Forum Zakat Ungkap 3 Tantangan Besar Tata Kelola Zakat di Indonesia
loading...
A
A
A
PADANG - Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi bersama Ketua Zakat Nasional Bambang Suherman menabuh gendang menandai dimulainya Musyawarah Nasional ke 10 Forum Zakat (Munas FOZ), pada Rabu (17/7/2024).
Dalam munas yang digelar selama tiga hari dan mengusungtema 'Gerakan Zakat Menyongsong Indonesia Emas 2045' tersebutdihadiri sebanyak 268 lembaga zakat seluruh Indonesia.
Pada pembukaan agenda tersebut, Ketua Forum Zakat yakni Bambang Suherman mengatakan, ada tiga tantangan besar sebagai lembaga zakat yang harus dikelola dengan sungguh-sungguh.
Tantangan pertama, tata kelola kelembagaan. Kompetensi setiap amil, kapasitas setiap lembaga akan selalu dituntut oleh semua pihak.
"Karena zakat sesungguhnya adalah bisnis kepercayaan. Dan kita harus memastikan kalau tidak ada yang tercederai dalam kepercayaan tersebut, ketika telah dimandatkan atau diamanahkan ke lembaga kita," ujar Bambang Suherman.
Maka kerja forum zakat untuk meningkatkan kapasitas setiap amil membangun kekuatan setiap lembaga, mensertifikasi, mengakreditasi, dan memastikan lembaga berjalan di koridor regulasi yang diatur dalam negara Republik Indonesia menjadi satu keniscayaan untuk selalu ditingkatkan.
"Ini akan terus menjadi komitmen kita menghadirkan sekolah amil, memunculkan serikat amil dan membangun kolaborasi kuat dengan banyak pihak," kata Bambang.
Tantangan kedua, mewujudkan peran fungsi signifikan dari lembaga zakat dalam bentuk program yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sebab tujuan zakat tidak hanya sebatas persoalan kemiskinan namun lebih dari itu zakat merupakan upaya menyelesaikan masalah kehidupan.
"Jangan sampai cara mengelola zakat kita buruk dan program yang kita jalankan sama sekali tidak bertemu dengan permasalahan yang dimandatkan syariah," ucap Bambang.
Terakhir Forum Zakat melihat pengelolaan sumber daya menjadi tantangan zakat di masa depan. Sebab, selama ini isu zakat di Indonesia selalu dihadapkan dengan cara menghitung potensi dengan realitas zakat yang sedang dijalankan.
Di sela kehadirannya dalam agenda Munas ke 10 FOZ, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengucapkan terima kasih kepada Ketua Munas ke FOZ yang telah memilih Sumatera Barat sebagai lokasi. Sebuah apresiasi bagi Sumbar yang telah dipilih menjadi tempat lokasi munas.
"Banyak potensi zakat yang belum teroptimalkan di berbagai sektor. Ragam sektor yang dapat kita optimalkan di wilayah Sumatera Barat mulai dari bidang pertanian, peternakan tetap berjalan,” kata Mahyeldi.
Kementerian Agama (Kemenag) mengingatkan setiap badan maupun lembaga zakat di Indonesia agar tidak melakukan penyelewengan anggaran yang menjadi hak para mustahik atau penerima zakat.
"Zakat ini adalah amanat umat dan haknya para mustahik. Artinya, dana ini tidak boleh digunakan selain yang disebutkan dalam Al Quran," ujar Waryono Abdul Ghofur, selaku Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag saat hadir di Munas ke 10 FOZ.
Dalam munas yang digelar selama tiga hari dan mengusungtema 'Gerakan Zakat Menyongsong Indonesia Emas 2045' tersebutdihadiri sebanyak 268 lembaga zakat seluruh Indonesia.
Pada pembukaan agenda tersebut, Ketua Forum Zakat yakni Bambang Suherman mengatakan, ada tiga tantangan besar sebagai lembaga zakat yang harus dikelola dengan sungguh-sungguh.
Tantangan pertama, tata kelola kelembagaan. Kompetensi setiap amil, kapasitas setiap lembaga akan selalu dituntut oleh semua pihak.
"Karena zakat sesungguhnya adalah bisnis kepercayaan. Dan kita harus memastikan kalau tidak ada yang tercederai dalam kepercayaan tersebut, ketika telah dimandatkan atau diamanahkan ke lembaga kita," ujar Bambang Suherman.
Maka kerja forum zakat untuk meningkatkan kapasitas setiap amil membangun kekuatan setiap lembaga, mensertifikasi, mengakreditasi, dan memastikan lembaga berjalan di koridor regulasi yang diatur dalam negara Republik Indonesia menjadi satu keniscayaan untuk selalu ditingkatkan.
"Ini akan terus menjadi komitmen kita menghadirkan sekolah amil, memunculkan serikat amil dan membangun kolaborasi kuat dengan banyak pihak," kata Bambang.
Tantangan kedua, mewujudkan peran fungsi signifikan dari lembaga zakat dalam bentuk program yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sebab tujuan zakat tidak hanya sebatas persoalan kemiskinan namun lebih dari itu zakat merupakan upaya menyelesaikan masalah kehidupan.
"Jangan sampai cara mengelola zakat kita buruk dan program yang kita jalankan sama sekali tidak bertemu dengan permasalahan yang dimandatkan syariah," ucap Bambang.
Terakhir Forum Zakat melihat pengelolaan sumber daya menjadi tantangan zakat di masa depan. Sebab, selama ini isu zakat di Indonesia selalu dihadapkan dengan cara menghitung potensi dengan realitas zakat yang sedang dijalankan.
Di sela kehadirannya dalam agenda Munas ke 10 FOZ, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengucapkan terima kasih kepada Ketua Munas ke FOZ yang telah memilih Sumatera Barat sebagai lokasi. Sebuah apresiasi bagi Sumbar yang telah dipilih menjadi tempat lokasi munas.
"Banyak potensi zakat yang belum teroptimalkan di berbagai sektor. Ragam sektor yang dapat kita optimalkan di wilayah Sumatera Barat mulai dari bidang pertanian, peternakan tetap berjalan,” kata Mahyeldi.
Kementerian Agama (Kemenag) mengingatkan setiap badan maupun lembaga zakat di Indonesia agar tidak melakukan penyelewengan anggaran yang menjadi hak para mustahik atau penerima zakat.
"Zakat ini adalah amanat umat dan haknya para mustahik. Artinya, dana ini tidak boleh digunakan selain yang disebutkan dalam Al Quran," ujar Waryono Abdul Ghofur, selaku Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag saat hadir di Munas ke 10 FOZ.
(ars)