Tekan Penyebaran Corona di Masyarakat Perlu Dimulai dari Para Tokoh Lokal

Kamis, 01 Oktober 2020 - 16:02 WIB
loading...
Tekan Penyebaran Corona...
Perubahan perilaku merupakan ujung tombak untuk mengentaskan penyebaran virus Corona. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perubahan perilaku merupakan ujung tombak untuk mengentaskan penyebaran virus Corona (Covid-19) . Namun, seluruh wilayah yang ada di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu wilayah dengan lainnya.

(Baca juga: Ini Syarat-syarat Sembuh dan Selesai Isolasi Covid-19)

Hal ini dikatakan Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Turro Wongkaren dalam diskusi di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (1/10/2020).

(Baca juga: Klaster Tenaga Kerja Tuntas, Panja DPR Yakin RUU Cipta Kerja Rampung 8 Oktober)

"Jadi pendekatan yang paling cocok dan harus kita lakukan adalah pendekatan yang nomor satu mengerti dulu, masyarakat di wilayah tertentu seperti apa. Yang kedua karena di Indonesia salah satu yang memang penting adalah role model. Role model itu bisa dari tokoh agama, tokoh masyarakat, bisa bisa selebritas," kata Turro Wongkaren.

Turro menegaskan, dengan adanya role model dari para tokoh masyarakat, maka akan ada satu kesatuan acuan untuk perubahan perilaku dalam menekan laju angka Covid-19 di Tanah Air.

"Nah, pentingnya role model ini adalah supaya masyarakat adanya satu kesatuan 'oh jadi yang bener tuh seperti ini toh'," tegasnya.

Namun kata Turro, jika tidak didahului oleh misalnya para tokoh seperti pimpinan daerah untuk melakukan perubahan perilaku seperti tidak memakai masker maka, masyarakat akan acuh.

"Kalau sampai masyarakat melihat pemimpin katakanlah pejabat dari Pemerintah Daerahnya kalau rapat itu enggak pakai masker, maka mereka akan berpikir kayaknya enggak terlalu perlu. Karena lihat aja itu, bapak pejabat atau ibu pejabat kalau ngomong itu deket-deketan itu nggak pakai masker. Nah ini kan bahaya nih kalau begini," papar Turro.

Selain itu Turro mengatakan, pendekatan yang saat ini dilakukan oleh Satgas adalah pertama melihat dari masing-masing wilayah dan masing-masing komunitas.

"Karena komunitas macam-macam, ada komunitas adat, jadi komunitas yang budayanya sama seperti suku Jawa, Sunda dan lain-lain," jelasnya..

"Kemudian ada komunitas pekerjaan, kumpulan dokter-dokter gitu, kemudian kumpulan ekonom atau yang lainnya. Ada lagi komunitas yang berdasarkan hobi. Ini masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri. Dan mempunyai leader atau orang-orang yang dianggap penting yang bisa mempengaruhi," ungkapnya.

Turro pun menuturkan, influencer bukan istilah baru, namun saat ini harus dilihat dari bentuk yang berbeda untuk meng-influence atau mengajak masyarakat merubah perilaku di masa pandemi Covid-19 saat ini.

"Seakan-akan istilah-istilah baru, padahal dari dulu udah ada gitu influencer itu dalam bentuk berbeda gitu. Nggak hanya di dalam Youtube, tetapi ada di dalam bentuk pemimpin-pemimpin mereka. Dan ini nggak selalu formal itu yang harus kita ingat," ujarnya.

"Jadi yang diikuti oleh mereka di satu tempat belum tentu Lurahnya atau Camatnya atau Bupatinya bisa jadi adalah Kiai-nya atau mungkin pemimpin gereja, pemimpin adat atau bisa jadi malah di beberapa tempat ada pengusaha yang begitu berpengaruh misalnya," jelasnya.

Turro mengatakan para tokoh masyarakat harus menjadi role model yang bisa meng-influence agar menyatukan cara pandang dalam penanggulangan Covid-19.

"Pertama kali kita lakukan adalah mengidentifikasi dulu di masyarakat-masyarakat tertentu siapa yang influence-nya ini. Dan kemudian kita ngomong ke influencer nya untuk menyatukan cara berpikir, cara pandang dan juga cara menanggulangi Covid ini bersama," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1578 seconds (0.1#10.140)