Menag Salurkan Bantuan Rp65 Miliar dalam Program Kita Cinta Papua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meluncurkan program Kita Cinta Papua (KCP) di Kota Jayapura, pada 3 September 2020. Dalam peluncuran program tersebut, Menag menyalurkan anggaran Rp65 miliar untuk pembangunan pendidikan di Papua dan Papua Barat.
Peluncuran program KCP ditandai penabuhan alat musik Tifa oleh Menag. Hadir dalam kegiatan tersebut, perwakilan Pemprov Papua, Kakanwil Kemenag Provinsi Papua, serta Dirjen Bimas Kristen. Hadir juga, staf khusus Menag, Dirjen Bimas Katolik dan Buddha, mantan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir, para tokoh agama dan adat se Papua, para rektor, perwakilan Majelis Rakyat Papua, DPR Papua, dan Forkopimda Pemprov Papua. (Baca juga: Bulan Ini Kemenag Cetak 8.200 Penceramah Bersertifikat)
Menag mengaku bangga dengan kerukunan yang terbangun di Papua. Hal itu bahkan sering Menag sampaikan setiap bertemu tamu dan teman dari sejumlah negara. "Setiap teman asing bertanya tentang kerukunan, saya selalu bilang, belajarlah dari Indonesia, negara dengan beraneka ragam budaya dan agama, namun tetap rukun bersatu dalam Indonesia. Bila ingin menelaah lebih jauh tentang kerukunan, datanglah ke Papua, khususnya Papua Barat, provinsi dengan indeks kerukunan tertinggi di Indonesia," ujar Menag di Jakarta, Minggu (6/9/2020). (Baca juga: Kemenag: Bukan Sertifikasi Penceramah tapi Penceramah Bersertifikat)
Menurut Menag, program Kita Cinta Papua bertujuan lebih memacu kuantitas dan kualitas sumber daya manusia Papua, di bidang agama dan pendidikan melalui jalur keagamaan. Untuk itu, Menag menyerahkan bantuan berupa beasiswa untuk anak-anak Papua, bantuan untuk pendidikan agama dan keagamaan, serta bantuan untuk lembaga keagamaan. Total nilai bantuan yang diberikan adalah Rp65 miliar untuk Papua dan Papua Barat.
Di bidang pendidikan, pada tahap pertama, antara lain, Kemenag memberi beasiswa kepada 257 mahasiswa Kristen Papua untuk kuliah S-1 di enam Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN), yaitu di Manado, Ambon, Toraja, Palangkaraya, Kupang dan Tarutung (Sumut). "Insya Allah dengan program ini, mulai 2024 setiap tahun paling tidak kita mendapat tambahan 200 anak Papua sarjana S-1, yang siap mengabdi di Papua atau di wilayah Indonesia lainnya, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Menag.
Dalam kesempatan itu, Menang mengundang enam Rektor STAKN ke Papua untuk menjemput langsung para calon mahasiswanya. Hari ini, mereka akan dibawa para Rektor langsung ke kampus masing-masing. Menag berpesan kepada para calon mahasiswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Sementara kepada para Rektor, Menag berpesan untuk mendidik mereka seperti anak sendiri.
Kemenag juga memberi beasiswa kepada 285 mahasiswa muslim, 90 mahasiswa Katolik, bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dan BOS untuk sekolah-sekolah keagamaan Islam, Kristen, Katolik dan Buddha. Selain itu, Kemenag membangun lima gedung baru madrasah, memberi bantuan pembelajaran daring, serta bantuan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, dan lainnya.
Di bidang penguatan kehidupan beragama, Kemenag memberi bantuan rehabilitasi dan bantuan operasional di masa pandemi Covid untuk rumah-rumah ibadah semua agama. Pada tahap berikutnya, dalam waktu dekat, Kemenag akan membangunkan kantor-kantor Kemenag Kabupaten yang belum terbangun. Kemenag juga akan memperbanyak penyuluh-penyuluh agama. Selain melaksanakan tugas pokoknya, mereka dapat juga diperankan sebagai motivator anak-anak usia sekolah.
Di bidang usaha merawat ke-Indonesiaan, Menag mendukung berbagai upaya pengokohan persatuan. Menag pada kesempatan ini meletakkan batu pertama pembangunan Monumen Kerukunan, dan membangun Jembatan Kesetiakawanan Aceh-Papua dan Maluku-Papua. Momen ini dihadiri antara lain oleh para Kakanwil, tokoh-tokoh dan wakil-wakil Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari Aceh dan Maluku.
Menag juga membawa Ketua Umum Partai Aceh yang juga mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf untuk berbagi cerita tentang pilihan mereka bergabung dengan Indonesia sesuai Perjanjian Helsinki, demi kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan Aceh. Mereka sangat puas karena saat ini Aceh menjadi lebih maju, lebih damai, dan lebih sejahtera dibanding sebelumnya.
Presiden Jokowi sangat populer di Papua. Itu tidak terlepas dari besarnya perhatian Presiden dalam membangun Papua yang sebelumnya sangat kurang tersentuh. Tak heran jika di sana ada nama "jalan Jokowi", "jembatan Jokowi", dan "bukit Jokowi". Bahkan, akses yang memudahkan wisatawan naik ke "view point" puncak pulau Vanimo, Raja Ampat, disebut dengan "tangga Jokowi".
Papua dengan berbagai keragamannya, dapat disebut sebagai Indonesia dalam bentuk mini. Karena kerukunannya, Papua betul-betul dapat disebut "Indonesia di ufuk Timur". Hormat untuk Papua, Kita Cinta Papua
Peluncuran program KCP ditandai penabuhan alat musik Tifa oleh Menag. Hadir dalam kegiatan tersebut, perwakilan Pemprov Papua, Kakanwil Kemenag Provinsi Papua, serta Dirjen Bimas Kristen. Hadir juga, staf khusus Menag, Dirjen Bimas Katolik dan Buddha, mantan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir, para tokoh agama dan adat se Papua, para rektor, perwakilan Majelis Rakyat Papua, DPR Papua, dan Forkopimda Pemprov Papua. (Baca juga: Bulan Ini Kemenag Cetak 8.200 Penceramah Bersertifikat)
Menag mengaku bangga dengan kerukunan yang terbangun di Papua. Hal itu bahkan sering Menag sampaikan setiap bertemu tamu dan teman dari sejumlah negara. "Setiap teman asing bertanya tentang kerukunan, saya selalu bilang, belajarlah dari Indonesia, negara dengan beraneka ragam budaya dan agama, namun tetap rukun bersatu dalam Indonesia. Bila ingin menelaah lebih jauh tentang kerukunan, datanglah ke Papua, khususnya Papua Barat, provinsi dengan indeks kerukunan tertinggi di Indonesia," ujar Menag di Jakarta, Minggu (6/9/2020). (Baca juga: Kemenag: Bukan Sertifikasi Penceramah tapi Penceramah Bersertifikat)
Menurut Menag, program Kita Cinta Papua bertujuan lebih memacu kuantitas dan kualitas sumber daya manusia Papua, di bidang agama dan pendidikan melalui jalur keagamaan. Untuk itu, Menag menyerahkan bantuan berupa beasiswa untuk anak-anak Papua, bantuan untuk pendidikan agama dan keagamaan, serta bantuan untuk lembaga keagamaan. Total nilai bantuan yang diberikan adalah Rp65 miliar untuk Papua dan Papua Barat.
Di bidang pendidikan, pada tahap pertama, antara lain, Kemenag memberi beasiswa kepada 257 mahasiswa Kristen Papua untuk kuliah S-1 di enam Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN), yaitu di Manado, Ambon, Toraja, Palangkaraya, Kupang dan Tarutung (Sumut). "Insya Allah dengan program ini, mulai 2024 setiap tahun paling tidak kita mendapat tambahan 200 anak Papua sarjana S-1, yang siap mengabdi di Papua atau di wilayah Indonesia lainnya, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Menag.
Dalam kesempatan itu, Menang mengundang enam Rektor STAKN ke Papua untuk menjemput langsung para calon mahasiswanya. Hari ini, mereka akan dibawa para Rektor langsung ke kampus masing-masing. Menag berpesan kepada para calon mahasiswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Sementara kepada para Rektor, Menag berpesan untuk mendidik mereka seperti anak sendiri.
Kemenag juga memberi beasiswa kepada 285 mahasiswa muslim, 90 mahasiswa Katolik, bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dan BOS untuk sekolah-sekolah keagamaan Islam, Kristen, Katolik dan Buddha. Selain itu, Kemenag membangun lima gedung baru madrasah, memberi bantuan pembelajaran daring, serta bantuan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, dan lainnya.
Di bidang penguatan kehidupan beragama, Kemenag memberi bantuan rehabilitasi dan bantuan operasional di masa pandemi Covid untuk rumah-rumah ibadah semua agama. Pada tahap berikutnya, dalam waktu dekat, Kemenag akan membangunkan kantor-kantor Kemenag Kabupaten yang belum terbangun. Kemenag juga akan memperbanyak penyuluh-penyuluh agama. Selain melaksanakan tugas pokoknya, mereka dapat juga diperankan sebagai motivator anak-anak usia sekolah.
Di bidang usaha merawat ke-Indonesiaan, Menag mendukung berbagai upaya pengokohan persatuan. Menag pada kesempatan ini meletakkan batu pertama pembangunan Monumen Kerukunan, dan membangun Jembatan Kesetiakawanan Aceh-Papua dan Maluku-Papua. Momen ini dihadiri antara lain oleh para Kakanwil, tokoh-tokoh dan wakil-wakil Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari Aceh dan Maluku.
Menag juga membawa Ketua Umum Partai Aceh yang juga mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf untuk berbagi cerita tentang pilihan mereka bergabung dengan Indonesia sesuai Perjanjian Helsinki, demi kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan Aceh. Mereka sangat puas karena saat ini Aceh menjadi lebih maju, lebih damai, dan lebih sejahtera dibanding sebelumnya.
Presiden Jokowi sangat populer di Papua. Itu tidak terlepas dari besarnya perhatian Presiden dalam membangun Papua yang sebelumnya sangat kurang tersentuh. Tak heran jika di sana ada nama "jalan Jokowi", "jembatan Jokowi", dan "bukit Jokowi". Bahkan, akses yang memudahkan wisatawan naik ke "view point" puncak pulau Vanimo, Raja Ampat, disebut dengan "tangga Jokowi".
Papua dengan berbagai keragamannya, dapat disebut sebagai Indonesia dalam bentuk mini. Karena kerukunannya, Papua betul-betul dapat disebut "Indonesia di ufuk Timur". Hormat untuk Papua, Kita Cinta Papua
(cip)