Saatnya Tingkatkan Ambisi dan Aksi Iklim

Kamis, 05 November 2020 - 05:57 WIB
loading...
Saatnya Tingkatkan Ambisi dan Aksi Iklim
Alok Sharma
A A A
Alok Sharma
Menteri Inggris untuk Bisnis, Energi dan Strategi Industrial/Menteri Inggris untuk COP26

MINGGU ini tepat satu tahun menjelang diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim Global COP26 di Inggris. KTT ini akan menjadi momen penting bagi dunia untuk bersatu dan menyetujui langkah-langkah ambisius demi mencegah bencana pemanasan global di planet kita.

Perubahan iklim adalah masalah yang sangat penting, tidak hanya saat kita tengah menghadapi pandemi global Covid-19, melainkan untuk tahun-tahun dan dekade mendatang.

Saat dunia sedang menghadapi virus korona, bahaya pemanasan global terus menjadi lebih nyata. Tahun ini saja, kita telah menyaksikan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Siberia, banjir bandang di Afrika Timur, dan kebakaran hutan yang melanda wilayah luas di Amerika Serikat bagian Barat. Di Asia, selama 2020 telah terjadi banjir monsun terburuk dalam beberapa dekade yang membawa dampak terhadap banyak negara termasuk China, Thailand, Korea Selatan, Myanmar, India, dan Vietnam.

Laporan Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon Pemerintah Indonesia sendiri juga mendapati adanya risiko tinggi akibat perubahan iklim bagi Indonesia termasuk terhambatnya produksi beras akibat curah hujan yang tidak menentu, kerusakan terumbu karang akibat kenaikan suhu laut, dan peningkatan risiko banjir, kebakaran hutan, serta bencana alam lainnya.

Saat negara-negara terus berjuang menghadapi dampak pandemi Covid-19, mereka juga menghadapi pilihan penting, yaitu berinvestasi dan membangun kembali ekonomi atau bisnis yang lebih hijau atau tetap menerapkan sistem investasi lama yang (berpotensi) mencemarkan lingkungan hingga beberapa dekade mendatang.

Sebagai Presiden COP26 yang baru, saya merasa terdorong dengan apa yang telah saya lihat sejauh ini tentang inisiatif pemerintah dan bisnis yang bersatu dan bekerja sama dalam mencapai target emisi nol bersih pada 2050.

Pada bulan September, Presiden Xi Jinping mengumumkan bahwa China akan mencapai netralitas karbon sebelum 2060. Minggu lalu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengumumkan bahwa kedua negara sepakat akan mencapai netralitas karbon pada 2050. Menurut Climate Action Tracker, kini terdapat 126 negara, yang secara bersama-sama bertanggung jawab atas lebih dari separuh emisi global, yang telah mengumumkan komitmen serupa untuk mencapai emisi nol bersih.

Lebih dari 1.000 perusahaan besar sejauh ini juga telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, termasuk perusahaan minyak dan gas besar Inggris seperti BP (Beyond Petroleum) dan Shell serta bank-bank besar bertaraf internasional seperti Barclays dan HSBC.

Pemerintah dan kalangan bisnis menyadari bahwa menetapkan target yang jelas akan memberikan kepastian bagi investor dan perusahaan, yang juga sangat diperlukan jika kita ingin mencapai komitmen yang disepakati semua negara berdasarkan Perjanjian Paris.

Para pemimpin dunia yang ambisius telah membuat awal yang sangat positif. Namun, saat ini masih banyak hal yang harus dilakukan. Menangani dan beradaptasi dengan perubahan iklim harus dilakukan sekarang juga dan, sama-sama kita sadari, tidak bisa ditunda

Pada 12 Desember 2021, Inggris akan menjadi tuan rumah KTT Ambisi Iklim bersama dengan PBB dan Prancis serta dalam kemitraan dengan Cile dan Italia untuk menandai peringatan lima tahun kesepakatan perubahan iklim yang sangat penting, yaitu Perjanjian Paris.

Setiap negara yang tunduk pada Perjanjian Paris akan diundang ke acara daring yang akan berfokus pada tindakan untuk mengurangi emisi dan membangun ketahanan terhadap dampak iklim, baik melalui adaptasi ataupun melalui pendanaan iklim.

Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mengatasi perubahan iklim dan Inggris bangga atas kemitraan antara kedua negara dalam masalah iklim serta lingkungan. Indonesia memiliki potensi untuk menunjukkan kepemimpinan yang lebih kuat di bidang ini–karena Indonesia berada pada posisi yang sangat tepat untuk memanfaatkan masa depan energi bersih dan menjadi “negara adidaya” energi terbarukan. Indonesia telah menetapkan target ambisius sebesar 23% dari total penggunaan energi akan berasal dari sumber terbarukan pada 2025, dari sekitar 10% pada saat ini. Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan potensi energi terbarukan tertinggi di dunia. Laporan Prakarsa Pembangunan Rendah Karbon Indonesia menunjukkan bahwa peningkatan ambisi dalam pembangunan rendah karbon juga menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan lebih berkelanjutan.

Menetapkan target yang jelas untuk pengurangan emisi, dalam peningkatan “kontribusi yang ditentukan secara nasional” (Nationally Determined Contribution atau NDC), dan komitmen untuk bekerja menuju emisi karbon nol bersih pada tanggal yang ditentukan, akan menjadi sinyal yang kuat bagi investor dan bisnis di sektor rendah karbon. Langkah ini menandakan bahwa bisnis pada sektor ini akan dapat bertumbuh di Indonesia, dan menjadikan Indonesia sebagai tempat yang menarik untuk berbisnis. Selain itu, peningkatan ambisi dari Indonesia juga menunjukkan kepemimpinannya di kawasan ASEAN.

Saya menyerukan kepada semua negara untuk membawa ambisi tertinggi mereka ke KTT Perubahan Iklim di Inggris tahun depan, karena pertemuan ini akan menjadi momen penting bagi planet kita.

Inggris akan memanfaatkan lini waktu menjelang COP26 sebagai kesempatan untuk meningkatkan ambisi aksi iklim kami.
(bmm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1972 seconds (0.1#10.140)