25 Juta Anak Terancam Akibat Covid-19, PB IDI Dorong Dua Hal Ini

Kamis, 01 Oktober 2020 - 14:00 WIB
loading...
25 Juta Anak Terancam Akibat Covid-19, PB IDI Dorong Dua Hal Ini
Ketua Umum PB IDI Daeng M. Faqih bersama Menkes Terawan Agus Putranto. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Sehingga, hal ini membuat operasional Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ) terdampak yang bisa mengancam kesehatan 25 juta anak Indonesia.

“Memang kalau kita lihat kasus Covid-19 di Indonesia ini belum menunjukkan kapan puncaknya. Jadi ini kelihatannya masih naik berlangsung, bahkan bulan September ini. Kita memang berharap Covid-19 ini bisa kita selesaikan bersama tetapi realitanya masih terus meningkat,” Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih dalam konferensi pers ‘Seruan Selamatkan 25 Juta Anak Indonesia’ secara virtual, Kamis (1/10/2020).

Daeng mengatakan memang harus ada upaya yang ekstra yang dilakukan agar Covid-19 ini bisa ditekan sampai bisa dihentikan. “Maka kalau tidak dampak dari Covid ini, saya sangat setuju bahwa dampak Covid ini luar biasa. Dimensinya bukan hanya dimensi kesehatan tapi dimensi yang lebih besar dari kehidupan masyarakat kita,” paparnya.

(Baca: PB IDI: Pemeriksaan Kesehatan, PCR dan Swab Test Tenaga Kesehatan Gratis)

Daeng pun mendorong pemerintah dua hal ini yakni pertama melakukan penanganan Covid-19 dengan baik. Dan, kedua melanjutkan pelayanan kesehatan yang sudah ada seperti Puskesmas dan Posyandu agar tetap berjalan namun dengan protokol kesehatan.

“Oleh karena itu untuk di bidang kesehatan dengan dampak yang luar biasa kepada anak dan kepada kesehatan ibu, memang mau tidak mau kita semua bersama pemerintah melakukan upaya sekaligus dua hal yakni pertama melakukan penanganan Covid-19 dengan baik karena infeksinya pada anak ini vital, luar biasa mungkin yang lebih tinggi dari negara lain. Kedua yang lebih penting pelayanan kesehatan yang sudah berjalan itu kita langsungkan,” ungkap Daeng.

Daeng juga telah mendapatkan laporan bahwa saat ini di daerah bahwa kegiatan-kegiatan Posyandu. Kegiatan-kegiatan Puskesmas menurun karena banyak masyarakat yang khawatir datang ke Puskesmas dan tertular Covid. “Ini yang harus kita carikan upaya bersama, agar upaya-upaya kesehatan masyarakat di Posyandu dan Puskesmas tetap bisa berjalan. Seraya penanganan Covid tetap dilakukan,” katanya.

(Baca: 117 Dokter Gugur Akibat COVID-19, PB IDI: Mari Kita Evaluasi, Cari Solusi Terbaik)

Selain itu, Daeng mengatakan penguatan Puskesmas dan penguatan di Posyandu pada era ini harus harus ada strategi. “Ini yang mungkin perlu kita dorong pemerintah karena kami tidak tahu strategi apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam rangka penguatan Kesehatan Masyarakat khususnya pelayanan di Puskesmas dan Posyandu di tengah Covid.”

“Kalau ini tidak kita pecahkan bersama, kami memang sangat khawatir Covid-nya terus meningkat kemudian kebutuhan-kebutuhan pelayanan masyarakat, indikator-indikator Standar Pelayanan Maksimal di Puskesmas akan menurun. Dan kalau ini terjadi dampak kesehatan masyarakat berikutnya itu akan menjadi masalah bagi kita sendiri,” kata Daeng.

“Oleh karena itu sekali lagi kita harus dorong pemerintah dua hal yakni penanganan Covid lebih baik. Kemudian untuk melanjutkan pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas dan Posyandu kita dorong juga ada strategi khusus di era pandemi Covid ini,” tutup Daeng.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1824 seconds (0.1#10.140)