Muhammadiyah Tegaskan Tak Ikut Aksi 'Kepung Istana' Dilakukan Sejumlah Ormas Islam

Selasa, 13 Oktober 2020 - 07:25 WIB
loading...
Muhammadiyah Tegaskan...
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Muti menegaskan pihaknya tidak ada hubungan dan tidak akan ikut dalam aksi tolak UU Cipta Kerja yang akan dilaksanakan sejumlah organisasi Islam pada hari ini. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah , Abdul Mu'ti menegaskan pihaknya tidak ada hubungan dan tidak akan ikut dalam aksi tolak UU Cipta Kerja yang akan dilaksanakan oleh sejumlah organisasi Islam pada hari ini. Muhammadiyah lebih fokus pada penananganan COVID-19 dan dampaknya terhadap pendidikan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat.

Menurut Mu'ti, dalam situasi sekarang sebaiknya semua pihak bisa menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar termasuk demonstrasi. (Baca juga: Soal UU Cipta Kerja, Presiden-DPR Disarankan Tempuh Legislative Review)

"Aksi demonstrasi lebih banyak madlaratnya daripada manfaatnya. Dalam Islam diajarkan agar meninggalkan perbuatan yang lebih banyak mengandung madlarat dibandingkan manfaat. Dalam hukum Islam hal yang sangat mendesak (aham) harus lebih diprioritaskan di atas hal yang penting (muhim)," ujar Mu'ti kepada SINDOnews, Selasa (13/10/2020).

Namun demikian, Mu'ti mengatakan pihaknya menghormati masyarakat yang ingin melakukan aksi demonstrasi. Baginya, menyampaikan pendapat secara lisan dan tulisan adalah hak warga negara yang dijamin oleh UUD. Karena itu, bagi masyarakat yang berdemonstrasi hendaknya mematuhi undang-undang, tertib, dan menghindari kekerasan (vandalisme).

"Aparatur keamanan hendaknya memaksimalkan pendekatan persuasif dan humanis agar tidak terjadi clash antara masyarakat dengan aparat," kata dia.

Di sisi lain, Muhammadiyah akan tetap bersikap kritis kepada kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan hukum dan perundangan-undangan, terutama yang bertentangan dengan Islam dan merugikan umat Islam.

"Akan tetapi, Muhammadiyah tidak akan melengserkan pemerintahan yang sah. Risikonya terlalu besar bagi rakyat dan masa depan bangsa," tandasnya. (Baca juga: Tolak RUU HIP, Ribuan Anggota Ormas Islam Gelar Apel Siaga)

Seperti diberitakan, sejumlah elemen Islam seperti Kelompok 212 dan GNPF Pengawal Ulama hari ini akan melakukan aksi unjuk rasa ke Istana Kepresidenan. Sejumlah tuntutan akan disampaikan para pedemo seperti penolakan UU Cipta Kerja, RUU HIP sampai meminta bubarkan BPIP. Bahkan disampaikan Novel Bamukmin, pihaknya akan 'mengepung Istana' dengan menyatakan 'pantang pulang sebelum UU Ciptaker tumbang'.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1877 seconds (0.1#10.140)