting untuk Diperdebatkan)

“Bagaimanapun selama ini HRS selalu bersedia berdialog dengan siapapun. Tentu saja sepanjang tidak ada “pemain”yang menodai upaya baik ini,” kata Ari.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2280 seconds (0.1#10.140)