Laut Jadi Pertemuan Kepentingan, dari Kerja Sama hingga Konflik

Rabu, 23 September 2020 - 18:14 WIB
loading...
Laut Jadi Pertemuan...
Dibutuhkan kesadaran untuk melakukan pembenahan internal dalam kehidupan mendasar Bangsa Indonesia untuk mengakui jati diri sebagai bangsa maritim. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia, Laksamana Madya TNI Dr Amarulla Octavian menyatakan pentingnya negara dalam memproteksi strategi penguasaan wilayah maritim sebagai jangkar kedaulatan bangsa. Dia menilai, bicara maritim bukan sekedar laut, jauh dari itu berbicara ruang udara.Hal itu disampaikannya dalam webinar bertajuk Paradigma Baru Maritime Domain Awareness Indonesia dalam rangka memperingati Hari Maritim Nasional 2020, Rabu (23/9/2020). Di acara itu, hadir juga Dirut PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia Chiefy Adi Kusmargono, Direktur Nasional Maritime Institute Siswanto Rusdi, dan Dosen Departemen Sejarah UI Bondan Kanumoyoso.Secara konseptual, Amarulla menerangkan MDA awalnya dikembangkan oleh militer Amerika Serikat (AS). Intinya, militer negara tersebut mengumpulkan informasi dan intelijen dari berbagai sumber yang selanjutnya diolah untuk menghasilkan operasi demi kepentingan pengamanan maritimnya. Namun lewat MDA pula, lewat berbagai perjanjian, operasi, AS bisa mengamankan kepentingan politik mereka di seluruh dunia.Indonesia sendiri memiliki wilayah lautan yang luas. Amarulla bahkan menyebut laut menjadi tempat pertemuan kepentingan antar berbagai pihak, baik dalam wadah kerja sama maupun konflik. Di bidang ekonomi, laut merupakan wadah bagi kepentingan, baik sebagai eksploitasi sumber daya alam maupun perlintasan perdagangan.Masalahnya, kerap bangsa Indonesia kurang lengkap dalam memahami situasi dan kondisi di mana kita menjalani kehidupan atas realita kemaritiman."Dibutuhkan kesadaran untuk melakukan pembenahan internal dalam kehidupan mendasar Bangsa Indonesia untuk mengakui jatidiri sebagai Bangsa Maritim," kata Amarulla.(Baca juga: Corona Masih Melanda, PBNU Tunda Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama)Lebih lanjut, Amarulla mengatakan, selama ini memang MDA identik dengan penggunaan teknologi yang terkait dengan penginderaan dan pertukaran informasi. Namun aslinya, ada sisi lain yaitu MDA membutuhkan ”pembenahan” yang bersifat non fisik. Yang dimaksudnya tentu soal perspektif melihat sektor kemaritiman dari semua pemangku kepentingan maritim.Karena itulah dia mengusulkan paradigma baru MDA, yang semula ditujukan semata menjamin keamanan dari segala bentuk ancaman keamanan maritim, menjadi ditujukan juga untuk keselamatan dan perlindungan."Jadi keselamatan bernavigasi dan perlindungan ekosistem kelautan juga harus menjadi fokus MDA," imbuhnya."Paradigma MDA baru juga ditujukan untuk memandang seutuhnya wilayah maritim sebagai satu kesatuan yang utuh mulai dari ruang laut hingga ruang udara di atas laut,"katanya .(Baca juga: Ditanya Lebih Enak Jadi Wapres Zaman SBY atau Jokowi, JK Bilang Begini ).Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengamini apa yang disampaikan Rektor Unhan. Hasto menyebut, laut dalam aspek maritim adalah halaman depan NKRI."Doktrin Indonesia sebagai poros maritim dunia telah mendorong bagaimana paradigma negara kelautan tersebut selain memiliki akar historis, dan kultural yang kuat, juga membuka ruang bagi kepemimpinan Indonesia bagi dunia melalui pendayagunaan seluruh faktor geopolitik sebagai negara maritim-kepulauan terbesar di dunia," ujar Hasto yang juga mahasiswa program doktoral Universitas Pertahanan.Menurut Hasto sudah tepat untuk terus menggelorakan semangat Jalesveva Jayamahe (di laut justru kita jaya). Sebab Indonesia sebagai titik temu dan sintesa peradaban dunia, saatnya mengedepankan konsepsi kedaulatan politik dan ekonomi dengan mendayagunakan seluruh sumber daya maritim.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Kesaksian Penyidik KPK...
Kesaksian Penyidik KPK Rossa Purbo di Pengadilan Buka Kotak Pandora Kasus Hasto
Penyidik KPK Rossa Purbo...
Penyidik KPK Rossa Purbo Sebut Hasto Talangi Rp400 Juta PAW Harun Masiku
Kesaksian Satpam DPP...
Kesaksian Satpam DPP PDIP: Didatangi Orang Tak Dikenal, Berujung Ketemu Harun Masiku
Ganjar Kembali Hadiri...
Ganjar Kembali Hadiri Sidang Hasto: Tetap Semangat, Tidak Kendor
Riezky Aprilia Dijanjikan...
Riezky Aprilia Dijanjikan Posisi Komisioner Komnas HAM hingga Komisaris Jika Mau Digantikan Harun Masiku
Caleg Terpilih PDIP...
Caleg Terpilih PDIP Riezky Aprilia Anggap Perintah Hasto agar Mundur demi Harun Masiku Hanya Dongeng Saeful Bahri
BKI Mantapkan Langkah...
BKI Mantapkan Langkah Menuju IACS, Intip Strateginya
Rusia Peringatkan Barat...
Rusia Peringatkan Barat Tingkatkan Terorisme Maritim
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
Rekomendasi
Harga Emas Jatuh Lagi,...
Harga Emas Jatuh Lagi, Hari Ini Turun Rp20 Ribu jadi Rp1.866.000 per Gram
Diskon 50 Persen Tambah...
Diskon 50 Persen Tambah Daya Listrik PLN 2025 Sampai Kapan? Catat Tanggalnya
GT Radial Dukung Seri...
GT Radial Dukung Seri Perdana Subaru BRZ Super Series 2025 di Sirkuit Mandalika
Berita Terkini
Sidang Tom Lembong,...
Sidang Tom Lembong, Jaksa Hadirkan Mantan Mendag Rachmat Gobel
Daniel Johan PKB Setuju...
Daniel Johan PKB Setuju Saran Megawati soal Polemik Ijazah Jokowi: Tinggal Tunjukkan Keasliannya, Selesai
Momen PM Australia Anthony...
Momen PM Australia Anthony Albanese Diiringi Pasukan Berkuda Menuju Istana Merdeka
KPK Belum Tentukan Jadwal...
KPK Belum Tentukan Jadwal Pemanggilan Ridwan Kamil, Ini Alasannya
8 Pati TNI AD dari Kemhan...
8 Pati TNI AD dari Kemhan Digeser Jenderal Agus Subiyanto pada Mutasi April 2025
Prabowo dan PM Australia...
Prabowo dan PM Australia Anthony Albanese akan Gelar Pertemuan Bilateral
Infografis
Tujuh Makanan Pencegah...
Tujuh Makanan Pencegah DBD, dari Pepaya hingga Bayam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved