Atasi Critical Time Covid-19, Pemerintah Beri Instruksi Delapan Daerah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah bekerja keras mengatasi pandemi Covid-19. Langkah ini tidak mudah dan membutuhkan dukungan masyarakat luas, terutama sebelum program vaksinasi bisa dilakukan secara massal.
Untuk itu, selama menunggu vaksin Covid-19 atau tiga bulan masa critical time, pemerintah mendorong daerah, terutama delapan provinsi yang jumlah kasusnya menyumbangkan lebih dari 70% dari total kasus Covid-19 di Indonesia. Mereka didorong untuk serius mengatasi penyebarluasan pandemi tersebut. (Baca: Penjelasan Satgas Soal Angka Kematian Corona Simpang Siaur)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan sekaligus Wakil Ketua Komite Pengendalian Covid-19 dan Pengendalian Ekonomi Nasional mengungkapkan, terhadap delapan daerah dimaksud pemerintah telah mengeluarkan instruksi khusus.
Instruksi dimaksud, pertama mendorong perubahan perilaku masyarakat yang lebih cepat lagi untuk melaksanakan protokol kesehatan karena hal ini sangat penting. Kedua, penurunan penambahan kasus harian, ketiga peningkatan recovery rate. Keempat, penurunan mortality rate, dan kelima penurunan mortality cases. "Nah ini, dari lima ini yang kita nanti terjemahkan ke depan apa-apa yang kita lakukan. Sekarang sedang jalan juga,” ungkap Luhut.
Menko Luhut memperkirakan program vaksin sudah bisa berjalan pada Desember nanti. Untuk membantu program vaksinasi ini, TNI AD, Polri, serta unsur-unsur kesehatan akan melakukan injeksi di tempat-tempat yang akan diprioritaskan.
Prioritas pertama vaksin adalah untuk tenaga kesehatan dan tenaga pembantunya. Dia meyakini jika Desember hingga Januari mulai disuntikkan vaksin diharapkan Covid-19 akan terkendali.
“Nah kalau itu terlalui sampai Januari nanti sudah hampir 100 juta yang diinjeksi, saya kira mungkin akan mulai terkendali. Itu saya kira target kita karena tahun depan kita akan dapat 270 juta lebih. Mungkin saya kira akan lebih dari angka itu,” katanya. (Baca juga: Inilah Tips Melawan Rasa Malas Beribadah)
Langkah Pemerintah mengatasi pandemi memang tidak mudah, apalagi kluster penularan sudah semakin luas, mencapai 1.000 kluster. Fakta tersebut ditemukan berdasar lacakan Satgas.
“Dalam konteks tracing atau pelacakan, jajaran Kemenkes sudah menemukan lebih dari 1.000 kluster di seluruh Indonesia. Kluster adalah kelompok penularan lokal yang berkaitan dengan rantai penyebaran. Kluster dapat terjadi di rumah, tempat kerja, atau di tempat kerumunan lain,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.
Dia kemudian menuturkan bahwa pemerintah melakukan upaya 3T: tracing, testing, treatment untuk mengatasi pandemi ini. Untuk testing sudah lebih dari 2,8 juta spesimen yang diperiksa dari 1,6 juta orang. Reisa memastikan jumlah testing per hari pun terus mengalami peningkatan.
“Data Kemenkes telah mencatat lebih dari 10 ribu tes per 1 juta penduduk. Tentu kami atas nama pemerintah menyanpaikan apresiasi dan terima kasih bagi semua pihak,” ungkapnya.
Untuk treatment, Reisa mengatakan penanganan pasien covid-19 terus diupayakan dengan memberikan pelayanan terbaik. “Sehingga diharapkan tingkat kesembuhan pasien membaik. Mengingat pola perawatan di berbagai fasilitas kesehatan sudah dilakukan secara optimal,” ucapnya. (Baca juga: Masih Banyak Siswa Belum Miliki Gawai dan Kesulitan Sinyal)
Dia kemudian mengingatkan kembali pentingnya memutus mata rantai persebaran Covid-19 dengan meminta agar masyarakat terus membiasakan diri dan berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dengan 3M, yakni mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Reisa menekankan agar masker digunakan secara benar dan tidak hanya dijadikan sebagai hiasan. "Ingat selalu pakai masker dengan baik dan benar, jangan asal-asalan ya. Tutupi bagian hidung sampai dagu. Karena ini penting sekali. Jangan dijadikan hiasan untuk menutupi dagu saja. Atau saya masih melihat di beberapa orang malah dikalungkan saja maskernya di leher. Selalu siapkan lebih dari satu masker per hari, terutama ketika kita beraktivitas,” imbaunya.
Dia juga mengingatkan kembali pentingnya menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. “Lebih banyak di rumah saja. Keluar rumah hanya untuk kepentingan yang mendesak. Kalaupun harus keluar rumah hindari kontak fisik ya dengan orang lain. Sekalipun itu adalah teman kita sendiri. Jaga jarak aman ya bapak/ibu, minimal 1 hingga 2 meter,” ujarnya.
27 Hotel Jakarta Siap Layani Isolasi Mandiri
Sejumlah hotel, termasuk di DKI Jakarta, siap menampung masyarakat yang terpapar Covid-19 menjalani isolasi mandiri. Bahkan di Ibu Kota tercatat sudah ada 27 hotel dengan kapasitas sekitar 3.700 kamar sudah menyiap diri menjalankan misi tersebut. (Baca juga: 4 Jenis Olahraga Ini Efektif Turunkan Kadar Kolesterol)
Kepastian ini disampaikan Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, sebagai tindak lanjut kebijakan pemerintah yang melarang pasien positif Covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumah. PHRI memastikan hotel-hotel dimaksud sudah memenuhi syarat dan kriteria yang ditentukan.
Langkah ini diambil setelah Presiden Joko Widodo memerintah jajaran menterinya dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyiapkan hotel untuk isolasi mandiri demi mencegah penyebarluasan pandemi Covid-19. “Posisi saat ini sudah ada sekitar 27 hotel ya. Jadi 27 hotel dengan total kamar sekitar 3.700-an. Jadi kalau pemerintah kemarin mengatakan sekitar 3.000, saya rasa sudah cukup. Termasuk salah satu syaratnya itu adalah diharapkan bisa di per wilayah, jadi ada wilayah Jakarta Utara, Barat, Selatan, dan seterusnya seperti itu sudah bisa terpenuhi saat ini,” ungkap Maulana dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, kemarin.
Ke-27 hotel tersebar di semua wilayah Jakarta. Di Jakarta Pusat ada 11 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 1.605, di Jakarta Selatan 5 hotel dan 557 kamar, Jakarta Timur ada 4 hotel dengan 587 kamar, di Jakarta Barat ada 5 hotel dengan 602 kamar, dan Jakarta Utara tersedia 2 hotel dengan 360 kamar. (Baca juga: Ilmuwan Temukan Sperma Berukuran Raksasa Berusia 100 Juta Tahun)
“Jadi melihat nanti okupansinya di Wisma Atlet seperti itu. Nah, yang kemarin kami sudah juga bicara dengan Kasatgas, kami mengusulkan kita pakai apa limit ya, mungkin kalau di Wisma Atlet sudah 80%, baru kita ambil seperti itu,” ucap Maulana.
Selain Jakarta, penyiapan hotel dalam rangka program akomodasi hotel isolasi Covid-19 juga dilakukan di empat daerah lain: Bali, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan. Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah meminta PHRI memberikan daftar rekomendasi hotel. Selanjutnya Kementerian Kesehatan melakukan seleksi mengenai kesiapan fasilitas dan protokol kesehatan.
PHRI tidak menyebut hotel apa saja yang disiapkan. Namun, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio sebelumnya sudah mengungkapkan bahwa sejumlah hotel yang sudah siap dari sisi protokol kesehatan seperti Yello Hotel, Ibis Hotel, Pop Hotel, Mercure Hotel, dan Novotel di wilayah Jabodetabek. Hotel lainnya, Ibis Kuta Bali dan Novotel Banjarbaru di Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menjelaskan, pemerintah menyiapkan akomodasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan dan tenaga kesehatan melakukan isolasi di hotel. Upaya ini agar pasien Covid-19 tanpa gejala ataupun bergejala ringan agar tidak melakukan isolasi mandiri guna menghindari penularan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. (Lihat videonya: Istana Para Raja di Wilayah Sulsel Berumur Ratusan Tahun)
Upaya ini terpaksa dilakukan karena terjadinya peningkatan kasus positif Covid-19 yang cukup tinggi di beberapa daerah. Satgas menyebut paling tidak terdapat 9 provinsi yang mengalami kenaikan kasus positif yang cukup tinggi, yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua dan Bali. (Dita Angga/Binti Mufarida)
Lihat Juga: Deretan Brevet dan Tanda Jasa Komjen Dharma Pongrekun, Sosok yang Sebut Covid-19 Konspirasi
Untuk itu, selama menunggu vaksin Covid-19 atau tiga bulan masa critical time, pemerintah mendorong daerah, terutama delapan provinsi yang jumlah kasusnya menyumbangkan lebih dari 70% dari total kasus Covid-19 di Indonesia. Mereka didorong untuk serius mengatasi penyebarluasan pandemi tersebut. (Baca: Penjelasan Satgas Soal Angka Kematian Corona Simpang Siaur)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan sekaligus Wakil Ketua Komite Pengendalian Covid-19 dan Pengendalian Ekonomi Nasional mengungkapkan, terhadap delapan daerah dimaksud pemerintah telah mengeluarkan instruksi khusus.
Instruksi dimaksud, pertama mendorong perubahan perilaku masyarakat yang lebih cepat lagi untuk melaksanakan protokol kesehatan karena hal ini sangat penting. Kedua, penurunan penambahan kasus harian, ketiga peningkatan recovery rate. Keempat, penurunan mortality rate, dan kelima penurunan mortality cases. "Nah ini, dari lima ini yang kita nanti terjemahkan ke depan apa-apa yang kita lakukan. Sekarang sedang jalan juga,” ungkap Luhut.
Menko Luhut memperkirakan program vaksin sudah bisa berjalan pada Desember nanti. Untuk membantu program vaksinasi ini, TNI AD, Polri, serta unsur-unsur kesehatan akan melakukan injeksi di tempat-tempat yang akan diprioritaskan.
Prioritas pertama vaksin adalah untuk tenaga kesehatan dan tenaga pembantunya. Dia meyakini jika Desember hingga Januari mulai disuntikkan vaksin diharapkan Covid-19 akan terkendali.
“Nah kalau itu terlalui sampai Januari nanti sudah hampir 100 juta yang diinjeksi, saya kira mungkin akan mulai terkendali. Itu saya kira target kita karena tahun depan kita akan dapat 270 juta lebih. Mungkin saya kira akan lebih dari angka itu,” katanya. (Baca juga: Inilah Tips Melawan Rasa Malas Beribadah)
Langkah Pemerintah mengatasi pandemi memang tidak mudah, apalagi kluster penularan sudah semakin luas, mencapai 1.000 kluster. Fakta tersebut ditemukan berdasar lacakan Satgas.
“Dalam konteks tracing atau pelacakan, jajaran Kemenkes sudah menemukan lebih dari 1.000 kluster di seluruh Indonesia. Kluster adalah kelompok penularan lokal yang berkaitan dengan rantai penyebaran. Kluster dapat terjadi di rumah, tempat kerja, atau di tempat kerumunan lain,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.
Dia kemudian menuturkan bahwa pemerintah melakukan upaya 3T: tracing, testing, treatment untuk mengatasi pandemi ini. Untuk testing sudah lebih dari 2,8 juta spesimen yang diperiksa dari 1,6 juta orang. Reisa memastikan jumlah testing per hari pun terus mengalami peningkatan.
“Data Kemenkes telah mencatat lebih dari 10 ribu tes per 1 juta penduduk. Tentu kami atas nama pemerintah menyanpaikan apresiasi dan terima kasih bagi semua pihak,” ungkapnya.
Untuk treatment, Reisa mengatakan penanganan pasien covid-19 terus diupayakan dengan memberikan pelayanan terbaik. “Sehingga diharapkan tingkat kesembuhan pasien membaik. Mengingat pola perawatan di berbagai fasilitas kesehatan sudah dilakukan secara optimal,” ucapnya. (Baca juga: Masih Banyak Siswa Belum Miliki Gawai dan Kesulitan Sinyal)
Dia kemudian mengingatkan kembali pentingnya memutus mata rantai persebaran Covid-19 dengan meminta agar masyarakat terus membiasakan diri dan berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dengan 3M, yakni mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Reisa menekankan agar masker digunakan secara benar dan tidak hanya dijadikan sebagai hiasan. "Ingat selalu pakai masker dengan baik dan benar, jangan asal-asalan ya. Tutupi bagian hidung sampai dagu. Karena ini penting sekali. Jangan dijadikan hiasan untuk menutupi dagu saja. Atau saya masih melihat di beberapa orang malah dikalungkan saja maskernya di leher. Selalu siapkan lebih dari satu masker per hari, terutama ketika kita beraktivitas,” imbaunya.
Dia juga mengingatkan kembali pentingnya menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. “Lebih banyak di rumah saja. Keluar rumah hanya untuk kepentingan yang mendesak. Kalaupun harus keluar rumah hindari kontak fisik ya dengan orang lain. Sekalipun itu adalah teman kita sendiri. Jaga jarak aman ya bapak/ibu, minimal 1 hingga 2 meter,” ujarnya.
27 Hotel Jakarta Siap Layani Isolasi Mandiri
Sejumlah hotel, termasuk di DKI Jakarta, siap menampung masyarakat yang terpapar Covid-19 menjalani isolasi mandiri. Bahkan di Ibu Kota tercatat sudah ada 27 hotel dengan kapasitas sekitar 3.700 kamar sudah menyiap diri menjalankan misi tersebut. (Baca juga: 4 Jenis Olahraga Ini Efektif Turunkan Kadar Kolesterol)
Kepastian ini disampaikan Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, sebagai tindak lanjut kebijakan pemerintah yang melarang pasien positif Covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumah. PHRI memastikan hotel-hotel dimaksud sudah memenuhi syarat dan kriteria yang ditentukan.
Langkah ini diambil setelah Presiden Joko Widodo memerintah jajaran menterinya dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyiapkan hotel untuk isolasi mandiri demi mencegah penyebarluasan pandemi Covid-19. “Posisi saat ini sudah ada sekitar 27 hotel ya. Jadi 27 hotel dengan total kamar sekitar 3.700-an. Jadi kalau pemerintah kemarin mengatakan sekitar 3.000, saya rasa sudah cukup. Termasuk salah satu syaratnya itu adalah diharapkan bisa di per wilayah, jadi ada wilayah Jakarta Utara, Barat, Selatan, dan seterusnya seperti itu sudah bisa terpenuhi saat ini,” ungkap Maulana dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, kemarin.
Ke-27 hotel tersebar di semua wilayah Jakarta. Di Jakarta Pusat ada 11 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 1.605, di Jakarta Selatan 5 hotel dan 557 kamar, Jakarta Timur ada 4 hotel dengan 587 kamar, di Jakarta Barat ada 5 hotel dengan 602 kamar, dan Jakarta Utara tersedia 2 hotel dengan 360 kamar. (Baca juga: Ilmuwan Temukan Sperma Berukuran Raksasa Berusia 100 Juta Tahun)
“Jadi melihat nanti okupansinya di Wisma Atlet seperti itu. Nah, yang kemarin kami sudah juga bicara dengan Kasatgas, kami mengusulkan kita pakai apa limit ya, mungkin kalau di Wisma Atlet sudah 80%, baru kita ambil seperti itu,” ucap Maulana.
Selain Jakarta, penyiapan hotel dalam rangka program akomodasi hotel isolasi Covid-19 juga dilakukan di empat daerah lain: Bali, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan. Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah meminta PHRI memberikan daftar rekomendasi hotel. Selanjutnya Kementerian Kesehatan melakukan seleksi mengenai kesiapan fasilitas dan protokol kesehatan.
PHRI tidak menyebut hotel apa saja yang disiapkan. Namun, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio sebelumnya sudah mengungkapkan bahwa sejumlah hotel yang sudah siap dari sisi protokol kesehatan seperti Yello Hotel, Ibis Hotel, Pop Hotel, Mercure Hotel, dan Novotel di wilayah Jabodetabek. Hotel lainnya, Ibis Kuta Bali dan Novotel Banjarbaru di Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menjelaskan, pemerintah menyiapkan akomodasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan dan tenaga kesehatan melakukan isolasi di hotel. Upaya ini agar pasien Covid-19 tanpa gejala ataupun bergejala ringan agar tidak melakukan isolasi mandiri guna menghindari penularan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. (Lihat videonya: Istana Para Raja di Wilayah Sulsel Berumur Ratusan Tahun)
Upaya ini terpaksa dilakukan karena terjadinya peningkatan kasus positif Covid-19 yang cukup tinggi di beberapa daerah. Satgas menyebut paling tidak terdapat 9 provinsi yang mengalami kenaikan kasus positif yang cukup tinggi, yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua dan Bali. (Dita Angga/Binti Mufarida)
Lihat Juga: Deretan Brevet dan Tanda Jasa Komjen Dharma Pongrekun, Sosok yang Sebut Covid-19 Konspirasi
(ysw)