KLHK Sebut Indonesia Darurat Sampah Plastik

Minggu, 28 Juli 2019 - 17:54 WIB
KLHK Sebut Indonesia...
KLHK Sebut Indonesia Darurat Sampah Plastik
A A A
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan, Indonesia saat ini sedang darurat sampah plastik.

Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin saat menghadiri kegiatan gerakan tanpa plastik bertema ‘Gerakan Satu Juta Tumbler’ yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika di Gelora Bung Karno, Jakarta (28/7/2019).

“70% saat ini ikan kita mengandung microplastic, jadi gambarannya kalau ada sepuluh ikan, tujuh di antaranya di dalam perutnya mengandung microplastic,” ungkapnya.

Untuk itu, dirinya mengajak masyarakat untuk mulai peduli dengan lingkungan masing-masing agar kondisi tersebut tidak makin memburuk.

“Kita tidak ingin ini berlanjut terus, dengan bantuan teman-teman kominfo mari kita memulai dari lingkungan kita sendiri, hidup bersih, melakukan pemilahan sampah plastik sendiri agar yang masih bisa dipakai bisa tepilah dengan baik.”

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawati.

“Di Indonesia masih ada 32% sampah yang belum terkelola. Dimana tempat pembuangan akhir kita 55% masih open bumping artinya masih terbuka. Diperlukan gerakan untuk membantu pengelolaan sampah supaya tidak terbuang secara ilegal,” ungkap Rosa.

Rosa menjelaskan jumlah sampah di Indonesia mencapai 65,8 juta ton per tahun. Sementara untuk sampah plastik sekitar 7,2 juta ton per tahun.

“Indonesia sekarang punya gerakan yang namanya pengurangan sampah. Jadi kita mau ya kurangi sampah. Rata-rata per orang membuang sampah plastik 0,7 kg per hari. Jadi kalau sekarang kita mengurangi penggunaan botol plastik, itu luar biasa,” katanya

Namun, Rosa mengungkapkan terjadi penurunan sebanyak 1% sampah plastik atau 630.000 ton pada 2018. Pasalnya, kampanye pengurangan penggunaan plastik semakin masif. “Di Indonesia ketika 2016 sampah plastiknya itu sekitar 16%, turun menjadi 15% tahun 2018. Lumayan walaupun cuma satu persen.”

Rosa mengaku telah menggalakkan program ‘Bank Sampah’. Program ini, telah masuk pada strategi nasional dan daerah untuk mengurangi penggunaan sampah hingga 30%.

“Untuk mengatur sampah plastik memang yang pertama adalah kita melakukan pengurangan 30%, kemudian dimasukkan ke dalam kebijakan strategi nasional dan strategi daerah,” ucapnya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6859 seconds (0.1#10.140)