Partisipasi Pilkada 2020 Diprediksi Menurun, Kominfo Gandeng Content Creator
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Informasi dan Komunikasi Politik Hukum dan HAM Kominfo Bambang Gunawan mengakui ada kekhawatiran menurunnya partisipasi masyarakat pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 nanti. Ketakutan masyarakat soal potensi terpapar Covid-19 menyebabkan mereka enggan datang ke TPS pada 9 Desember nanti.
“Kami merasa perlu mengajak partisipasi masyarakat terutama anak-anak muda. Agar calon-calon pemilih ini tertarik, kami melibatkan content creator untuk membuat video, infografis, poster. Kita libatkan mereka semua, kita libatkan juri-juri yang kompeten,” ujar Bambang dalam acara Temu Netizen Teras Negeri, Kamis (15/10).
Dia berharap dilibatkan content creator bisa mendukung pencapaian target Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebesar 77 persen pemilih. “Porsi yang kita berikan adalah bagaimana content creator ini bisa menarik orang, generasi milenal berpartisipasi datang ke TPS. Kita pancing agar mereka bikin konten-konten yang menarik,” ujar Bambang.
(Baca: Vendor Sulit Daftarkan IMEI Ponsel Baru, Ini Penjelasan Resmi Kominfo)
Koordinator Informasi Komunikasi Hankam Kominfo, Dikdik Sadaka menambahkan, produksi konten kreatif sangat besar dampaknya. Yang dibutuhkan masyarakat adalah konten yang mudah dipahami.
“Bagaimana mengeluarkan ide-ide, gagasan-gagasan dari paslon-paslon yang informatif dan mudah ditangkap masyarakat. Kita gunakan medsos untuk kebaikan kita, untuk menyukseskan Pilkada 2020,” tambahnya.
(Baca: Podcast dengan RCTI, Deddy Corbuzier: Content Creator Dilindungi, Tanggung Jawab di OTT)
Menurut Digital Content Creator Manager Poligrabs Indraswari Agnes, Indonesia merupakan negara terbesar ke-3 dalam hal penggunaan media sosial. Di sisi lain, demografi pemilih muda di Indonesia berkisar di usia 19-34 tahun.
Medsos sebagai alat kampanye sudah lama dilakukan. Di AS, Barack Obama berkampanye menggunakan konten-konten edukatif. Konten-konten yang akhirnya menjadi materi pendidikan politik. Tidak menambilkan sisi bombastis, tapi menampilkan sisi aspek substansi. Konten media sosial tentang politik seharusnya adalah pertarungan gagasan.
“Kami merasa perlu mengajak partisipasi masyarakat terutama anak-anak muda. Agar calon-calon pemilih ini tertarik, kami melibatkan content creator untuk membuat video, infografis, poster. Kita libatkan mereka semua, kita libatkan juri-juri yang kompeten,” ujar Bambang dalam acara Temu Netizen Teras Negeri, Kamis (15/10).
Dia berharap dilibatkan content creator bisa mendukung pencapaian target Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebesar 77 persen pemilih. “Porsi yang kita berikan adalah bagaimana content creator ini bisa menarik orang, generasi milenal berpartisipasi datang ke TPS. Kita pancing agar mereka bikin konten-konten yang menarik,” ujar Bambang.
(Baca: Vendor Sulit Daftarkan IMEI Ponsel Baru, Ini Penjelasan Resmi Kominfo)
Koordinator Informasi Komunikasi Hankam Kominfo, Dikdik Sadaka menambahkan, produksi konten kreatif sangat besar dampaknya. Yang dibutuhkan masyarakat adalah konten yang mudah dipahami.
“Bagaimana mengeluarkan ide-ide, gagasan-gagasan dari paslon-paslon yang informatif dan mudah ditangkap masyarakat. Kita gunakan medsos untuk kebaikan kita, untuk menyukseskan Pilkada 2020,” tambahnya.
(Baca: Podcast dengan RCTI, Deddy Corbuzier: Content Creator Dilindungi, Tanggung Jawab di OTT)
Menurut Digital Content Creator Manager Poligrabs Indraswari Agnes, Indonesia merupakan negara terbesar ke-3 dalam hal penggunaan media sosial. Di sisi lain, demografi pemilih muda di Indonesia berkisar di usia 19-34 tahun.
Medsos sebagai alat kampanye sudah lama dilakukan. Di AS, Barack Obama berkampanye menggunakan konten-konten edukatif. Konten-konten yang akhirnya menjadi materi pendidikan politik. Tidak menambilkan sisi bombastis, tapi menampilkan sisi aspek substansi. Konten media sosial tentang politik seharusnya adalah pertarungan gagasan.
(muh)