Bangkitkan Rasa Nasionalisme dengan Pelajari Sejarah Perjalanan Bangsa

Kamis, 27 Agustus 2020 - 17:20 WIB
loading...
Bangkitkan Rasa Nasionalisme dengan Pelajari Sejarah Perjalanan Bangsa
Belajar sejarah tentang Bangsa Indonesia merupakan hal penting untuk memahami tentang alasan kenapa bangsa ini didirikan. Foto/IlustrasiSINDOnews
A A A
Belajar sejarah tentang Bangsa Indonesia merupakan hal penting untuk memahami tentang alasan kenapa bangsa ini didirikan. Dengan mempelajari sejarah dan alasan berdirinya bangsa Indonesia akan membangkitkan rasa kesetiaan kepada Indonesia.

”Gus dur selalu mengatakan alasan adanya Indonesia adalah karena keberagaman, karena kalau tidak ada keberagaman, Indonesia tidak perlu ada. Contohnya, saya sekarang sekarang di Yogya, kalau kita tahun 1945 tidak mencapai kesepakatan bernama Indonesia, saya ini berarti ada di negara yang berbeda dengan Jakarta. Karena tidak ada Indonesia,” ujar anggota Suluh Kebangsaan, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahida atau biasa disapa Alissa Wahid di Yogyakarta, Rabu 26 Agustus 2020.

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian ini juga mengungkapkan, seandainya pada tahun 1945 bangsa ini tidak bersepakat menjadi satu negara bangsa maka pasti terpecah-pecah. Karena itu menurutnya yang dipakai untuk mempersatukan adalah gagasan yang diberi nama Indonesia yang disepakati pada tahun 1928.

”Jadi kalau sekarang ada yang mau menyeragamkan dengan khilafah itu sama saja dengan membatalkan dan membubarkan Indonesia. Masalahnya memang kita ini yang mayoritas kalah dalam hal militansi dengan mereka sehingga disebut sebagai silent majority,” tutur putri sulung Gus Dur itu.( )

Alissa menyebutkan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena sebagian besar orang Indonesia merasa nyaman, aman dan berpuas diri tapi tidak menjaga atau tidak memperbaharui komitmen kepada kebangsaaannya yaitu Indonesia dan akhirnya malah sibuk dengan kepentingannya sendiri.

Menurut dia, perlu strategi lebih efektif dan efisien serta orang-orang yang militan untuk menjaga NKRI. Perlu kader-kader yang memiliki keterampilan atau kecakapan untuk menggerakkan masyarakat yang tidak hanya bisa bilang Negara Kestuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati tapi juga bisa mewujudkannya dengan menggerakkan masyarakat.

”Kita masih berkutat di hal-hal yang sifatnya seremonial saja seperti seminar atau even yang tidak bisa mencetak kader-kader yang diperlukan untuk menjaga bangsa. Di tempat saya sendiri gusdurian baru mencapai 130 kota di indonesia, belum semuanya. Karena kita tidak ada kekuatan dana,” ucapnya.

Kehadiran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai lembaga yang terdepan dalam penanggulangan terorisme menurut dia sangat diharapkan peran sertanya untuk turut serta mencetak kader-kader penggerak masyarakat.

”BNPT perlu untuk membuat program kaderisasi yang kuat jadi kita nanti bisa mencetak orang-orang yang memang bisa menggerakkan masyarakat. Kami di Gusdurian saja perlu waktu dua tahun melakukan kaderisasi kepada seseorang sampai dia mampu pada tingkat menjadi pemimpin atau bisa menggerakkan masyarakat. Nah, BNPT saya yakin juga bisa melakukan hal serupa, hanya desain programnya bisa lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan,” pungkasnya
(nbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1369 seconds (0.1#10.140)