Siapkan Penerbang Tempur, Optimalkan Dassault Rafale
loading...
A
A
A
Kedatangan 24 pesawat Dassault Rafale yang diborong Indonesia memang masih pada 2026. Meski begitu, para penerbang yang bakal mengawakinya harus jauh hari dipersiapkan. Pihak TNI ternyata sudah bergerak cepat menyambut momen itu. Setelah dilantik menjadi KSAU, Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono menegaskan slogan AMPUH (adaptif, modern, profesional, unggul, dan humanis) untuk mewujudkan TNI AU memiliki alutsista modern dan sumber daya manusia (SDM) kuat. Menurutnya, TNI AU harus bisa mencapai standar kinerja yang tertinggi dalam setiap aspek operasional.
baca juga: Prabowo Borong 42 Jet Tempur Rafale, Indonesia Semakin Disegani
Demi mengejar tujuan itu, dia intens mengecek perkembangan pengadaan berbagai alutsista beserta infrastrukturnya. KSAU juga mendatangi sejumlah Lanud untuk bertemu langsung dengan prajurit TNI AU, dan memotivasi agar mereka selalu siap menerima dan mengoperasikan alutsista baru. Menurut dia, kedatangan berbagai alutsista canggih dengan profesionalitas prajurit yang mengawakinya akan meningkatkan kekuatan TNI AU mewujudkan Indonesia Air Power yang disegani.
Sejak 2022, enam penerbang TNI AU sudah menjalani pelatihan menerbangkan Dassault Rafale di Prancis. Selain penerbang, turut menjalani pelatihan delapan orang calon teknisi. Calon penerbang tersebut terpilih berdasar beberapa kriteria yang ditetapkan TNI AU.
Kapten Rayak, penerbang Angkatan Udara Prancis yang menerbangkan Dassault Rafale dari Guam ke Jakarta beberapa waktu lalu menuturkan bahwa untuk bisa mengoperasikan pesawat ini, pilot berpengalaman membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Dia pun meyakini para penerbang TNI AU, termasuk yang mengawaki pesawat Hawk-200 juga tidak akan kesulitan.
Melibat talenta para penerbang tempur Indonesia, keseriusan TNI AU menggembleng para calon penerbang, dan pengalaman yang dituturkan Kapten Rayak mengawaki Dassault Rafale, bisa diyakini jajaran airmen TNI AU siap menyambut dan mengoperasikan pesawat kebanggaan ini. Namun harus pula digarisbawahi agar TNI AU memperketat aturan maupun disiplin latihan agar musibah yang menimpa beberapa pesawat tempur tidak lagi terulang. (*)
baca juga: Prabowo Borong 42 Jet Tempur Rafale, Indonesia Semakin Disegani
Demi mengejar tujuan itu, dia intens mengecek perkembangan pengadaan berbagai alutsista beserta infrastrukturnya. KSAU juga mendatangi sejumlah Lanud untuk bertemu langsung dengan prajurit TNI AU, dan memotivasi agar mereka selalu siap menerima dan mengoperasikan alutsista baru. Menurut dia, kedatangan berbagai alutsista canggih dengan profesionalitas prajurit yang mengawakinya akan meningkatkan kekuatan TNI AU mewujudkan Indonesia Air Power yang disegani.
Sejak 2022, enam penerbang TNI AU sudah menjalani pelatihan menerbangkan Dassault Rafale di Prancis. Selain penerbang, turut menjalani pelatihan delapan orang calon teknisi. Calon penerbang tersebut terpilih berdasar beberapa kriteria yang ditetapkan TNI AU.
Kapten Rayak, penerbang Angkatan Udara Prancis yang menerbangkan Dassault Rafale dari Guam ke Jakarta beberapa waktu lalu menuturkan bahwa untuk bisa mengoperasikan pesawat ini, pilot berpengalaman membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Dia pun meyakini para penerbang TNI AU, termasuk yang mengawaki pesawat Hawk-200 juga tidak akan kesulitan.
Melibat talenta para penerbang tempur Indonesia, keseriusan TNI AU menggembleng para calon penerbang, dan pengalaman yang dituturkan Kapten Rayak mengawaki Dassault Rafale, bisa diyakini jajaran airmen TNI AU siap menyambut dan mengoperasikan pesawat kebanggaan ini. Namun harus pula digarisbawahi agar TNI AU memperketat aturan maupun disiplin latihan agar musibah yang menimpa beberapa pesawat tempur tidak lagi terulang. (*)
(hdr)