Peran Dunia Pendidikan dalam Penerapan Perilaku 3M Cegah Covid 19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terus mengedukasi perubahan perilaku 3M yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak di dunia pendidikan, guna mencegah penularan virus corona.
Data Per Juli 2020 mencatat bahwa tingkat kepatuhan 3M yaitu kepatuhan jaga jarak sebesar 72%, mencuci tangan sebesar 80% dan menggunakan masker sebesar 80%, meskipun presentase tingkat kepatuhan relative baik namun laju penyebaran Covid-19 masih tetap tinggi dan meningkat.
Tercatat ada 649.192 satuan pendidikan, 4.183.591 guru, 68.801.708 peserta didik serta 42.972.397 keluarga peserta didik yang berpotensi menjadi agen perubahan perilaku di masa pandemi ini.
“Dari berbagai institusi di Indonesia, salah satu institusi paling penting perannya adalah institusi pendidikan, karena jika kita bisa melakukan penerapan perubahan perilaku 3M melalui institusi pendidikan dengan cepat maka setidaknya menjangkau 115 juta orang di Indonesia” ujar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi pada Webinar Edukasi Perubahan Perilaku 3M, Jumat (18/9/2020).
Sonny memaparkan agar terjadinya perubahan perilaku dalam masyarakat, harus ada motivasi berubah bisa dalam kesadaraan dalam diri dan bisa dari luar paksaan. Melalui institusi pendidikan diharapkan dapat memotivasi dari dalam. Ada tiga subidang startegi perubahan perlikau di mulai dari sub bidang edukasi, sosiaslisasi dan mitigasi.
“Di sub bidang edukasi sudah dirancang beberapa strategi, disatuan pendidikan sangat penting dengan cara melakukan nude atau dorongan, mendorong perilaku yang diharapkan menjadi sebuah pilihan yang mudah dilakukan” tuturnya.
Kemendikbud diminta sebelum memulai proses pembelajaran para peserta didik diedukasi terkait perilaku patuh protokol Covid-19
"Sebelum proses belajar dimulai perlu penyampaian materi edukasi bisa berupa video, audio, karikatur atau ilustrasi selama 1-2 menit tentang protokol kesehatan 3M, ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Subbidang Edukasi Perubahan Perilaku, Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Harris Iskandar menjelaskan penerapan perilaku 3M merupakan salah satu vaksin yang bisa gunakan saat ini untuk menghindari Covid-19.
“ Jika setiap individu berhasil menumbuhkan kesadaran untuk menerapkan 3M dengan cara menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak karena ini satu-satunya vaksin yang ada saat ini bagi masyarakat khususnya orang tua atau guru pendidik untuk menjaga anak didiknya dari paparan Covid-19” ungkap Harris.
Harris menuturkan target audience perubahan perilaku 3M dalam institusi pendidikan yaitu fokus pada peserta didik mulai dari PAUD hingga mahasiswa, para pendidik yaitu guru dan dosen agar disiplin menerapkan 3M melalui QNA, sosialisasi webinar, media cetak elektronik, kampanye, lomba-lomba .
Data Per Juli 2020 mencatat bahwa tingkat kepatuhan 3M yaitu kepatuhan jaga jarak sebesar 72%, mencuci tangan sebesar 80% dan menggunakan masker sebesar 80%, meskipun presentase tingkat kepatuhan relative baik namun laju penyebaran Covid-19 masih tetap tinggi dan meningkat.
Tercatat ada 649.192 satuan pendidikan, 4.183.591 guru, 68.801.708 peserta didik serta 42.972.397 keluarga peserta didik yang berpotensi menjadi agen perubahan perilaku di masa pandemi ini.
“Dari berbagai institusi di Indonesia, salah satu institusi paling penting perannya adalah institusi pendidikan, karena jika kita bisa melakukan penerapan perubahan perilaku 3M melalui institusi pendidikan dengan cepat maka setidaknya menjangkau 115 juta orang di Indonesia” ujar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi pada Webinar Edukasi Perubahan Perilaku 3M, Jumat (18/9/2020).
Sonny memaparkan agar terjadinya perubahan perilaku dalam masyarakat, harus ada motivasi berubah bisa dalam kesadaraan dalam diri dan bisa dari luar paksaan. Melalui institusi pendidikan diharapkan dapat memotivasi dari dalam. Ada tiga subidang startegi perubahan perlikau di mulai dari sub bidang edukasi, sosiaslisasi dan mitigasi.
“Di sub bidang edukasi sudah dirancang beberapa strategi, disatuan pendidikan sangat penting dengan cara melakukan nude atau dorongan, mendorong perilaku yang diharapkan menjadi sebuah pilihan yang mudah dilakukan” tuturnya.
Kemendikbud diminta sebelum memulai proses pembelajaran para peserta didik diedukasi terkait perilaku patuh protokol Covid-19
"Sebelum proses belajar dimulai perlu penyampaian materi edukasi bisa berupa video, audio, karikatur atau ilustrasi selama 1-2 menit tentang protokol kesehatan 3M, ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Subbidang Edukasi Perubahan Perilaku, Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Harris Iskandar menjelaskan penerapan perilaku 3M merupakan salah satu vaksin yang bisa gunakan saat ini untuk menghindari Covid-19.
“ Jika setiap individu berhasil menumbuhkan kesadaran untuk menerapkan 3M dengan cara menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak karena ini satu-satunya vaksin yang ada saat ini bagi masyarakat khususnya orang tua atau guru pendidik untuk menjaga anak didiknya dari paparan Covid-19” ungkap Harris.
Harris menuturkan target audience perubahan perilaku 3M dalam institusi pendidikan yaitu fokus pada peserta didik mulai dari PAUD hingga mahasiswa, para pendidik yaitu guru dan dosen agar disiplin menerapkan 3M melalui QNA, sosialisasi webinar, media cetak elektronik, kampanye, lomba-lomba .
(srf)