Demo UU Ciptaker, Mahasiswa Diingatkan Hindari Aksi Anarkis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Gerindra DKI Jakarta, mengingatkan massa mahasiswa yang akan melakukan aksi unjuk rasa untuk tidak terprovokasi aksi pengerusakan fasilitas umum, kantor kementerian dan sentral pelayanan publik lainnya yang ada di Ibu Kota.
(Baca juga: Tips Mengasuh dan Merawat Bayi di Masa Pandemi Covid-19)
"Jangan terprovokasi apalagi ikut aksi anarkis merusak fasilitas umum, kantor kementerian dan sentral pelayanan publik lainnya seperti demo sebelumnya. Ingat, semua itu dibangun dari uang rakyat, uang pajak yang dibayarkan orang tua kalian," kata Anggota Komisi C Fraksi Partai Gerindra DKI Jakarta, Esti Arimi Putri kepada wartawan, Selasa, (20/10/2020).
(Baca juga: Bubarkan Balap Liar di Medan, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan)
Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, sedikitnya ada 5 jenis fasilitas publik yang dirusak massa pada unjuk rasa sebelumnya yaitu kerusakan terjadi di gedung Kementerian ESDM, pos polisi, halte Transjakarta, stasiun MRT, dan bekas gedung bioskop.
Jumlah ini belum termasuk beberapa kendaraan bermotor, sepeda, serta fasilitas lainnya yang belum dirilis secara resmi oleh pemiliknya atau instansi terkait.
Politisi berparas cantik ini juga meminta para mahasiswa untuk menyadari jika aksi anarkis saat beruntuk rasa dapat menjadi momok bagi eksponen warga Jakarta lainnya, seperti para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Tidak sedikit pelaku UMKM menutup usaha mereka karena takut usahanya ikut menjadi sasaran aksi anarkis unjuk rasa, ini kan yang ga bener. Tolong adik-adikku (mahasiswa) lihat mereka, hanya rakyat kecil yang berupaya hidup ditengah situasi kondisi global (Covid 19), jangan mau jadi momok bagi mereka," tegasnya.
Wanita jelita itu memastikan dampak tidak berjalannya roda ekonomi rakyat khususnya pelaku UMKM, sangat berimbas pada pendapatan daerah.
"Oh itu pasti (berimbas), mengingat salah satu pendapatan terbesar Pemprov DKI Jakarta kan dari restribusi yang rutin dibayarkan oleh pelaku UMKM, kalau usaha mereka enggak jalan, otomatis kita enggak ada pemasukan" jelasnya.
Esti Arimi Putri juga meminta massa pengunjuk rasa untuk sadar jika pembangunan fasilitas umum yang rusak memerlukan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama agar dapat kembali digunakan oleh masyarakat.
Selain itu, anggaran pembangunan tersebut sebenarnya juga dapat memperkuat program-program kesejahteraan warga Jakarta lainnya.
"Recovery atau bangun ulang fasilitas umum yang rusak kan memerlukan biaya besar dan waktu agar kembali berfungsi normal kembali. Jadi saya ingatkan sekali lagi kepada adik-adikku, jangan terprovokasi, berunjuk rasalah dengan damai, tunjukan kita mahasiswa adalah kaum intelektual, generasi masa depan bangsa, harapan rakyat Indonesia," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebekumnya, Hari ini, Selasa (20/10/2020), sejumlah elemen mahasiswa akan kembali menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta.
Salah satu elemen yang telah mengonfirmasi kehadiran dalam aksi hari ini adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
"Aksi akan dilaksanakan pada Selasa, 20 Oktober 2020 pukul 13.00 WIB dengan estimasi massa aksi sebanyak 5.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia," tutur Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Remy Hastian melalui keterangan tertulis, Senin (19/10/2020)
(Baca juga: Tips Mengasuh dan Merawat Bayi di Masa Pandemi Covid-19)
"Jangan terprovokasi apalagi ikut aksi anarkis merusak fasilitas umum, kantor kementerian dan sentral pelayanan publik lainnya seperti demo sebelumnya. Ingat, semua itu dibangun dari uang rakyat, uang pajak yang dibayarkan orang tua kalian," kata Anggota Komisi C Fraksi Partai Gerindra DKI Jakarta, Esti Arimi Putri kepada wartawan, Selasa, (20/10/2020).
(Baca juga: Bubarkan Balap Liar di Medan, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan)
Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, sedikitnya ada 5 jenis fasilitas publik yang dirusak massa pada unjuk rasa sebelumnya yaitu kerusakan terjadi di gedung Kementerian ESDM, pos polisi, halte Transjakarta, stasiun MRT, dan bekas gedung bioskop.
Jumlah ini belum termasuk beberapa kendaraan bermotor, sepeda, serta fasilitas lainnya yang belum dirilis secara resmi oleh pemiliknya atau instansi terkait.
Politisi berparas cantik ini juga meminta para mahasiswa untuk menyadari jika aksi anarkis saat beruntuk rasa dapat menjadi momok bagi eksponen warga Jakarta lainnya, seperti para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Tidak sedikit pelaku UMKM menutup usaha mereka karena takut usahanya ikut menjadi sasaran aksi anarkis unjuk rasa, ini kan yang ga bener. Tolong adik-adikku (mahasiswa) lihat mereka, hanya rakyat kecil yang berupaya hidup ditengah situasi kondisi global (Covid 19), jangan mau jadi momok bagi mereka," tegasnya.
Wanita jelita itu memastikan dampak tidak berjalannya roda ekonomi rakyat khususnya pelaku UMKM, sangat berimbas pada pendapatan daerah.
"Oh itu pasti (berimbas), mengingat salah satu pendapatan terbesar Pemprov DKI Jakarta kan dari restribusi yang rutin dibayarkan oleh pelaku UMKM, kalau usaha mereka enggak jalan, otomatis kita enggak ada pemasukan" jelasnya.
Esti Arimi Putri juga meminta massa pengunjuk rasa untuk sadar jika pembangunan fasilitas umum yang rusak memerlukan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama agar dapat kembali digunakan oleh masyarakat.
Selain itu, anggaran pembangunan tersebut sebenarnya juga dapat memperkuat program-program kesejahteraan warga Jakarta lainnya.
"Recovery atau bangun ulang fasilitas umum yang rusak kan memerlukan biaya besar dan waktu agar kembali berfungsi normal kembali. Jadi saya ingatkan sekali lagi kepada adik-adikku, jangan terprovokasi, berunjuk rasalah dengan damai, tunjukan kita mahasiswa adalah kaum intelektual, generasi masa depan bangsa, harapan rakyat Indonesia," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebekumnya, Hari ini, Selasa (20/10/2020), sejumlah elemen mahasiswa akan kembali menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta.
Salah satu elemen yang telah mengonfirmasi kehadiran dalam aksi hari ini adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
"Aksi akan dilaksanakan pada Selasa, 20 Oktober 2020 pukul 13.00 WIB dengan estimasi massa aksi sebanyak 5.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia," tutur Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Remy Hastian melalui keterangan tertulis, Senin (19/10/2020)
(maf)