Polri Ungkap Motif Gus Nur soal Dugaan Penghinaan terhadap NU
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polri mengungkap motif Sugi Nur Raharja atau biasa disapa Gus Nur dalam kasus dugaan ujaran kebencian terhadap Nahdlatul Ulama (NU).
Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono menjelaskan, Gus Nur mengklaim apa yang dilakukannya lantaran peduli dengan NU.
"Motif sudah didapatkan, yaitu yang bersangkutan menyampaikan unggahan di youtube merupakan bukti nyata yang bersangkutan peduli terhadap NU," kata Awi dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (27/10/2020).
(Baca: Kasus Gus Nur, Bareskrim Telah Periksa 3 Saksi)
Gus Nur dalam akun YouTube Refly Harun mengibaratkan bahwa NU saat ini dapat diibaratkan sebagai bus umum. Sopirnya dalam kondisi mabuk, kondekturnya teler, keneknya ugal-ugalan, dan penumpangnya kurang ajar.
Pernyataan Gus Nur itu menyatakan bahwa para penumpang bus tersebut sebagai orang yang menganut pemikiran liberal, sekuler, dan merupakan PKI.
(Baca: Munarman FPI Pastikan Beri Bantuan Pengacara untuk Gus Nur)
Menurut Awi, Gus Nur mengakui bahwa pernyataannya itu lantaran memandang adanya perbedaan antara NU yang dulu dikenalnya dengan apa yang sekarang dilihatnya. "Bahwasannya NU sekarang dan NU yang dulu sudah berbeda," ujar Awi.
Sebelumnya, Gus Nur ditangkap di Malang, Jawa Timur Sabtu (24/10/2020) dini hari usai beberapa pihak melalukan pelaporan ke polisi. Salah satu yang melaporkan Gus Nur yaitu Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim, ke Bareskrim Polri.
Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono menjelaskan, Gus Nur mengklaim apa yang dilakukannya lantaran peduli dengan NU.
"Motif sudah didapatkan, yaitu yang bersangkutan menyampaikan unggahan di youtube merupakan bukti nyata yang bersangkutan peduli terhadap NU," kata Awi dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (27/10/2020).
(Baca: Kasus Gus Nur, Bareskrim Telah Periksa 3 Saksi)
Gus Nur dalam akun YouTube Refly Harun mengibaratkan bahwa NU saat ini dapat diibaratkan sebagai bus umum. Sopirnya dalam kondisi mabuk, kondekturnya teler, keneknya ugal-ugalan, dan penumpangnya kurang ajar.
Pernyataan Gus Nur itu menyatakan bahwa para penumpang bus tersebut sebagai orang yang menganut pemikiran liberal, sekuler, dan merupakan PKI.
(Baca: Munarman FPI Pastikan Beri Bantuan Pengacara untuk Gus Nur)
Menurut Awi, Gus Nur mengakui bahwa pernyataannya itu lantaran memandang adanya perbedaan antara NU yang dulu dikenalnya dengan apa yang sekarang dilihatnya. "Bahwasannya NU sekarang dan NU yang dulu sudah berbeda," ujar Awi.
Sebelumnya, Gus Nur ditangkap di Malang, Jawa Timur Sabtu (24/10/2020) dini hari usai beberapa pihak melalukan pelaporan ke polisi. Salah satu yang melaporkan Gus Nur yaitu Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim, ke Bareskrim Polri.
(muh)