Budayakan Pakai Masker untuk Redam Penyebaran Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemakaian masker perlu menjadi kesadaran dan cara hidup bersama. Budaya baru ini urgen lantaran ribuan kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah setiap harinya. Gerakan memakai masker juga perlu terus digelorakan agar tercipta masyarakat yang disiplin.
Untuk mendorong pentingnya pemakaian masker ini, pemerintah baik pusat maupun daerah telah membuat berbagai kebijakan. Namun, di lapangan masih banyak ditemukan warga yang abai dan enggan mengenakan penutup hidung dan mulut dari potensi paparan virus korona tersebut. Sanksi baik denda ataupun kerja sosial juga kerap dikenakan bagi para pelanggar. Namun, hal itu belum membuat kebijakan pemakaian masker ini berjalan efektif. (Baca: 7 Amalan Setelah Berwudhu dan Keutamaannya)
Tak mudahnya membangun budaya wajib memakai masker ini diakui Ketua Satgas Covid-19 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Ika Trisnawati. Dia mengatakan, membangun budaya wajib pakai masker itu harus dimulai dari pemahaman bahaya Covid-19 yang bisa merenggut nyawa. Melalui pemahaman tersebut, orang biasanya dengan kesadaran penuh akan beralih menggunakan masker.
“Karena kita paham, dengan kesadaran penuh tidak terpaksa lagi menggunakan masker. Misalnya, gunakan masker karena takut didenda. Jadi, kita tidak perlu lagi seperti itu,” ucapnya dalam diskusi bertajuk “Budaya Wajib Masker, Ampuh Kurangi Risiko Penularan Covid-19” yang diselenggarakan SINDO Media bersama Satgas Penanganan Covid-19 kemarin.
Menurut Ika, masyarakat harus mengetahui bahwa virus SARS Cov-2 yang menyebabkan Covid-19 sangat mudah menular ke sel tubuh manusia. Hal itu dikuatkan dengan data terkini di mana kasus positif sudah mencapai hampir 18 juta. Khusus di Indonesia, per kemarin kasusnya sudah menembus 344.000 dengan jumlah kematian mencapai 12.156 orang. (Baca juga: Prioritas Pemberian Vaksin kepada Tenaga Pendidik Diapresiasi)
Terlebih lagi, ungkap Ika, Covid-19 memiliki keunikan lantaran yang terpapar belum tentu langsung mengalami gejala seperti influenza. Gejala tersebut bisa muncul beberapa hari berikutnya. Untuk influenza, biasanya bisa sembuh dengan sendirinya melalui istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang sehat.
“Bedanya dengan Covid-19, ada yang memang tanpa gejala, ada yang dengan gejala ringan, dan ada juga dengan gejala berat sampai dengan kematian,” imbuh dokter spesialis di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Ika menjelaskan bahwa penyebaran virus bisa terjadi karena kontak erat dengan orang yang sudah terpapar. Umumnya percikan yang keluar dari hidung maupun mulut penderita Covid-19 akan mengeluarkan partikel kecil (droplet) yang bisa terbawa di udara dan mudah terhirup.
“Inilah mengapa kita harus menggunakan masker . Kalaupun kita berada dekat orang yang terinfeksi Covid-19, apabila kita menggunakan proteksi (masker), maka tidak akan mudah menghirup droplet yang dikeluarkan oleh pasien,” ungkapnya. (Baca juga: Diare Juga Bisa Jadi Gejala Awal terjangkit Covid-19)
Untuk mendorong pentingnya pemakaian masker ini, pemerintah baik pusat maupun daerah telah membuat berbagai kebijakan. Namun, di lapangan masih banyak ditemukan warga yang abai dan enggan mengenakan penutup hidung dan mulut dari potensi paparan virus korona tersebut. Sanksi baik denda ataupun kerja sosial juga kerap dikenakan bagi para pelanggar. Namun, hal itu belum membuat kebijakan pemakaian masker ini berjalan efektif. (Baca: 7 Amalan Setelah Berwudhu dan Keutamaannya)
Tak mudahnya membangun budaya wajib memakai masker ini diakui Ketua Satgas Covid-19 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Ika Trisnawati. Dia mengatakan, membangun budaya wajib pakai masker itu harus dimulai dari pemahaman bahaya Covid-19 yang bisa merenggut nyawa. Melalui pemahaman tersebut, orang biasanya dengan kesadaran penuh akan beralih menggunakan masker.
“Karena kita paham, dengan kesadaran penuh tidak terpaksa lagi menggunakan masker. Misalnya, gunakan masker karena takut didenda. Jadi, kita tidak perlu lagi seperti itu,” ucapnya dalam diskusi bertajuk “Budaya Wajib Masker, Ampuh Kurangi Risiko Penularan Covid-19” yang diselenggarakan SINDO Media bersama Satgas Penanganan Covid-19 kemarin.
Menurut Ika, masyarakat harus mengetahui bahwa virus SARS Cov-2 yang menyebabkan Covid-19 sangat mudah menular ke sel tubuh manusia. Hal itu dikuatkan dengan data terkini di mana kasus positif sudah mencapai hampir 18 juta. Khusus di Indonesia, per kemarin kasusnya sudah menembus 344.000 dengan jumlah kematian mencapai 12.156 orang. (Baca juga: Prioritas Pemberian Vaksin kepada Tenaga Pendidik Diapresiasi)
Terlebih lagi, ungkap Ika, Covid-19 memiliki keunikan lantaran yang terpapar belum tentu langsung mengalami gejala seperti influenza. Gejala tersebut bisa muncul beberapa hari berikutnya. Untuk influenza, biasanya bisa sembuh dengan sendirinya melalui istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang sehat.
“Bedanya dengan Covid-19, ada yang memang tanpa gejala, ada yang dengan gejala ringan, dan ada juga dengan gejala berat sampai dengan kematian,” imbuh dokter spesialis di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Ika menjelaskan bahwa penyebaran virus bisa terjadi karena kontak erat dengan orang yang sudah terpapar. Umumnya percikan yang keluar dari hidung maupun mulut penderita Covid-19 akan mengeluarkan partikel kecil (droplet) yang bisa terbawa di udara dan mudah terhirup.
“Inilah mengapa kita harus menggunakan masker . Kalaupun kita berada dekat orang yang terinfeksi Covid-19, apabila kita menggunakan proteksi (masker), maka tidak akan mudah menghirup droplet yang dikeluarkan oleh pasien,” ungkapnya. (Baca juga: Diare Juga Bisa Jadi Gejala Awal terjangkit Covid-19)