Subsidi Elpiji 3 Kg Dicabut, Netizen Berharap Pemerintah Punya Empati
A
A
A
JAKARTA - Kritik keras terhadap rencana pemerintah mencabut subsidi gas elpiji 3 kilogram (kg) terus menggalir. Penolakan ini banyak disampaikan masyarakat di sosial media Twitter.
Akun @soeyoto1 misalnya menilai konversi dari minyak tanah ke elpiji di jaman Pemerintahan SBY-JK tujuannya untuk meringankan beban rakyat. Dia mempertanyakan di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sulit subsidi elpiji 4 kg justru dicabut. (Baca: Demokrat Kritik Alasan Pemerintah Ingin Cabut Subsidi Elpiji )
"Sekarang ekonomi lagi sulit kok yg meringankan Rakyat dicabutin semua. Partai penguasa ini katanya Partainya wong Cilik Kok tidak ada empatinya dg Rakyat Kecil?" ujarnya, Senin (20/1/2020).
"Keterlaluan nyekiknya ke rakyat, tidak smua orang berada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari msih banyak rakyat yg pontang panting, lah ini di tambah bebannya, klau orang kaya mah gak begitu masalah, klau bagi rakyat yg kesulitan ekonomi, kasianlah," kata akun @BaahitsahIlmi.
Penolakan juga disampaikan akun @ErnaSyahriani yang mengaku sebagai pedagang kecil. Menurutnya, harga elpiji 3 kg yang akan melambung tinggi akan menyulitkan usahanya.
"Tidak setuju. Sy jualan makanan. Gila aja kl hrg gas segitu. Nih saya jual roti harga seribu, usaha ini selain buat tambahan pemasukan, jg pengen bantu orang susah. Kasihan org susah, pengen makan roti yg enak d toko" bermerk, mehong, mereka gak sanggup beli," tulisnya.
Namun, tak sedikit pula netizen yang mengaku pasrah jika pemerintah memutuskan mencabut subsidi elpiji 3 kg. Mereka beralasan tidak bisa berbuat apa-apa menolak keinginan pemerintah tersebut. (Baca Juga: Tulis Surat Terbuka, Aktivis 98 Minta Presiden Tak Cabut Subsidi Elpiji 3 Kg)
"Setuju si tidak.....tapi ngga mampu mau berbuat apa.....saya hanyak sebagai Petani dan pengusaha kopi kecil kecilan...maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak samapai......tapi sayangnya kami tinggal di atas gunung. Mau tak mau harus terima," cuit akun @tegal_kopi.
"Mau di tolak pun nanti di tuduh Radikal intoleran ingin ganti pancasila. Mengumbar kebencian. Malas kerja. Gak bersyukur. Gak ingin maju. Plg parah nnti di tuduh makar atau di suruh pindah. Dgn berat hati di Terima. Biarkan waktu yg menjawab," ucap akun @LubisMadina2.
Akun @soeyoto1 misalnya menilai konversi dari minyak tanah ke elpiji di jaman Pemerintahan SBY-JK tujuannya untuk meringankan beban rakyat. Dia mempertanyakan di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sulit subsidi elpiji 4 kg justru dicabut. (Baca: Demokrat Kritik Alasan Pemerintah Ingin Cabut Subsidi Elpiji )
"Sekarang ekonomi lagi sulit kok yg meringankan Rakyat dicabutin semua. Partai penguasa ini katanya Partainya wong Cilik Kok tidak ada empatinya dg Rakyat Kecil?" ujarnya, Senin (20/1/2020).
"Keterlaluan nyekiknya ke rakyat, tidak smua orang berada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari msih banyak rakyat yg pontang panting, lah ini di tambah bebannya, klau orang kaya mah gak begitu masalah, klau bagi rakyat yg kesulitan ekonomi, kasianlah," kata akun @BaahitsahIlmi.
Penolakan juga disampaikan akun @ErnaSyahriani yang mengaku sebagai pedagang kecil. Menurutnya, harga elpiji 3 kg yang akan melambung tinggi akan menyulitkan usahanya.
"Tidak setuju. Sy jualan makanan. Gila aja kl hrg gas segitu. Nih saya jual roti harga seribu, usaha ini selain buat tambahan pemasukan, jg pengen bantu orang susah. Kasihan org susah, pengen makan roti yg enak d toko" bermerk, mehong, mereka gak sanggup beli," tulisnya.
Namun, tak sedikit pula netizen yang mengaku pasrah jika pemerintah memutuskan mencabut subsidi elpiji 3 kg. Mereka beralasan tidak bisa berbuat apa-apa menolak keinginan pemerintah tersebut. (Baca Juga: Tulis Surat Terbuka, Aktivis 98 Minta Presiden Tak Cabut Subsidi Elpiji 3 Kg)
"Setuju si tidak.....tapi ngga mampu mau berbuat apa.....saya hanyak sebagai Petani dan pengusaha kopi kecil kecilan...maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak samapai......tapi sayangnya kami tinggal di atas gunung. Mau tak mau harus terima," cuit akun @tegal_kopi.
"Mau di tolak pun nanti di tuduh Radikal intoleran ingin ganti pancasila. Mengumbar kebencian. Malas kerja. Gak bersyukur. Gak ingin maju. Plg parah nnti di tuduh makar atau di suruh pindah. Dgn berat hati di Terima. Biarkan waktu yg menjawab," ucap akun @LubisMadina2.
(kri)