Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Jum'at, 31 Januari 2025 - 13:52 WIB
loading...
Tujuh Kebiasaan Anak...
Kosasih Ali Abu Bakar - Analis Kebijakan Ahli Madya pada Pusat Penguatan Karakter, Kemendikdasmen. Foto/Dok Pribadi
A A A
Kosasih Ali Abu Bakar
Analis Kebijakan Ahli Madya pada Pusat Penguatan Karakter, Kemendikdasmen

“… membangun karakter dengan membangun pembiasaan, yang dengan pembiasaan itu akan terbangun kebiasaan, dari kebiasaan terbentuk kepribadian, dari kepribadian terbangun peradaban...”

Pernyataan di atas disampaikan Menteri yang mengurusi pendidikan dasar dan menengah ketika bertemu dengan Komisi X DPR RI. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa penguatan karakter tanpa adanya pembiasaan akan sulit dilakukan, terlebih lagi kepada peserta didik atau anak-anak kita. Aristoteles dalam karyanya Nicomachean Ethics menjelaskan bahwa karakter dibentuk melalui kebiasaan (habit), tindakan yang berulang-ulang menjadi kebiasaan sehingga menjadi sebuah karakter. Kohlberg (1981) menambahkan jika lingkungan dan pengalaman berperan penting juga dalam membangun karakter seseorang.

Salah satu alasan pentingnya penguatan karakter itu adalah karena pada tahun 2045, perkiraan jumlah penduduk Indonesia mencapai 309 juta orang dengan angka Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 29 ribu dolar AS per tahun. Dengan kondisi ini, Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’, yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk. Ini ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun) terhadap penduduk usia kerja (usia 15 tahun sampai 64 tahun). Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2010 sampai tahun 2045, bonus demografi tertinggi diperkirakan terjadi pada tahun 2030 sampai tahun 2040.

Bila bonus demografi tersebut tidak optimal persiapannya maka yang akan terjadi adalah bencana demografi. Ketika usia kerja tersebut malah menjadi beban bagi negara, bukan menjadi aset untuk membangun peradaban bangsa. Kenyataan yang ada saat ini generasi muda Indonesia mendapatkan ancaman. Pertama, adanya sebutan generasi strawberry, generasi yang kreatif akan tetapi tidak tangguh dalam menghadapi hambatan dan tantangan. Kedua, generasi nocturnal, generasi yang cenderung aktif di malam hari karena pengaruh dari gaya hidup, perkembangan teknologi, dan tuntutan pekerjaan. Ketiga, tingginya kekerasan yang terjadi terhadap anak-anak. Keempat, permasalahan kesehatan fisik dan psikis, semakin tingginya obesitas pada anak, terpapar judi online, terpapar pornografi, dan terpapar narkoba. Untuk itu, penguatan karakter merupakan solusi untuk mengatasi ancaman tersebut untuk mencapai generasi emas Indonesia 2045.

Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 26 Desember 2024 telah meluncurkan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Gerakan ini memberdayakan Catur Pusat Pendidikan, yaitu satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media. Kebijakan pemerintah tentunya tidak bisa dilakukan sendiri. Kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kritikal, yaitu Catur Pusat Pendidikan. Maknanya, pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tempat, akan tetapi dipengaruhi empat elemen utama, yaitu keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan media.

Keluarga, tempat pertama anak-anak belajar tentang nilai-nilai kehidupan, bagaimana menjadi individu yang berbudi pekerti luhur, dan belajar tentang keteladanan. Satuan pendidikan, tempat anak-anak meningkatkan kemampuan akademik dan juga karakter. Masyarakat, memberikan pengalaman dan pembelajaran yang kaya pada lingkungan sosial di luar satuan pendidikan dan keluarga. Media, sebagai sumber belajar dan informasi, praktik baik, dan penyebarluasan informasi yang luas. Keempatnya harus saling bersinergi untuk menciptakan ruang dalam rangka pembentukan karakter yang baik agar efektif dan berkesinambungan.

Gerakan berupa kebiasaan Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi serta Tidur Cepat akan membentuk karakter anak yang sehat secara fisik, mental, dan spiritual. Kebiasaan Gemar Belajar akan menjadikan anak-anak Indonesia yang cerdas dan kreatif. Kebiasaan Bermasyarakat akan menjadikan anak Indonesia mempunyai rasa peduli dan tanggung jawab sosial yang tinggi pada lingkungan dan masyarakat. Tujuh kebiasaan ini juga diharapkan mampu untuk menguatkan regulasi diri peserta didik dan resilensi diri ketika menghadapi permasalahan.

Dalam implementasinya, peserta didik bersama dengan guru dan orang tua melakukan pemantauan aktifitas-aktifitas sederhana tujuh kebiasaan ini melalui buku harian atau jurnal. Selain itu juga melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala, baik oleh satuan pendidikan maupun pemerintah daerah dan Kemendikdasmen.

Tidak hanya itu, untuk memastikan implementasi kebijakan ini, Kemendikdasmen bersama dengan Kemendagri dan Kemenag telah mengeluarkan Surat Edaran Bersama (SEB). Pembiasaan tujuh kebiasaan ini dilakukan dalam program Pagi Ceria, ketika satuan pendidikan melakukan Senam Anak Indonesia seminggu dua kali, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan berdoa bersama. Gerakan tujuh kebiasaan ini juga diimplementasikan dalam gerakan kepanduan dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Nasib Pengawas Sekolah...
Nasib Pengawas Sekolah di Ujung Tanduk?
Bersama Melindungi Pemilik...
Bersama Melindungi Pemilik Indonesia Emas 2045
Cetak Generasi Berkarakter,...
Cetak Generasi Berkarakter, Kemenag Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah
SPMB: Kebijakan Keberpihakan
SPMB: Kebijakan Keberpihakan
Komisi I DPR Tekankan...
Komisi I DPR Tekankan Pentingnya Perlindungan Anak di Era Digital
SPMB dan Bayang-bayang...
SPMB dan Bayang-bayang Kesenjangan Pendidikan
Ikut Taklimat Presiden,...
Ikut Taklimat Presiden, Mendikdasmen: Menyiapkan Soal Pendidikan
Rekonstruksi Anggaran...
Rekonstruksi Anggaran dan Kebijakan Pendidikan
Efisiensi Kemenag Sasar...
Efisiensi Kemenag Sasar Madrasah, Selly Gantina PDIP: Cermin Ketidakadilan Sistem Pendidikan Nasional
Rekomendasi
Sehari Jelang Lebaran,...
Sehari Jelang Lebaran, Lalu Lintas di Jakarta Lengang
Terobos Pakai Motor,...
Terobos Pakai Motor, Oknum Polisi Polsek Gilimanuk Nodai Perayaan Nyepi
Keren! Mahasiswa Universitas...
Keren! Mahasiswa Universitas Ciputra Berhasil Menembus Dua Ajang Fotografi Dunia
Berita Terkini
H-1 Lebaran, Arus Lalin...
H-1 Lebaran, Arus Lalin di Tol Cipali dan Pantura Cirebon Ramai Lancar
2 jam yang lalu
Kemenko Polkam Nilai...
Kemenko Polkam Nilai Kebijakan WFA Efektif Urai Kepadatan Mudik Lebaran
2 jam yang lalu
Prabowo Salat Idulfitri...
Prabowo Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal Dilanjutkan Open House di Istana
6 jam yang lalu
3 Letjen TNI Teman Seangkatan...
3 Letjen TNI Teman Seangkatan Jenderal Agus Subiyanto, Salah Satunya Peraih Adhi Makayasa
8 jam yang lalu
PCINU Yordania dan Perusahaan...
PCINU Yordania dan Perusahaan Air Mineral Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina
8 jam yang lalu
2 Pati Polri Naik Pangkat...
2 Pati Polri Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 3, Nomor 1 Jebolan Akpol 1992
12 jam yang lalu
Infografis
Market Value Ian Maatsen...
Market Value Ian Maatsen Kalahkan Seluruh Skuad Timnas Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved