Diplomasi Indonesia di KTT PBB terkait Perubahan Iklim
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perubahan iklim terus menjadi topik yang dibahas oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya di berbagai forum. Seperti yang dilakukan Menteri LHK pada momen persiapan Delegasi Indonesia menuju COP29.
Menteri Siti menyampaikan, Azerbaijan selaku COP29 Presidency telah mencanangkan 'in a solidarity for a green world' sebagai tema COP29.
Tema tersebut berfokus pada kebutuhan untuk berinvestasi hari ini demi untuk menyelamatkan masa depan, dengan perencanaan yang didasarkan pada dua pilar, yaitu meningkatkan ambisi dan memungkinkan tindakan.
Pilar pertama kata dia, berfokus pada penggabungan elemen-elemen kunci untuk memastikan semua pihak berkomitmen pada rencana nasional yang ambisius dan transparansi.
"Sedangkan Pilar kedua, mencerminkan peran penting finance/pendanaan sebagai alat utama untuk mengubah ambisi menjadi tindakan dan mengurangi emisi, beradaptasi, dan mengatasi kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim," kata Menteri Siti, Minggu (4/8/2024).
"Hal ini guna memastikan hasil yang inklusif berdasarkan solusi bersama," tambahnya.
Dari penekanan Presidensi COP29 pada isu-isu negosiasi tersebut, Menteri Siti mengharapkan, kiranya para negosiator Indonesia dapat memperoleh gambaran lansekap utama negosiasi di COP29 dan sekaligus dapat mencermati lebih mendalam.
"Terhadap perkembangan yang terjadi selama periode inter-sessional menjelang COP29, serta mencari celah dan peluang untuk menempatkan Indonesia pada posisi yang terbaik berdasarkan kepentingan nasional Indonesia," jelasnya.
Ia mencontohkan bahwa untuk penetapan New Collective Quantified Goal (NCQG) atau target pendanaan iklim baru periode 2025 onwards untuk negara berkembang yang dimandatkan untuk diputuskan pada COP29.
Menteri Siti menyampaikan, Azerbaijan selaku COP29 Presidency telah mencanangkan 'in a solidarity for a green world' sebagai tema COP29.
Tema tersebut berfokus pada kebutuhan untuk berinvestasi hari ini demi untuk menyelamatkan masa depan, dengan perencanaan yang didasarkan pada dua pilar, yaitu meningkatkan ambisi dan memungkinkan tindakan.
Pilar pertama kata dia, berfokus pada penggabungan elemen-elemen kunci untuk memastikan semua pihak berkomitmen pada rencana nasional yang ambisius dan transparansi.
Baca Juga
"Sedangkan Pilar kedua, mencerminkan peran penting finance/pendanaan sebagai alat utama untuk mengubah ambisi menjadi tindakan dan mengurangi emisi, beradaptasi, dan mengatasi kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim," kata Menteri Siti, Minggu (4/8/2024).
"Hal ini guna memastikan hasil yang inklusif berdasarkan solusi bersama," tambahnya.
Dari penekanan Presidensi COP29 pada isu-isu negosiasi tersebut, Menteri Siti mengharapkan, kiranya para negosiator Indonesia dapat memperoleh gambaran lansekap utama negosiasi di COP29 dan sekaligus dapat mencermati lebih mendalam.
"Terhadap perkembangan yang terjadi selama periode inter-sessional menjelang COP29, serta mencari celah dan peluang untuk menempatkan Indonesia pada posisi yang terbaik berdasarkan kepentingan nasional Indonesia," jelasnya.
Ia mencontohkan bahwa untuk penetapan New Collective Quantified Goal (NCQG) atau target pendanaan iklim baru periode 2025 onwards untuk negara berkembang yang dimandatkan untuk diputuskan pada COP29.