Selamat Datang Paus Fransiskus: Bumi Rumah Bersama

Rabu, 04 September 2024 - 13:39 WIB
loading...
A A A
Ini makna pertama yang sudah banyak dibahas, bahwa kaitan manusia dengan bumi harus terus diingatkan. Bagaimana manusia memanfaatkan bumi harus bijak.

Dan kita sudah tahu banyak penelitian di berbagai bidang bahwa bumi ini sedang menurun dalam banyak aspek. Kualitas udara, karena pencemaran dan pembakaran bahan bakar. Kualitas air, karena polusi di air tawar dan air laut pinggiran pantai.

Kualitas tanah, karena kita terlalu banyak menggunakan tanah untuk tanaman konsumsi manusia. Kualitas cuaca, dengan penuh ketidakpastian, banyaknya bencana di udara, laut, dan darat, sebagian besar karena terkait dengan kebiasaan manusia itu sendiri.

Semua penurunan kualiltas kehidupan bumi, mari kita renungi, bertobat bersama. Begitu ajakan Paus Fransiskus.

Laodato Si makna kedua merujuk pada relasi antar manusia. Bumi adalah rumah bagi semua manusia. Manusia tidak punya rumah lain selain bumi ini. Planet ini satu-satunya. Semua etnis, bangsa, agama, budayaan, dan negara yang berbeda menghuni tanah bulat ini.

Bumi tidak akan tumbuh lebih besar. Tanah tidak akan meluas. Benua-benua dan pulau-pulau akan tetap sama lebar dan panjangnya. Mungkin terjadi pergerakan secara geologis, karena tanah dan air lautan pada dasarnya juga bergerak. Namun semua bergerak di bumi yang sama.

Kehidupan dan bukan kehidupan semua bergerak di planet ini, tidak ke planet lain. Semua berinteraksi dalam tempat yang satu. Semua dinamika terjadi di bumi. Bumi adalah milik bersama.

Karena keragaman ini lah ada kewajiban moral bagi yang merasa besar dan berpengikut banyak untuk memberi ruang di bumi ini. Mari berbagi tempat, hak, kewajiban, dan bertukar pikiran dengan merdeka tanpa ketakutan dan ancaman. Mari lakukan dengan ikhlas, aman, dan senang hati. Tersen

Indonesia mayoritasnya adalah Muslim. Agama-agama lain lebih sedikit jumlahnya, apalagi di pulau Jawa. Pulau ini sudah sesak. Maka mari berdampingan dan memberi ruang pada yang kurang beruntung, lemah, kalah, dan berjumlah tidak banyak.

Pemihakan pada yang lemah pada kalimat Laodato Si adalah inti yang sangat penting bagi para penghuni bumi saat ini. Tidak hanya manusia, tetapi semua kehidupan. Yang akan punah, yang jumlahnya sedikit, yang kurang beruntung, dan yang kalah harus diberi ruang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1140 seconds (0.1#10.140)