Soal Cuitan Politikus Demokrat, Sara Pertimbangkan Ambil Jalur Hukum

Senin, 07 September 2020 - 21:40 WIB
loading...
Soal Cuitan Politikus Demokrat, Sara Pertimbangkan Ambil Jalur Hukum
Bakal calon wali kota Tangsel Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mempertimbangkan akan menggunakan jalur hukum atas dugaan pelecehan seksual kepada dirinya. Foto/Twitter
A A A
JAKARTA - Bakal calon wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengatakan akan mempertimbangkan menggunakan jalur hukum atas dugaan pelecehan seksual kepada dirinya lewat cuitan polikus Partai Demokrat Cipta Panca Laksana dan eks Stafsus Menteri BUMN Said Didu.

Sikap keponakan Prabowo Subianto itu diambil lantaran muncul desakan dari para aktivis perempuan yang meminta dirinya yang juga aktivis perempuan dan anak untuk tidak tinggal diam. Meskipun, perempuan yang akrab disapa Sara itu awalnya tidak mau memuskingkannya karena sudah mendapatkan konfirmasi langsung dari Cipta Panca dan Said Didu. Ditambah kesibukannya sebagai calon kepala daerah. (Baca juga: Minta Maaf, Kader Demokrat Hapus Cuitan Paha Mulus Ponakan Prabowo)

“Namun kembali lagi saya tersentak saat membaca postingan kawan saya, sahabat seperjuangan perempuan yang memprotes di media sosialnya bagaimana sudah kerapkali hal serupa terjadi di seluruh Indonesia dan dialami begitu banyak perempuan sehingga telah terjadi “normalisasi”,” kata Sara dalam keterangannya kepada SINDO Media, Senin (7/9/2020). (Baca juga: Cuitan Paha Mulus Bikin Pendukung Keponakan Prabowo Marah)

Menurut mantan anggota Komisi VIII DPR itu, pernyataannya menghentak karena dia selama ini hanya menganggap cuitan di Twitter itu sebagai hal sepele dan biasa-biasa saja sebagai contoh nyata bagaimana masyarakat selama ini telah terprogram untuk menerima objektifikasi dan pelecehan seksual verbal sebagai hal biasa dan bahkan sebagai pujian. “Lalu muncul pertanyaan, apakah akan saya laporkan secara hukum. Sekali lagi, kegiatan sangat padat dan saya fokus sosialisasi kepada masyarakat. Saya sampaikan bahwa akan saya pertimbangkan,” terang Sara.

Namun, sambung Sara, karena mulai muncul dorongan dari para pejuang perempuan dan aktivis anti kekerasan seksual. Bahkan, ada juga yang menanyakan komitmennya untuk mendukung para korban dan penyintas jika dirinya yang selama ini menjadi figure yang memperjuangkan nasib mereka tidak memberikan contoh dan mengambil sikap. (Baca juga: Dikritik, Permintaan Maaf soal Cuitan Paha Wakil Wali Kota Tangsel)

Kemudian, kata politikus Partai Gerindra ini, dia akhirnya melihat bahwa hingga hari ini mulai bermunculan komentar yang menyalahkan gaya berpakaiannya sehingga menyebabkan pelecehan seksual terjadi. Ditambah dengan sejumlah foto dirinya sebelum mencalonkan diri sebagai serangan politik identitas.

“Mulai bermunculan komentar yang kira-kira bunyinya demikian: “ya mungkin perlu dipertimbangkan… kalau dia tidak berpakaian seperti itu hal seperti ini tidak akan muncul.” Lalu keluar juga foto yang digunakan sebagai bahan serangan politik identitas dari beberapa bulan sebelum kepastian majunya saya di pilkada Tangsel yang dikait-kaitkan seolah-olah saya melakukan pembodohan publik,” bebernya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1693 seconds (0.1#10.140)