Biaya Tes Swab Rp900.000, Komisi IX Minta Rakyat Miskin Digratiskan

Selasa, 06 Oktober 2020 - 13:26 WIB
loading...
Biaya Tes Swab Rp900.000,...
Komisi IX DPR meminta agar pemerintah mengeluarkan peraturan yang menggratiskan biaya tes swab atau Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) bagi keluarga miskin. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Komisi IX DPR meminta agar pemerintah mengeluarkan peraturan yang menggratiskan biaya tes swab atau Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) bagi keluarga miskin. Alasannya, saat ini mayoritas masyarakat Indonesia hidup dalam kesusahan menyusul pandemi COVID-19 . Sementara biaya tes swab yang ditetapkan Pemerintah sebesar Rp900.000 dinilai sangat memberatkan.

"Saya kira sekarang rakyat kita ini PCR atau swab saja harus membayar Rp900.000, itukan mahal sekali bagi masyarakat. Untuk makan saja susah, bagaimana mau swab. Seharusnya pemerintah itu menyubsidi itu. Anggaran kita itu coba dahulukan soal penanganan kesehatan," kata anggota Komisi IX DPR Anwar Hafid, Selasa (6/10/2020).

Untuk diketahui, untuk menegakkan diagnosis pasien yang diduga terinfeksi COVID-19, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode deteksi molekuler/Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) seperti pemeriksaan RT-PCR atau tes swab. ( )

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan Surat Edaran Nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan RT-PCR. Surat edaran tersebut disahkan pada Senin (5/10/2020). Penetapan standar tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR dilakukan dengan mempertimbangkan komponen jasa pelayanan, komponen bahan habis pakai dan reagen, komponen biaya administrasi, dan komponen lainnya.

Batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR termasuk pengambilan swab adalah Rp900.000. Batasan tarif tersebut berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT-PCR atas permintaan sendiri atau mandiri.

Politikus Partai Demokrat ini berpendapat bahwa pemerintah seharusnya mensubsidi biaya tes swab bagi rakyat miskin. Sebab, saat ini ketika masyarakat miskin ada keperluan tertentu yang mengharuskan dilakukan tes swab, mereka masih harus membayar.

"Kemarin pemerintah melalui Permenkes telah mengeluarkan standar biaya swab, tapi seharusnya diikuti dengan satu aturan baru bahwa bagi orang miskin, itu harus digratiskan, disubsidi oleh pemerintah. Ini disebut mandiri, memang cuma orang kaya yang butuh tes mandiri? Orang miskin bagaimana? Sekarang ini rakyat kita 80% lagi susah," katanya. ( )

Seharusnya, kata Anwar Hafid, ada aturan tegas yang menyertai SE tersebut bahwa bagi masyarakat yang tidak mampu, korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan sebagainya, apabila memerlukan tes swab untuk kepentingan apapun, mereka disubsidi pemerintah.

Mantan Bupati Morowali ini mengatakan, persoalan kesehatan dan ekonomi memang sama-sama dua hal penting. Namun, seharusnya persoalan kesehatan menjadi prioritas utama. "Sekarang ini fokus pemerintah lebih kepada ekonomi daripada kesehatan. Padahal dua hal itu kalau kita lihat ya bagaimana supaya dia tidak sakit, baru kita urus ekonominya," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Dirut BPJS Kesehatan...
Dirut BPJS Kesehatan Jamin Tidak Akan Bangkrut dan Gagal Bayar sampai 2025
Polemik Kenaikan PPN...
Polemik Kenaikan PPN 12%, Hanif Dakhiri Minta Parpol yang Menyetujui UU HPP Konsisten
Anggota Komisi IX DPR...
Anggota Komisi IX DPR Minta Pembangunan Bandara Bali Utara Berdayakan Warga Lokal
Dualisme Kepemimpinan...
Dualisme Kepemimpinan PMI, Komisi IX DPR: Organisasi Kemanusiaan Harus Zero Politik
Apresiasi Fasilitas...
Apresiasi Fasilitas Fitofarmaka, Komisi IX Dukung Obat Modern Asli Indonesia Masuk JKN
Badan Gizi Nasional...
Badan Gizi Nasional Diputuskan Jadi Mitra Komisi IX DPR
DPR Minta Kemenkes dan...
DPR Minta Kemenkes dan Kemnaker Turun Tangan Atasi Larangan Jilbab di RS Medistra
DPR Akui Tapera Tetap...
DPR Akui Tapera Tetap Perlu Serap Aspirasi Masyarakat
DPR Harap KRIS BPJS...
DPR Harap KRIS BPJS Kesehatan Bisa Beri Pelayanan yang Adil
Rekomendasi
Kiper Bahrain Ketar-ketir:...
Kiper Bahrain Ketar-ketir: Timnas Indonesia Sama Sulitnya dengan Lawan Raksasa Asia
Bacaan Zikir Wanita...
Bacaan Zikir Wanita Haid di Bulan Ramadan
Ini 5 Fakultas/Sekolah...
Ini 5 Fakultas/Sekolah ITB dengan Keketatan Tertinggi pada SNBT 2025, Tertarik?
Berita Terkini
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Daftar Polwan Baru Jabat...
Daftar Polwan Baru Jabat Kapolres pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
NASA Minta Penduduk...
NASA Minta Penduduk Bumi Siaga 1, Kondisi Alam Semesta Tak Stabil
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved