Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Tempuh Studi S-3 di Universitas Pertahanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Walau sudah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) , bukan berarti Hasto Kristiyanto berhenti untuk terus belajar dan menggali ilmu. Diam-diam, Hasto memutuskan untuk mengambil kuliah strata-3 (S-3) demi meraih gelar doktor di Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia.
Sebagai mahasiswa baru tahun ajaran 2020-2021, Hasto diwajibkan mengikuti kuliah perdana dimana upacara pembukaannya dipimpin langsung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, pada hari ini Sabtu (29/8/2020). Meski begitu, Hasto bersama mahasiswa S-3 lainnya diwajibkan hadir sehari sebelumnya di mess Unhan di Sentul, Bogor, Jawa Barat yakni, Jumat, 28 Agustus 2020. Padahal, hingga Jumat sore itu, Hasto masih memimpin pengumuman calon kepala daerah PDIP gelombang IV bersama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. (Baca juga: Pesan Penting Megawati Soekarnoputri kepada Mahasiswa Doktoral Unhan)
Begitu acara selesai, Hasto masih harus mengurusi sejumlah detail pekerjaan administratif sebagai sekjen partai. Barulah sekitar pukul 20.00 WIB, Hasto benar-benar bisa berangkat ke Sentul, Bogor. Di kampus, 23 teman seangkatannya sudah menunggu. Pada tahun ini, satu angkatan jumlah siswa S-3 sebanyak 24 orang.
Malam itu, para mahasiswa S-3 berkumpul bersama di dekat Tugu Pasukan Perdamaian, yang menampilkan sosok seorang prajurit TNI memakai pakaian dan senjata ala pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Perkenalkan nama saya Hasto Kristiyanto. Saya ini sarjana teknik kimia yang masuk ke dunia politik," kata Hasto saat pertama kali memperkenalkan diri di hadapan rekan seangkatannya yang tertawa lalu bertepuk tangan. (Baca juga: Megawati Bersama Prabowo Hadiri Pembukaan Program Pendidikan Mahasiswa Unhan)
Rekan-rekan Hasto itu termasuk Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia, Teguh Haryono. Mayoritas adalah perwira TNI dari matra Angkatan Laut, Darat, maupun Udara. Ada juga seorang mahasiswa perempuan, dan dua mahasiswa muda kelahiran 1987.
Hasto menceritakan pengalamannya yang pernah bekerja di perusahaan BUMN dengan spesialisasi mendesain pembangunan pabrik. Hal itu dilakukannya, setelah lulus S-1 dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Hasto kemudian memegang gelar master dari S-2 International Management dari Prasetya Mulya Bussiness School. "Baru 2001 saya pensiun dini dari Rekayasa Industri, kemudian bergabung secara total di politik," kata Hasto.
Di 2004, dirinya terpilih sebagai anggota DPR, dan kemudian memilih tak lagi mencalonkan diri karena fokus total mengabdi di PDIP. Berbicara soal menjadi mahasiswa di Unhan, Hasto mengaku awalnya sudah mengajukan permohonan menjadi mahasiswa di S-3 salah satu universitas terkenal di Indonesia. Namun, pada akhirnya, garis tangannya membawa ke Universitas Pertahanan.
“Ketika mengajar di Sekolah Partai, saya selalu menyampaikan pentingnya pemahaman geopolitik. Di Unhan minat saya tersebut mendapat ruang yang luas, sekaligus mempelajari aspek-aspek strategis terkait strategi pertahanan, geostrategi, dan geo ekonomi. Jadilah saya masuk Unhan”, kata Hasto dalam perkenalannya.
Terkait geopolitik, Hasto memang fasih berbicara tentang bagaimana Proklamator RI Soekarno membawa Indonesia memperjuangkan Irian Barat sejak 1945. "Sebenarnya, saya juga semangat masuk Unhan supaya saya semakin mengenal dan punya baju loreng-loreng itu,” tambah Hasto sambil tertawa mengomentari rekan kuliahnya yang sebagian besar dari militer dan menggunakan baju loreng-loreng.
Hasto lalu melihat ke patung Tugu Perdamaian Dunia. Kepada para rekannya, Hasto mengatakan keinginan dirinya agar bersama teman seangkatannya, bersama menyatukan semangat. "Apalagi kita berada di sebuah Tugu Perdamaian Dunia yang memang cita-cita Indonesia, ketika merdeka, tidak hanya bicara tentang Pancasila sebagai falsafah dasar, tapi juga suatu cara pandang Indonesia terhadap dunia. Representasinya adalah bagaimana kita bertanggung jawab dalam perdamaian dunia seperti yang kita rasakan di sini," kata Hasto yang disambut tepuk tangan rekan seangkatannya.
Malam itu, Hasto memimpin ikrar bersama rekan seangkatannya. "Bela Negara," begitu teriakan Hasto dan kawan-kawan. "Brotherhood," demikian teriakan terakhir semuanya bersama.
Keesokan harinya, usai sarapan bersama. Mereka menuju lapangan dan auditorium Unhan, tempat dimana upacara dan orasi kebangsaan dilakukan. Orasi dilakukan secara virtual oleh Presiden RI Kelima yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, para pejabat militer, serta mahasiswa S-1 hingga S-3 Unhan akan jadi pesertanya. Kali ini, Hasto sudah memakai jaket merah marun, jaket almamater Unhan Indonesia. Hasto tampak bangga dan bahagia memakainya. "Mohon doanya agar studi saya berhasil," ujar Hasto singkat sambil tersenyum.
Sebagai mahasiswa baru tahun ajaran 2020-2021, Hasto diwajibkan mengikuti kuliah perdana dimana upacara pembukaannya dipimpin langsung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, pada hari ini Sabtu (29/8/2020). Meski begitu, Hasto bersama mahasiswa S-3 lainnya diwajibkan hadir sehari sebelumnya di mess Unhan di Sentul, Bogor, Jawa Barat yakni, Jumat, 28 Agustus 2020. Padahal, hingga Jumat sore itu, Hasto masih memimpin pengumuman calon kepala daerah PDIP gelombang IV bersama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. (Baca juga: Pesan Penting Megawati Soekarnoputri kepada Mahasiswa Doktoral Unhan)
Begitu acara selesai, Hasto masih harus mengurusi sejumlah detail pekerjaan administratif sebagai sekjen partai. Barulah sekitar pukul 20.00 WIB, Hasto benar-benar bisa berangkat ke Sentul, Bogor. Di kampus, 23 teman seangkatannya sudah menunggu. Pada tahun ini, satu angkatan jumlah siswa S-3 sebanyak 24 orang.
Malam itu, para mahasiswa S-3 berkumpul bersama di dekat Tugu Pasukan Perdamaian, yang menampilkan sosok seorang prajurit TNI memakai pakaian dan senjata ala pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Perkenalkan nama saya Hasto Kristiyanto. Saya ini sarjana teknik kimia yang masuk ke dunia politik," kata Hasto saat pertama kali memperkenalkan diri di hadapan rekan seangkatannya yang tertawa lalu bertepuk tangan. (Baca juga: Megawati Bersama Prabowo Hadiri Pembukaan Program Pendidikan Mahasiswa Unhan)
Rekan-rekan Hasto itu termasuk Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia, Teguh Haryono. Mayoritas adalah perwira TNI dari matra Angkatan Laut, Darat, maupun Udara. Ada juga seorang mahasiswa perempuan, dan dua mahasiswa muda kelahiran 1987.
Hasto menceritakan pengalamannya yang pernah bekerja di perusahaan BUMN dengan spesialisasi mendesain pembangunan pabrik. Hal itu dilakukannya, setelah lulus S-1 dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Hasto kemudian memegang gelar master dari S-2 International Management dari Prasetya Mulya Bussiness School. "Baru 2001 saya pensiun dini dari Rekayasa Industri, kemudian bergabung secara total di politik," kata Hasto.
Di 2004, dirinya terpilih sebagai anggota DPR, dan kemudian memilih tak lagi mencalonkan diri karena fokus total mengabdi di PDIP. Berbicara soal menjadi mahasiswa di Unhan, Hasto mengaku awalnya sudah mengajukan permohonan menjadi mahasiswa di S-3 salah satu universitas terkenal di Indonesia. Namun, pada akhirnya, garis tangannya membawa ke Universitas Pertahanan.
“Ketika mengajar di Sekolah Partai, saya selalu menyampaikan pentingnya pemahaman geopolitik. Di Unhan minat saya tersebut mendapat ruang yang luas, sekaligus mempelajari aspek-aspek strategis terkait strategi pertahanan, geostrategi, dan geo ekonomi. Jadilah saya masuk Unhan”, kata Hasto dalam perkenalannya.
Terkait geopolitik, Hasto memang fasih berbicara tentang bagaimana Proklamator RI Soekarno membawa Indonesia memperjuangkan Irian Barat sejak 1945. "Sebenarnya, saya juga semangat masuk Unhan supaya saya semakin mengenal dan punya baju loreng-loreng itu,” tambah Hasto sambil tertawa mengomentari rekan kuliahnya yang sebagian besar dari militer dan menggunakan baju loreng-loreng.
Hasto lalu melihat ke patung Tugu Perdamaian Dunia. Kepada para rekannya, Hasto mengatakan keinginan dirinya agar bersama teman seangkatannya, bersama menyatukan semangat. "Apalagi kita berada di sebuah Tugu Perdamaian Dunia yang memang cita-cita Indonesia, ketika merdeka, tidak hanya bicara tentang Pancasila sebagai falsafah dasar, tapi juga suatu cara pandang Indonesia terhadap dunia. Representasinya adalah bagaimana kita bertanggung jawab dalam perdamaian dunia seperti yang kita rasakan di sini," kata Hasto yang disambut tepuk tangan rekan seangkatannya.
Malam itu, Hasto memimpin ikrar bersama rekan seangkatannya. "Bela Negara," begitu teriakan Hasto dan kawan-kawan. "Brotherhood," demikian teriakan terakhir semuanya bersama.
Keesokan harinya, usai sarapan bersama. Mereka menuju lapangan dan auditorium Unhan, tempat dimana upacara dan orasi kebangsaan dilakukan. Orasi dilakukan secara virtual oleh Presiden RI Kelima yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, para pejabat militer, serta mahasiswa S-1 hingga S-3 Unhan akan jadi pesertanya. Kali ini, Hasto sudah memakai jaket merah marun, jaket almamater Unhan Indonesia. Hasto tampak bangga dan bahagia memakainya. "Mohon doanya agar studi saya berhasil," ujar Hasto singkat sambil tersenyum.
(cip)