Bonus Demografi, Peluang atau Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045
loading...
A
A
A
Jika ditinjau dari bidang pendidikan, BPS merilis angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2018 sebesar 71,39 meningkat 0,58 poin dibandingkan 2017. Salah satu dimensi pembentuk IPM adalah Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). HLS 2018 mencapai 12,91 tahun, artinya bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan hingga lulus SMA atau D1.
Sementara itu, RLS 2018 sebesar 8,17 tahun. Artinya rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas mencapai 8,17 tahun meningkat 0,07 tahun dibandingkan tahun 2017.
Meningkatkan HLS dan RLS memberi indikasi baik bahwa semakin banyak dan semakin lama anak-anak yang bersekolah. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Indonesia yang lebih baik.
Para millenials dan pasca-millenials menjadi istimewa karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Aapalagi dalam hal yang berkaitan dengan konsep diri, konsep hidup dan tata cara mereka membentuk, menentukan ukuran (jumlah) serta mengelola keluarga agar menjadi keluarga yang berkualitas. Mereka adalah generasi yang mau menerima sesuatu jika hal tersebut relevan dengan mereka dan dianggap mempunyai manfaat serta menguntungkan untuk hidup mereka.
Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang berbeda dalam memberikan pemahaman program karena pendekatan untuk era Baby Boomer (lahir di era 1946-1955), generasi pasca Revolusi Kemerdekaan yang masih kental dengan nuansa komunikasi satu arah, informasi dan teknologi yang belum melimpah, serta pemerintah adalah pemain tunggal dan utama dari keseluruhan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Yang apabila kita bandingkan dengan perubahan sosial yang terjadi dewasa ini menjadi kurang relevan lagi. Dengan demikian dibutuhkan cara yang lebih tepat untuk memperkenalkan program-program yang tepat di kelompok usia tersebut.
Tahun 2045, Indonesia akan berumur 100 tahun dimana saat itu diharapkan dapat memanfaatkan celah peluang atau jendela demografi (window of demography). Kondisi ini dapat berdampak pada dua kemungkinan, yaitu apakah bonus demografi akan menjadi peluang atau bencana bagi Indonesia.
Bonus demografi dapat tercapai jika kualitas sumber daya manusia di Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni sehingga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, bencana demografi akan terjadi jika jumlah penduduk yang berada pada usia produktif ini justru tidak memiliki kualitas yang baik sehingga menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negara.
Keberhasilan Indonesia dalam menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana telah membawa manfaat yang besar bagi pembangunan dan ketahanan nasional Indonesia. Namun tugas berat kita Bersama adalah bagaimana mewujudkan Indonesia emas 2045 tepat 100 tahun negeri tercinta Indonesia.
Pada masa itu diharapkan Indonesia mengalami kemajuan luar biasa karena memiliki bonus demografi. Indonesia berpeluang masuk menjadi lima negara di dunia dengan ekonomi terbesar. Impian besar tentang Indonesia unggul, maju, bersaing dengan bangsa-bangsa lain dan telah cukup dewasa untuk mengatasi isi-isu persoalan klasik bangsa, seperti korupsi, disintegrasi dan kemiskinan.
Untuk mewujudkan impian tersebut kunci utamanya ada pada manusianya. Dengan demikian kualitas sumber daya manusia menjadi dasar dari impian menjadi Indonesia emas tahun 2045 mendatang.
Sementara itu, RLS 2018 sebesar 8,17 tahun. Artinya rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas mencapai 8,17 tahun meningkat 0,07 tahun dibandingkan tahun 2017.
Meningkatkan HLS dan RLS memberi indikasi baik bahwa semakin banyak dan semakin lama anak-anak yang bersekolah. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Indonesia yang lebih baik.
Para millenials dan pasca-millenials menjadi istimewa karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Aapalagi dalam hal yang berkaitan dengan konsep diri, konsep hidup dan tata cara mereka membentuk, menentukan ukuran (jumlah) serta mengelola keluarga agar menjadi keluarga yang berkualitas. Mereka adalah generasi yang mau menerima sesuatu jika hal tersebut relevan dengan mereka dan dianggap mempunyai manfaat serta menguntungkan untuk hidup mereka.
Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang berbeda dalam memberikan pemahaman program karena pendekatan untuk era Baby Boomer (lahir di era 1946-1955), generasi pasca Revolusi Kemerdekaan yang masih kental dengan nuansa komunikasi satu arah, informasi dan teknologi yang belum melimpah, serta pemerintah adalah pemain tunggal dan utama dari keseluruhan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Yang apabila kita bandingkan dengan perubahan sosial yang terjadi dewasa ini menjadi kurang relevan lagi. Dengan demikian dibutuhkan cara yang lebih tepat untuk memperkenalkan program-program yang tepat di kelompok usia tersebut.
Tahun 2045, Indonesia akan berumur 100 tahun dimana saat itu diharapkan dapat memanfaatkan celah peluang atau jendela demografi (window of demography). Kondisi ini dapat berdampak pada dua kemungkinan, yaitu apakah bonus demografi akan menjadi peluang atau bencana bagi Indonesia.
Bonus demografi dapat tercapai jika kualitas sumber daya manusia di Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni sehingga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, bencana demografi akan terjadi jika jumlah penduduk yang berada pada usia produktif ini justru tidak memiliki kualitas yang baik sehingga menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negara.
Keberhasilan Indonesia dalam menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana telah membawa manfaat yang besar bagi pembangunan dan ketahanan nasional Indonesia. Namun tugas berat kita Bersama adalah bagaimana mewujudkan Indonesia emas 2045 tepat 100 tahun negeri tercinta Indonesia.
Pada masa itu diharapkan Indonesia mengalami kemajuan luar biasa karena memiliki bonus demografi. Indonesia berpeluang masuk menjadi lima negara di dunia dengan ekonomi terbesar. Impian besar tentang Indonesia unggul, maju, bersaing dengan bangsa-bangsa lain dan telah cukup dewasa untuk mengatasi isi-isu persoalan klasik bangsa, seperti korupsi, disintegrasi dan kemiskinan.
Untuk mewujudkan impian tersebut kunci utamanya ada pada manusianya. Dengan demikian kualitas sumber daya manusia menjadi dasar dari impian menjadi Indonesia emas tahun 2045 mendatang.