Poros Gas Nusantara

Jum'at, 10 Januari 2025 - 12:53 WIB
loading...
A A A
Sementara untuk mendorong pengurangan impor minyak dalam negeri, maka SKK Migas perlu membuat skema peningkatan penggunaan gas yang diolah menjadi cair (gas to liquid) untuk bahan bakar sektor industri dan transportasi. Dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun ke depan akan banyak proyek gas baru, dan akan banyak kontrak gas ekspor yang tidak diperpanjang.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dilakukan sebuah proses teringrasi, gas akan dibawa dan diubah dalam kapal menjadi liquid dan dibawa ke wilayah-wilayah yang menjadi anchor demand konsumsi minyak seperti di Jawa dan Sumatra. Dengan pola ini, secara perlahan utilisasi gas bisa diintegrasikan dengan utilisasi gas to liquid untuk transportasi yang merupakan sector penyerap konsumsi BBM tertinggi. Dengan demikian, impor minyak dapat dikurangi sehingga dapat menolong tekanan terhadap nilai tukar rupiah dalam jangka panjang.

SKK Migas juga perlu melakukan optimalisasi penjualan LNG yang tidak terserap domestik untuk tahun 2025. Untuk tahun 2025 – 2029 dilakukan kajian berapa banyak kargo LNG yang tidak terserap untuk periode tersebut lalu akan dilakukan kontrak jangka pendek untuk pasar tradisional dan non tradisional sehingga harga yang didapatkan akan lebih baik dibandingkan melepas ke pasar spot.

Devisa yang didapat dari optimalisasi penjualan LNG ini diharapkan mampu menopang penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan menjadi ancaman untuk kestabilan ekonomi makro. SKK Migas perlu mendorong penjualan LNG tidak hanya ke pasar tradisional seperti Jepang dan Korea Selatan portofolio buyer namun ke pasar non tradisional seperti India dan China.

Produksi minyak dan gas bumi ditargetkan naik dari saat ini sekitar 1,9 juta barel setara minyak per hari menjadi minimal 2,5 juta barel setara minyak per hari pada saat akhir masa jabatan Presiden Prabowo di 2029 sebagai legacy bagi Republik Indonesia Tambahan produksi minyak dan gas untuk mengejar target tersebut akan didapat dari proyek Tangguh Traini III sebesar 700 mmscfd, lapangan Jangkrik 600 mmscfd, lapangan Jambaran Tiung Biru 330 mmscfd dan pengembangan proyek Genting Oil di Bintuni sebesar 170 mmscfd, Indonesia Deepwater Development (IDD) sebesar 80 mmscfd.

Penerapan Perpres Exploation Fund ditargetkan tahun 2024. Kegiatan Eksplorasi untuk melakukan eksplorasi di 128 cekungan bisa dilakukan di tahun 2024 – 2029. Pemanfaatan teknologi terapan untuk optimalisasi gas suar menjadi produk jual gas seperti LNG. Bank Dunia mencatat pada tahun 2024 ada sebanyak 5 juta kubik meters gas suar yang dibakar di Indonesia.

Jika dimanfaatkan dan diolah akan menjadi nilai produk yang ekonomis dan mengurangi polusi udara maupun polusi tanah. Beberapa perusahaan kontraktor Migas bukan mengolah gas suar menjadi produk gas pakai tapi dibuang memakai teknologi resevoar dibuang ke tanah bukan diolah menjadi produk jual. Harusnya SKK Migas memberi sanksi perusahaan kontraktor yang melakukan pengolahan gas suar ke tanah.

Akhirnya dengan melakukan optimalisasi produk gas di seluruh cekungan dan lapangan Migas di seluruh Indonesia, pemerintahan baru Presiden Prabowo akan mampu mengatasi defisit APBN dari impor migas sekaligus menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dan menjadikan Indonesia mandiri dalam energi nasional serta mulai membangun suplai energi untuk kawasan regional ASEAN.

Kekuatan gas bukan hanya menguatkan ekonomi nasional namun akan menjadi kekuatan di kawasan regional Asean. Jika pembenahan terjadi maka Presiden Prabowo dikenang sebagai bapak modern energi nasional dan meninggalkan legacy kekuatan kembali ekonomi kawasan melalui optimalisasi produksi gas.
(nnz)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1339 seconds (0.1#10.140)