17% Warga Tak Yakin Tertular Covid-19, Pemerintah Harus Beri Edukasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan, bahwa hingga saat ini masih ada yang memahami tidak akan tertular virus Corona (Covid-19).
Pakar Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Laura Navila Yamani mengakui pemahaman masyarakat terkait Covid-19 berbeda-beda. “Memang masyarakat kita pemahamannya terbagi. Ada yang dia percaya kemudian melakukan kewaspadaan, ada yang percaya mungkin tapi hanya setengah-setengah dan mengabaikan protokol kesehatan. Tapi ada juga yang percaya ini konspirasi untuk Covid-19,” ujar Laura di Jakarta, Minggu (4/10/2020). (Baca juga: Terus Bertambah, 11.055 Orang Meninggal Akibat COVID-19)
Laura mengakui masyarakat yang abai dengan Covid-19 ini sangatlah berbahaya. Karena itu menurutnya dibutuhkan peran pemerintah dalam memberikan edukasi terhadap mereka. Salah satu upayanya, lanjut Laura, adalah melakukan operasi yustisi. “Ini maksudnya mendisiplinkan masyarakat dan mau enggak mau, percaya atau tidak ya harus patuh terhadap protokol kesehatan,” katanya. (Baca juga: 59 RS Rujukan COVID-19 di Jakarta, Wagub Pastikan Masyarakat Dapat Layanan Baik)
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan, sebanyak 17% atau sekitar 17 dari 100 orang meyakini bahwa dirinya tidak akan tertular Covid-19.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan jika 17% tersebut dari 270 juta penduduk Indonesia, maka hampir 50 juta orang meyakini dirinya tidak akan tertular Covid-19. ”Kita lihat bahwa masih ada 17% masyarakat kita yang merasa tidak akan terpapar Covid ya. Kalau 17% dari jumlah penduduk kita secara nasional 270 juta orang, berarti ini hampir 50 juta orang. Saya ulangi hampir 50 juta orang ya. Jadi kurang lebih sekitar 45 juta orang. Angka ini suatu angka yang sangat besar sekali, 45 juta orang warga negara Indonesia masih merasa tidak akan terpapar Covid atau tidak akan kena Covid,” kata Doni dalam Rilis Hasil Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19, di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta.
Pakar Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Laura Navila Yamani mengakui pemahaman masyarakat terkait Covid-19 berbeda-beda. “Memang masyarakat kita pemahamannya terbagi. Ada yang dia percaya kemudian melakukan kewaspadaan, ada yang percaya mungkin tapi hanya setengah-setengah dan mengabaikan protokol kesehatan. Tapi ada juga yang percaya ini konspirasi untuk Covid-19,” ujar Laura di Jakarta, Minggu (4/10/2020). (Baca juga: Terus Bertambah, 11.055 Orang Meninggal Akibat COVID-19)
Laura mengakui masyarakat yang abai dengan Covid-19 ini sangatlah berbahaya. Karena itu menurutnya dibutuhkan peran pemerintah dalam memberikan edukasi terhadap mereka. Salah satu upayanya, lanjut Laura, adalah melakukan operasi yustisi. “Ini maksudnya mendisiplinkan masyarakat dan mau enggak mau, percaya atau tidak ya harus patuh terhadap protokol kesehatan,” katanya. (Baca juga: 59 RS Rujukan COVID-19 di Jakarta, Wagub Pastikan Masyarakat Dapat Layanan Baik)
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan, sebanyak 17% atau sekitar 17 dari 100 orang meyakini bahwa dirinya tidak akan tertular Covid-19.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan jika 17% tersebut dari 270 juta penduduk Indonesia, maka hampir 50 juta orang meyakini dirinya tidak akan tertular Covid-19. ”Kita lihat bahwa masih ada 17% masyarakat kita yang merasa tidak akan terpapar Covid ya. Kalau 17% dari jumlah penduduk kita secara nasional 270 juta orang, berarti ini hampir 50 juta orang. Saya ulangi hampir 50 juta orang ya. Jadi kurang lebih sekitar 45 juta orang. Angka ini suatu angka yang sangat besar sekali, 45 juta orang warga negara Indonesia masih merasa tidak akan terpapar Covid atau tidak akan kena Covid,” kata Doni dalam Rilis Hasil Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19, di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta.
(cip)