Jokowi Dinilai Tak Ingin Pelaksanaan PSBB Menjadi Kontraproduktif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menganggap, arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pelaksanaan PSBB di sejumlah daerah dievaluasi secara menyeluruh perlu segera disambut dengan implementasi di lapangan.
"Presiden sudah memberikan imbauan agar PSBB dilakukan secara terukur. Pelaksanaan PSBB jangan terlalu lebay tapi jangan terlalu kendor," kata Karyono saat dihubungi SINDOnews, Selasa (5/5/2020).
Menurut Karyono, Presiden Jokowi mencontohkan adanya pembubaran paksa terhadap warung tenda yang masih buka. Tindakan tersebut dinilai presiden terlalu berlebihan.
"Itu artinya presiden tidak ingin PSBB menjadi kontraproduktif. Saya setuju pendapat presiden. Kebijakan PSBB jangan sampai menambah penderitaan rakyat, terutama masyarakat kecil yang terkena dampak akibat pandemi covid-19 seperti para pedagang kecil, warung kecil, dan sebagainya," tutur dia.
(Baca juga: Pasien Sembuh Melonjak, Total WNI Positif Corona di Luar Negeri 703 Orang)
Namun di sisi lain, lanjut Karyono, penerapan PSBB yang terlalu lunak juga menimbulkan hal-hal yang kontraproduktif. Hasilnya tidak efektif. Jadi, selain dibutuhkan ketegasan aparat, juga dibutuhkan kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi peraturan dan protokol kesehatan.
"Keberhasilan PSBB tidak hamya tergantung pada pemerintah tapi ditentukan oleh kerjasama gotong royong antara elemen masyarakat bersama sama dengan pemerintah," pungkasnya.
"Presiden sudah memberikan imbauan agar PSBB dilakukan secara terukur. Pelaksanaan PSBB jangan terlalu lebay tapi jangan terlalu kendor," kata Karyono saat dihubungi SINDOnews, Selasa (5/5/2020).
Menurut Karyono, Presiden Jokowi mencontohkan adanya pembubaran paksa terhadap warung tenda yang masih buka. Tindakan tersebut dinilai presiden terlalu berlebihan.
"Itu artinya presiden tidak ingin PSBB menjadi kontraproduktif. Saya setuju pendapat presiden. Kebijakan PSBB jangan sampai menambah penderitaan rakyat, terutama masyarakat kecil yang terkena dampak akibat pandemi covid-19 seperti para pedagang kecil, warung kecil, dan sebagainya," tutur dia.
(Baca juga: Pasien Sembuh Melonjak, Total WNI Positif Corona di Luar Negeri 703 Orang)
Namun di sisi lain, lanjut Karyono, penerapan PSBB yang terlalu lunak juga menimbulkan hal-hal yang kontraproduktif. Hasilnya tidak efektif. Jadi, selain dibutuhkan ketegasan aparat, juga dibutuhkan kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi peraturan dan protokol kesehatan.
"Keberhasilan PSBB tidak hamya tergantung pada pemerintah tapi ditentukan oleh kerjasama gotong royong antara elemen masyarakat bersama sama dengan pemerintah," pungkasnya.
(maf)