Dari Awal COVID-19 Muncul, Pemerintah Dinilai Sudah Mulai Mencla-mencle
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Budjet Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi menilai dari awal saat COVID-19 mulai muncul pemerintah sudah mulai mencla-mencle. Hal itu dikatakan Uchok menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang tak ingin pemerintah dianggap mencla-mencle dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.
"Kenapa harus dibantah bahwa memang benar pemerintah mencla mencle," ujar Uchok saat dihubungi SINDOnews, Senin (5/10/2020). (Baca juga: Minta Daerah Jangan Sok-sokan Lockdown, Pernyataan Jokowi Membingungkan Masyarakat)
Dia menuturkan sikap pemerintah yang tak konsisten bisa terekam dari penyebaran COVID-19 pada 27 Januari 2020, melalui rilis resminya Presiden Jokowi menyampaikan dan menegaskan bahwa COVID-19 tidak terdeteksi ada di Indonesia.
Kemudian dengan 'pedenya" Tanggal 26 Februari 2020, Jokowi malahan mau buang-buang duit untuk bayar Influencer Rp72 miliar hingga diskon besar-besaran tiket pesawat dan membuka lebar pintu kunjungan wisata, Indonesia semakin telanjang padahal serangan COVID-19 penyebarannya tengah begitu masif.
"Baru pada tanggal, Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia baru rilis resmi Presiden Jokowi bahwa telah ada 2 WNI positif COVID-19, terkait hal ini Jokowi juga memberi pernyataan COVID-19 masuk Indonesia," jelas dia.
Kemudian, lanjut Uchok, mencla mencle yang lain adalah Indonesia harus melawan COVID-19, besoknya berubah lagi indonesia harus damai dengan COVID-19. Kemudian mencla mencle yang baru adalah, kesehatan masyarakat, kesehatan publik, tetap nomor satu tetap yang harus diutamakan kata Jokowi.
Namun setelah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mau menerapkan PSBB lebih ketat maka muncul pernyataan Jokowi bahwa menekankan pentingnya pembatasan sosial skala mikro atau mini lockdown. Dari sini, menurutnya, pernyataan mencla mencle ini hanya bikin bingung publik.
Menurut Uchok, pernyataan yang berubah-ubah ini yang tidak bisa sebagai pegangan. Akibat pernyataan Jokowi yang ditengarahi mencla mencle ini, akibatnya kebijakan pemerintah kepada COVID-19 tidak fokus dan wabah COVID-19 tidak bisa dikendalikan dengan meningkatnya masyarakat yang terinfeksi virus tersebut. (Baca juga: Jokowi Sebut Jangan Sok-sokan Lockdown, Pengamat: Sinyal Ketegangan Pusat dengan Anies)
"Seharusnya seorang presiden itu, kalau ngomong harus konsisten, harus lurus ke depan. Bukan mencla mencle, hari ini lawan COVID-19, besok sudah berubah, harus berdamai dengan COVID-19. Jadi kalau tidak terima dianggap mencla mencle, berarti kalau mau bicara konsisten dong," tukas dia.
"Kenapa harus dibantah bahwa memang benar pemerintah mencla mencle," ujar Uchok saat dihubungi SINDOnews, Senin (5/10/2020). (Baca juga: Minta Daerah Jangan Sok-sokan Lockdown, Pernyataan Jokowi Membingungkan Masyarakat)
Dia menuturkan sikap pemerintah yang tak konsisten bisa terekam dari penyebaran COVID-19 pada 27 Januari 2020, melalui rilis resminya Presiden Jokowi menyampaikan dan menegaskan bahwa COVID-19 tidak terdeteksi ada di Indonesia.
Kemudian dengan 'pedenya" Tanggal 26 Februari 2020, Jokowi malahan mau buang-buang duit untuk bayar Influencer Rp72 miliar hingga diskon besar-besaran tiket pesawat dan membuka lebar pintu kunjungan wisata, Indonesia semakin telanjang padahal serangan COVID-19 penyebarannya tengah begitu masif.
"Baru pada tanggal, Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia baru rilis resmi Presiden Jokowi bahwa telah ada 2 WNI positif COVID-19, terkait hal ini Jokowi juga memberi pernyataan COVID-19 masuk Indonesia," jelas dia.
Kemudian, lanjut Uchok, mencla mencle yang lain adalah Indonesia harus melawan COVID-19, besoknya berubah lagi indonesia harus damai dengan COVID-19. Kemudian mencla mencle yang baru adalah, kesehatan masyarakat, kesehatan publik, tetap nomor satu tetap yang harus diutamakan kata Jokowi.
Namun setelah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mau menerapkan PSBB lebih ketat maka muncul pernyataan Jokowi bahwa menekankan pentingnya pembatasan sosial skala mikro atau mini lockdown. Dari sini, menurutnya, pernyataan mencla mencle ini hanya bikin bingung publik.
Menurut Uchok, pernyataan yang berubah-ubah ini yang tidak bisa sebagai pegangan. Akibat pernyataan Jokowi yang ditengarahi mencla mencle ini, akibatnya kebijakan pemerintah kepada COVID-19 tidak fokus dan wabah COVID-19 tidak bisa dikendalikan dengan meningkatnya masyarakat yang terinfeksi virus tersebut. (Baca juga: Jokowi Sebut Jangan Sok-sokan Lockdown, Pengamat: Sinyal Ketegangan Pusat dengan Anies)
"Seharusnya seorang presiden itu, kalau ngomong harus konsisten, harus lurus ke depan. Bukan mencla mencle, hari ini lawan COVID-19, besok sudah berubah, harus berdamai dengan COVID-19. Jadi kalau tidak terima dianggap mencla mencle, berarti kalau mau bicara konsisten dong," tukas dia.
(kri)