Dilema Partai Baru Amien Rais Diprediksi Sulit Berkembang

Jum'at, 02 Oktober 2020 - 08:50 WIB
loading...
Dilema Partai Baru Amien...
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo menilai, partai baru yang didirikan Amien Rais dan koleganya, Partai Ummat sulit berkembang. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo menilai, partai baru yang didirikan Amien Rais dan koleganya, yakni Partai Ummat sulit berkembang. Menurut Karyono, partai tersebut tidak mudah untuk lolos di parlemen.

(Baca juga: Tokoh KAMI dan Kelompok 212 Diprediksi Bergabung ke Partai Ummat)

"Partai Ummat harus berebut ceruk pemilih dengan semua partai, termasuk dengan Partai Amanat Nasional (PAN) pimpinan Zulkifli Hasan yang dulu ia didirikan bersama sejumlah tokoh," ujar Karyono Wibowo kepada SINDOnews, Jumat (2/10/2020).

(Baca juga: Deretan Peristiwa yang Mewarnai Lahirnya Partai Ummat)

Dia mengatakan, salah satu yang menarik adalah asas partai baru Amien Rais itu yang awalnya disebut akan menggunakan asas Islam Rahmatan Lilalamiin, namun akhirnya menggunakan Pancasila.

Sehingga kata dia, asasnya sama dengan PAN yang berasaskan Pancasila dan besifat terbuka, majemuk, berasal dari berbagai pemikiran, latar belakang etnis dan agama. Karyono menuturkan, PAN tidak menjadikan Islam sebagai asas, tapi agama menjadi landasan perjuangan PAN.

"Walau demikian, Partai Ummat tetap harus berjibaku merebut suara di pemilu nanti, partai baru yang didirikan Amien akan berebut ceruk pemilih partai Islam dan bersaing dengan partai berhaluan nasiinalis. Dengan posisi seperti itu, partai baru bentukan Amien tidak mudah untuk merebut pemilih," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, mungkin Amien Rais berharap dapat merebut suara dari basis Muhammadiyah dan berharap dukungan dari golongan umat Islam lainnya. "Tetapi nampaknya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, basis pemilih Muhammadiyah telah menyebar ke sejumlah partai," ujarnya.

Dia menambahkan, sebagian preferensi pemilih Muhammadiyah menyalurkan aspirasinya ke PAN, sebagian lagi ke partai lain dimana sejumlah partai juga mengakomodir tokoh-tokoh Muhammadiyah yang tentu saja dapat menyedot suara Muhammadiyah.

Pun demikian lanjut dia, umat Islam yang tergabung dalam nahdlatul ulama (kalangan nahdliyin), Persis, LDII dan lain-lain telah menjadi rebutan sejumlah partai, tidak hanya partai islam tapi juga partai nasionalis.

"Oleh karenanya, sebagai pendatang baru, partai besutan Amien Rais harus bekerja keras untuk merebut ceruk pemilih yang sudah terkavling itu. Salah satunya, perlu membuat deferensiasi dan gebrakan luar biasa yang membedakan dari yang lain," imbuhnya.

Dia berpendapat, jika gagal membangun deferensiasi dan gebrakan program yang dapat menarik simpati, maka sulit bagi Amien Rais dan koleganya meloloskan partainya ke senayan. "Dari situ, ada kecenderungan kuat Amien akan mengambil sikap oposisi diametral dan non kompromis dengan pemerintahan Jokowi, sebagai salah satu pembeda," ungkapnya.

Namun demikian lanjut dia, perjuangan Amien dan koleganya belum tentu mulus karena harus bersaing dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Demokrat dan PAN yang berada di luar koalisi pemerintah. "Dengan demikian, posisi partai Ummat berada dalam kondisi dilema," ujarnya.

Dia pun menilai sikap politik dan pemikiran Amien Rais berpotensi akan mendominasi gerak partai tersebut. Sehingga Ibarat kapal, kemana akan berlabuh, akan tergantung kepada nahkodanya, yaitu Amien Rais.

Namun, menurut dia, menggantungkan kepada sosok Amien Rais ada plus minusnya. Dia menjelaskan, Plusnya mungkin masih bisa menampung suara yang kecewa dengan PAN pimpinan Zulkifli Hasan dan sebagian suara yang tidak puas dengan pemerintah saat ini.

"Sedangkan minusnya adalah menurunnya pamor Amien Rais dan meningkatnya sentimen negatif terhadap sosok yang menjadi salah satu lokomotif reformasi tersebut," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3346 seconds (0.1#10.140)