Sebanyak 2.983 Perawat Terpapar Covid-19, Terbanyak DKI Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) , Harif Fadhilah mengatakan sebanyak 2.983 perawat terpapar Covid-19 dan 85 perawat meninggal akibat virus mematikan tersebut.
“Jadi untuk di perawat sendiri saat ini sudah 85 orang yang wafat di dalam perjuangan Covid ini. Dan ini data terakhir hari ini,” ungkap Harif dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (22/9/2020). (Baca juga: Depok Butuh Tambahan Tenaga Medis untuk Tangani Pasien Covid-19)
Harif mengatakan data perawat yang terpapar tersebut masih terkumpul dari empat provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali. Dimana terbanyak dari provinsi DKI Jakarta 1.629 perawat terpapar. “Data kami baru terkumpul 4 provinsi yang sudah firm itu di Jawa Timur 848 perawat, di DKI Jakarta 1.629 perawat, di Sulawesi Selatan itu 350 orang perawat, dan di Bali itu per tanggal 9 Agustus sebenarnya itu yang kita kumpulkan sudah 156 perawat,” ungkapnya. (Baca juga: Perawat Gugur, Ketua Satgas: Tenaga Kesehatan dan RS Benteng Terakhir)
Sehingga, kata Harif jika data terkumpul dari 34 provinsi di Indonesia maka angka perawat terpapar Covid-19 mencapai ribuan. “Saya kira akan lebih dari ribuan perawat yang terinfeksi di kalau kita kumpulkan seluruh Indonesia. Nah ini menjadi warning bagi kita semua termasuk kami di organisasi profesi,” katanya.
Harif menambahkan, meningkatnya kasus Covid-19 ini memberikan warning terutama tenaga atau petugas kesehatan yang saat ini berjibaku melayani pasien agar lebih waspada. ”Mereka berjuang tidak kenal waktu walaupun keluarga di rumah menunggu. Tapi kita terus berusaha untuk memberikan yang terbaik buat masyarakat. Oleh karena itu kalau kita sepakat bahwa tenaga kesehatan adalah benteng terakhir, maka mari kita perkuat benteng terakhir ini dengan membuat sebuah kebijakan atau program-program untuk meningkatkan keselamatan dari pada petugas kesehatan ini,” tegas Harif.
Harif mengatakan dengan adanya program yang dicanangkan oleh Satuan Tugas Covid-19 terkait dengan pemeriksaan PCR bagi petugas kesehatan, dia berharap ini bisa berjalan terus dan konsisten pada semua provinsi. “Paling tidak provinsi yang menjadi epicentrum kepada teman-teman kami seluruh petugas kesehatan agar mereka merasa nyaman, merasa diri aman untuk melayani,” ungkap Harif.
“Jadi untuk di perawat sendiri saat ini sudah 85 orang yang wafat di dalam perjuangan Covid ini. Dan ini data terakhir hari ini,” ungkap Harif dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (22/9/2020). (Baca juga: Depok Butuh Tambahan Tenaga Medis untuk Tangani Pasien Covid-19)
Harif mengatakan data perawat yang terpapar tersebut masih terkumpul dari empat provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali. Dimana terbanyak dari provinsi DKI Jakarta 1.629 perawat terpapar. “Data kami baru terkumpul 4 provinsi yang sudah firm itu di Jawa Timur 848 perawat, di DKI Jakarta 1.629 perawat, di Sulawesi Selatan itu 350 orang perawat, dan di Bali itu per tanggal 9 Agustus sebenarnya itu yang kita kumpulkan sudah 156 perawat,” ungkapnya. (Baca juga: Perawat Gugur, Ketua Satgas: Tenaga Kesehatan dan RS Benteng Terakhir)
Sehingga, kata Harif jika data terkumpul dari 34 provinsi di Indonesia maka angka perawat terpapar Covid-19 mencapai ribuan. “Saya kira akan lebih dari ribuan perawat yang terinfeksi di kalau kita kumpulkan seluruh Indonesia. Nah ini menjadi warning bagi kita semua termasuk kami di organisasi profesi,” katanya.
Harif menambahkan, meningkatnya kasus Covid-19 ini memberikan warning terutama tenaga atau petugas kesehatan yang saat ini berjibaku melayani pasien agar lebih waspada. ”Mereka berjuang tidak kenal waktu walaupun keluarga di rumah menunggu. Tapi kita terus berusaha untuk memberikan yang terbaik buat masyarakat. Oleh karena itu kalau kita sepakat bahwa tenaga kesehatan adalah benteng terakhir, maka mari kita perkuat benteng terakhir ini dengan membuat sebuah kebijakan atau program-program untuk meningkatkan keselamatan dari pada petugas kesehatan ini,” tegas Harif.
Harif mengatakan dengan adanya program yang dicanangkan oleh Satuan Tugas Covid-19 terkait dengan pemeriksaan PCR bagi petugas kesehatan, dia berharap ini bisa berjalan terus dan konsisten pada semua provinsi. “Paling tidak provinsi yang menjadi epicentrum kepada teman-teman kami seluruh petugas kesehatan agar mereka merasa nyaman, merasa diri aman untuk melayani,” ungkap Harif.
(cip)