Perubahan Kebijakan, Dinamika Logis
loading...
A
A
A
Dinamika Logis
Masyarakat pastinya akan mengikuti dengan seksama berbagai kebijakan pendidikan di masa yang akan datang. Masyarakat selama ini menjadi salah satu komponen sasaran kebijakan yang terkadang ditempatkan dalam posisi lebih sebagai obyek penderita ketimbang subyek pembuat atau perumus kebijakan itu sendiri.
Yang pasti, mereka tidak akan menerima apabila yang diberikan bukti atau indikator sukses atau keberhasilan hanya berupa praktik baik yang dilakukan pada daerah atau lingkungan terbatas. Mereka sudah tahu bahwa tanpa adanya sentuhan kebijakan baru di lingkungan tersebut sudah pasti akan memberikan hasil dan dampak yang baik.
Dinamika logis seyogianya dipahami dalam bentuk kemungkinan terjadi perombakan dan perubahan terhadap kebijakan yang sudah ada, yang dikuatkan bukti (evidence) adanya kendala atau kegagalan kebijakan sebelumnya. Sebagaimana dikatakan oleh Shadish, Cook, & Leviton (2023), umpan balik yang konstruktif berupa informasi tentang apa yang berfungsi dan apa yang tidak akan memperbaiki kualitas kebijakan.
Dinamika logis juga dimaknai sebagai sebuah prasyarat bahwa adanya sebuah kebijakan harus diikuti dengan optimalisasi penggunaan anggaran dalam implementasi kebijakan tersebut. Dengan menilai biaya dan manfaat, evaluasi membantu dalam alokasi sumber daya yang lebih efisien (Briggs & Fenton, 2023).
Rencana untuk mengevaluasi dan mengkaji kebijakan yang sudah ada tentunya harus didukung. Yang tidak didukung adalah apabila kebijakan yang sudah ada dibatalkan atau tidak ditindaklanjuti, tanpa adanya argumentasi kemengapaan keputusan tersebut diambil. Keputusan tersebut menjadi kewenangan dan keputusan menteri yang baru karena bagaimanapun ada yang harus dipedomani yaitu visi dan misi dari kepala pemerintahan di negeri ini.
Masyarakat pastinya akan mengikuti dengan seksama berbagai kebijakan pendidikan di masa yang akan datang. Masyarakat selama ini menjadi salah satu komponen sasaran kebijakan yang terkadang ditempatkan dalam posisi lebih sebagai obyek penderita ketimbang subyek pembuat atau perumus kebijakan itu sendiri.
Yang pasti, mereka tidak akan menerima apabila yang diberikan bukti atau indikator sukses atau keberhasilan hanya berupa praktik baik yang dilakukan pada daerah atau lingkungan terbatas. Mereka sudah tahu bahwa tanpa adanya sentuhan kebijakan baru di lingkungan tersebut sudah pasti akan memberikan hasil dan dampak yang baik.
Dinamika logis seyogianya dipahami dalam bentuk kemungkinan terjadi perombakan dan perubahan terhadap kebijakan yang sudah ada, yang dikuatkan bukti (evidence) adanya kendala atau kegagalan kebijakan sebelumnya. Sebagaimana dikatakan oleh Shadish, Cook, & Leviton (2023), umpan balik yang konstruktif berupa informasi tentang apa yang berfungsi dan apa yang tidak akan memperbaiki kualitas kebijakan.
Dinamika logis juga dimaknai sebagai sebuah prasyarat bahwa adanya sebuah kebijakan harus diikuti dengan optimalisasi penggunaan anggaran dalam implementasi kebijakan tersebut. Dengan menilai biaya dan manfaat, evaluasi membantu dalam alokasi sumber daya yang lebih efisien (Briggs & Fenton, 2023).
Rencana untuk mengevaluasi dan mengkaji kebijakan yang sudah ada tentunya harus didukung. Yang tidak didukung adalah apabila kebijakan yang sudah ada dibatalkan atau tidak ditindaklanjuti, tanpa adanya argumentasi kemengapaan keputusan tersebut diambil. Keputusan tersebut menjadi kewenangan dan keputusan menteri yang baru karena bagaimanapun ada yang harus dipedomani yaitu visi dan misi dari kepala pemerintahan di negeri ini.
(wur)