Pilkada Tetap Dilanjutkan, Komnas HAM Ingatkan Ratusan KPPS Meninggal di 2019
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengingatkan peristiwa yang terjadi pada Pemilu 2019 silam, dimana ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia karena kelelahan. Peringatan ini disampaijan menyusul adanya keputusan tentang pelaksanaan Pilkada 2020 tetap dilanjutkan di tengah pandemi Covid-19.
Ketua Tim Bentukan Paripurna Pemantauan Pemilu Daerah 2020 Komnas HAM, Hairansyah mengatakan, jika berkaca pada data penanganan Covid-19 baru-baru ini, kasus di Indonesia terus meningkat. Oleh karena itu, dia meminta kesehatan dan keselamatan menjadi hal yang paling utama dalam pelaksanaan Pilkada 2020 ini. "Pada sisi lain kita memiliki pengalaman 2019, dimana ratusan penyelenggara baik KPU, Bawaslu maupun petugas KPPS sampai 500 atau lebih yang kelelahan dan meninggal dunia," katanya dalam diskusi secara virtual, Selasa (29/9/2020). (Baca juga: Pandemi Corona, Komnas HAM Keluarkan Rekomendasi agar Pilkada Ditunda)
Dia berharap peristiwa yang terjadi di Pemilu 2019 tidak terulang lagi pada pesta demokrasi tahun ini. Meskipun, kata dia, tak menutup mata saat ini sudah banyak petugas atau penyelenggara pilkada yang terpapar Covid-19. "Kita berharap tentu akan sembuh. Tapi pada level yang lain, inikan bisa mengganggu dari setiap tahapan yang berjalan," ujarnya. (Baca juga: Dua Metode Kampanye Daring Pilkada yang Dinilai Tidak Efektif)
Terlebih, katanya, ada sejumlah pasangan calon (Paslon) kepala daerah yang sudah terpapar Covid-19. Hairansyah berharap, kondisi seperti ini tidak akan semakin parah mengingat ada beberapa tahapan pilkada yang harus dilalui. ”Ini menyangkut juga kualitas penyelenggaraan dan hasil dari proses pemilihan. Karena situasi pandemi ini banyak hal-hal yang tidak terduga dan kemudian berpengaruh terhadap proses dan hasil dari pelaksanaan pilkada,” katanya.
Ketua Tim Bentukan Paripurna Pemantauan Pemilu Daerah 2020 Komnas HAM, Hairansyah mengatakan, jika berkaca pada data penanganan Covid-19 baru-baru ini, kasus di Indonesia terus meningkat. Oleh karena itu, dia meminta kesehatan dan keselamatan menjadi hal yang paling utama dalam pelaksanaan Pilkada 2020 ini. "Pada sisi lain kita memiliki pengalaman 2019, dimana ratusan penyelenggara baik KPU, Bawaslu maupun petugas KPPS sampai 500 atau lebih yang kelelahan dan meninggal dunia," katanya dalam diskusi secara virtual, Selasa (29/9/2020). (Baca juga: Pandemi Corona, Komnas HAM Keluarkan Rekomendasi agar Pilkada Ditunda)
Dia berharap peristiwa yang terjadi di Pemilu 2019 tidak terulang lagi pada pesta demokrasi tahun ini. Meskipun, kata dia, tak menutup mata saat ini sudah banyak petugas atau penyelenggara pilkada yang terpapar Covid-19. "Kita berharap tentu akan sembuh. Tapi pada level yang lain, inikan bisa mengganggu dari setiap tahapan yang berjalan," ujarnya. (Baca juga: Dua Metode Kampanye Daring Pilkada yang Dinilai Tidak Efektif)
Terlebih, katanya, ada sejumlah pasangan calon (Paslon) kepala daerah yang sudah terpapar Covid-19. Hairansyah berharap, kondisi seperti ini tidak akan semakin parah mengingat ada beberapa tahapan pilkada yang harus dilalui. ”Ini menyangkut juga kualitas penyelenggaraan dan hasil dari proses pemilihan. Karena situasi pandemi ini banyak hal-hal yang tidak terduga dan kemudian berpengaruh terhadap proses dan hasil dari pelaksanaan pilkada,” katanya.
(cip)