Sosok Gus Sholah, Tokoh HAM yang Banyak Berkarier di Bidang Arsitektur

Minggu, 02 Februari 2020 - 22:08 WIB
Sosok Gus Sholah, Tokoh HAM yang Banyak Berkarier di Bidang Arsitektur
Sosok Gus Sholah, Tokoh HAM yang Banyak Berkarier di Bidang Arsitektur
A A A
JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Sholah, menghembuskan nafas terakhir, Minggu (2/2/2020) malam. Gus Sholah wafat di RS Harapan Kita, Jakarta, pukul 20.55 WIB.

Gus Sholah merupakan putra dari pasangan KH Wahid Hasyim-Sholehah, dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ulama kelahiran Jombang, 11 September 1942, dikenal sebagai seorang aktivis, arsitek, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

Semasa hidup Gus Sholah pernah menjadi anggota MPR pada masa awal reformasi 1998. Gus Sholah juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. (Baca juga: Gus Sholah Wafat)

Di bidang politik, Gus Sholah pernah mencalonkan diri sebagai Walon Wakil Presiden berpasangan dengan Capres Wiranto pada Pemilu Presiden 2004. Sayang langkah Wiranto-Gus Solah terhenti pada putaran pertama, karena hanya menempati urutan ketiga.

Sejatinya, Gus Sholah muda bukanlah seorang politikus. Pada saat kuliah, Gus Sholah justru merintis karier di bidang kontraktor. Ya, Gus Sholah adalah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Arsitektur.

Tepatnya pada tahun 1970, Gus Sholah memutuskan mendirikan sebuah perusahaan kontraktor bersama teman dan kakak iparnya Hamid Baidawi. Praktis, pada periode 1970 hingga 1997 sebagian besar aktivitas Gus Sholah dihabiskan di bidang arsitektur dan konstruksi.

Suami dari Farida, putri mantan Menteri Agama KH Syaifudin Zuhri, ini diketahui pernah bergabung dengan Biro Konsultan dan menjadi direktur utama di Perusahaan Konsultan Teknik pada 1978-1997. Almarhum juga pernah menduduki posisi Ketua DPD Ikatan Konsultan Indonesia (Inkindo) DKI Jakarta periode 1989-1990.

Lalu naik jabatan menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Inkindo pada 1991-1994. Selanjutnya, menjadi Assosiate Director Perusahaan Konsultan Properti Internasional pada 1995-1996.

Setelah krisis moneter melanda Indonesia, Gus Sholah seakan banting stir. Sejak 1998, Gus Sholah praktis meninggalkan seluruh kegiatannya di bidang arsitektur dan konstruksi.

Gus Sholah memilih menghabiskan waktunya untuk membaca buku dan menulis. Terlebih pada tahun 1993 Gus Sholah punya pengalaman menduduki pimpinan redaksi Majalah Konsultan, sehingga tak heran jika almarhum punya kemampuan menulis.

Tulisannya banyak dimuat di media-media besar yang banyak menyoroti persoalan umat dan bangsa. Banyak gagasannya yang kerap berseberangan dengan sang kakak, Gus Dur. Puncaknya, kedua ulama besar NU itu pernah berpolemik mengenai hubungan agama dan negara.

Kini sang arsitektur telah berpulang, namun karya dan gagasan-gagasan besar Beliau akan tetap hidup. Semoga almarhum husnul khatimah.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8798 seconds (0.1#10.140)