Cerita TKI di Malaysia, Tak Kenakan Masker Didenda 1.000 Ringgit (Bagian2-Habis)

Rabu, 09 September 2020 - 19:26 WIB
loading...
Cerita TKI di Malaysia, Tak Kenakan Masker Didenda 1.000 Ringgit (Bagian2-Habis)
Seorang pekerja dari Indonesia sedang mengerjakan pembangunan kedai makanan di Malaysia. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid) yang melanda dunia memaksa banyak negara untuk memperketat lalu lintas manusia antarnegara.

Baru-baru ini terungkap sebanyak 59 negara saat ini memperketat pembatasan masuk warga negara lain, termasuk dari Indonesia. Salah satu negara yang menutup "pintu" bagi warga negara Indonesia adalah Malaysia .

Sementara itu bukan hal mudah bagi warga negara Indonesia, khusus tenaga kerja Indonesia hidup di Malaysia saat pandemi Covid-19. Beberapa bulan lalu mereka sempat tidak bisa bekerja karena pemerintah setempat memberlakukan lockdown.

Kondisi tersebut berpengaruh terhadap penghasilan mereka yang rata-rata bukan gaji bulanan, tapi dihitung berdasarkan pekerjaan. ( )SINDOnews berhasil mewawancarai Fathur, salah seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Payaman, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang bekerja sebagai pekerja bangunan di kawasan Sungai Besi, Kuala Lumpur.

Fathur menjelaskan secara umum kondisi di Malaysia sudah mulai normal. Pasar-pasar juga sudah mulai ramai. Begitu pula tempat-tempat umum lainnya. Pemberlakuan jam malam yang saat lockdown beberapa bulan lalu sangat ketat, sekarang sudah mulai longgar.( )

Kendati begitu, Pemerintah Malaysia memberlakukan aturan yang sangat ketat mengenai penggunaan masker. Bagi mereka yang keluar rumah dan ketahuan tidak mengenakan masker, dendanya tidak tanggung-tanggung mencapai 1.000 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp3.546.000.

Tidak hanya itu, setiap orang yang masuk ke kedai atau restoran, harus mengisi data nama dan nomor telepon. "Kalau enggak meninggalkan nomor telepon dan daftar identitas, bisa didenda 300 Ringgit. Kalau sehari masuk kedai lima kali ya harus menulis daftar identitas dan nomor telepon lima kali juga," ungkap pria yang sudah sekitar 10 tahun bekerja di Malaysia ini.

Saat ini, di wilayah Sungai Besi, Fathur bersama dengan beberapa pekerja asal indonesia lainnya sedang mengerjakan bangunan sebanyak 10 unit yang rencananya bakal digunakan sebagai kedai makanan.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1597 seconds (0.1#10.140)