IDAI: Imunisasi Dasar Tetap Penting Meskipun Sedang Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Makin meningkatnya kasus Covid-19 memunculkan kekhawatiran para orang tua untuk tidak membawa anaknya mengikuti program imunisasi dasar dari pemerintah. Mereka takut anaknya ikut terpapar virus saat mengikuti imunisasi dari layanan kesehatan seperti posyandu maupun puskesmas .
Menyikapi hal itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pentingnya orang tua untuk tetap mengutamakan kesehatan anak dengan mengikuti program imunisasi dasar. Vaksinasi tersebut sangat penting demi mencegah potensi terinfeksi penyakit menular yang bisa menyerang kekebalan tubuh di masa pertumbuhan anak.
“Demand creation itu penting. Orang tua memang harus membawa anaknya untuk imunisasi. Namun di masa pandemi ini, mereka takut anaknya tertular penyakit infeksi yang berbahaya,” ujar Kabid Humas dan Kesejahteraan Anggota IDAI Hartono Gunadi dalam diskusi FMB9 secara virtual, Kamis (1/10/2020).
(Baca: 25 Juta Anak Terancam Akibat Covid-19, PB IDI Dorong Dua Hal Ini)
Kekhawatiran itu juga dipengaruhi karena pengetahuan yang dimiliki orang tua terhadap imunisasi. Terlebih lagi di masa pandemi Covid-19, Hartono menegaskan bahwa petugas kesehatan tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan sehingga mencegah potensi penyebaran virus Corona.
“Pengetahuan itu penting. Bila pengetahuannya kurang, kita perlu memberikan edukasi kepada ibu atau orang tua bisa mengerti atau memahami, menerima, dan mempunyai sikap yang baik terhadap imunisasi,” imbuhnya.
Ia menyadari ada sejumlah mitos yang muncul dibenak masyarakat. Misalnya, efek samping demam setelah mengikuti imunisasi. Hal itu membuat layanan imunisasi dianggap berbahaya.
(Baca: Posyandu Vakum Selama Pandemi, Banyak Ibu Hamil Tak Dapat Pelayanan Memadai)
Tak hanya itu, orang tua juga kerap takut ketika anak merasa rewel, kurang nafsu makan setelah mendapatkan imunisasi dasar. Menurut Hartono, kondisi itu juga lumrah terjadi pada sebagian anak.
“Itu konsep yang salah. Efek samping itu ringan dan akan hilang hanya beberapa hari. Kalau tidak diimunisasi, justru kekebalan tubuh anak malah menurun dan rentan,” tukasnya.
Hartono menegaskan bahwa imunisasi dasar merupakan hak anak untuk mendapatkan perlindungan dan mencegah dari infeksi yang menyerang tubuh pada masa pertumbuhannya. Lantaran itu, dirinya berharap orang tua bisa membawa anaknya mengikuti program vaksinasi tersebut setiap bulan melalui layanan gratis dari fasilitas kesehatan yang telah disediakan gratis oleh pemerintah.
Menyikapi hal itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pentingnya orang tua untuk tetap mengutamakan kesehatan anak dengan mengikuti program imunisasi dasar. Vaksinasi tersebut sangat penting demi mencegah potensi terinfeksi penyakit menular yang bisa menyerang kekebalan tubuh di masa pertumbuhan anak.
“Demand creation itu penting. Orang tua memang harus membawa anaknya untuk imunisasi. Namun di masa pandemi ini, mereka takut anaknya tertular penyakit infeksi yang berbahaya,” ujar Kabid Humas dan Kesejahteraan Anggota IDAI Hartono Gunadi dalam diskusi FMB9 secara virtual, Kamis (1/10/2020).
(Baca: 25 Juta Anak Terancam Akibat Covid-19, PB IDI Dorong Dua Hal Ini)
Kekhawatiran itu juga dipengaruhi karena pengetahuan yang dimiliki orang tua terhadap imunisasi. Terlebih lagi di masa pandemi Covid-19, Hartono menegaskan bahwa petugas kesehatan tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan sehingga mencegah potensi penyebaran virus Corona.
“Pengetahuan itu penting. Bila pengetahuannya kurang, kita perlu memberikan edukasi kepada ibu atau orang tua bisa mengerti atau memahami, menerima, dan mempunyai sikap yang baik terhadap imunisasi,” imbuhnya.
Ia menyadari ada sejumlah mitos yang muncul dibenak masyarakat. Misalnya, efek samping demam setelah mengikuti imunisasi. Hal itu membuat layanan imunisasi dianggap berbahaya.
(Baca: Posyandu Vakum Selama Pandemi, Banyak Ibu Hamil Tak Dapat Pelayanan Memadai)
Tak hanya itu, orang tua juga kerap takut ketika anak merasa rewel, kurang nafsu makan setelah mendapatkan imunisasi dasar. Menurut Hartono, kondisi itu juga lumrah terjadi pada sebagian anak.
“Itu konsep yang salah. Efek samping itu ringan dan akan hilang hanya beberapa hari. Kalau tidak diimunisasi, justru kekebalan tubuh anak malah menurun dan rentan,” tukasnya.
Hartono menegaskan bahwa imunisasi dasar merupakan hak anak untuk mendapatkan perlindungan dan mencegah dari infeksi yang menyerang tubuh pada masa pertumbuhannya. Lantaran itu, dirinya berharap orang tua bisa membawa anaknya mengikuti program vaksinasi tersebut setiap bulan melalui layanan gratis dari fasilitas kesehatan yang telah disediakan gratis oleh pemerintah.
(muh)