Jalan Oposisi Partai Baru Besutan Amien Rais

Jum'at, 11 September 2020 - 14:58 WIB
loading...
Jalan Oposisi Partai Baru Besutan Amien Rais
Partai baru Amien Rais akan mengambil jalan berbeda dengan saudara tuanya, Partai Amanat Nasional (PAN), dengan menjadi oposisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin. FOTO/CAPTURE/SINDOnews/PRIYO SETYAWAN
A A A
JAKARTA - Kelahiran partai baru besutan Amien Rais tinggal menunggu waktu. Partai ini akan mengambil jalan berbeda dengan "saudara tuanya", Partai Amanat Nasional (PAN), dengan menjadi oposisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Loyalis Amien Rais, Nazaruddin mengatakan, demokrasi itu bisa sehat jika dalam sistem pemerintahan dan politiknya ada check and balances. Itu untuk menjaga jalannya pemerintahan agar bisa dikontrol dengan baik.

"Mana yang tidak benar dan pas, serta yang sudah benar dan bagus, itu bisa dijelaskan dan dikoreksi dengan baik. Kondisi bangsa ini, hampir semua kekuatan politik yang ada sudah dikooptasi oleh rezim sekarang," katanya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (11/8/2020). ( )

Dia menilai parpol-parpol yang memilih berkoalisi dengan penguasa itu lebih karena pragmatisme politik. Partai baru besutan Amien Rais, menurutnya, tidak akan masuk dalam lingkaran kekuasaan saat ini.

"Sebuah partai dalam sistem demokrasi, dia berkoalisi dengan yang punya platform sama. Kemudian membangun kekuasaan. Kalau dirinya tidak bisa mayoritas, kemudian mengambil oposisi menjadi balance," tutur Nazaruddin.

Amien Rais dan para loyalisnya di PAN memang dikenal kerap mengkritik pemerintah Jokowi. Bahkan, perpecahan ini diduga karena Amien Rais tidak setuju dengan jalan PAN di bawah Zulkifli Hasan yang mendekat ke kekuasaan.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menyatakan partai barunya berasaskan Islam. Nazaruddin mengungkapkan beberapa alasannya pilihan asas itu. Pertama, mayoritas pendirinya beragama Islam. Namun, tetap terbuka bagi semua elemen masyarakat memiliki visi perjuangan yang sama. ( )

Kedua, aspirasi Islam dalam politik sedang menguat. Dia meyakini nilai-nilai Islam relevan dalam politik saat ini. "Islam yang Rahmatan Lil 'Alamin. Islam yang bisa memberikan rahmat untuk semua. Sebagai contoh, Pak Amin (bilang) menjadi Islam itu tidak harus eksklusif," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3233 seconds (0.1#10.140)