Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bersama Pemprov Kalsel Optimalkan Lahan Rawa
loading...
A
A
A
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman mengarahkan agar pemasangan dan pemanfaatan pompa yang telah dikirim segera dipercepat. Syamsir mengatakan pentingnya koordinasi antara konsultan konstruksi dan petugas lapangan untuk menentukan area yang dapat dikerjakan terlebih dahulu.
“Jika ada petani yang tidak dapat diajak bekerja sama, agar dilaporkan kepada kepala desa dan fokus pada area lain yang lebih siap,” ungkapnya.
Syamsir menekankan untuk kabupaten yang realisasinya masih rendah diminta untuk berkoordinasi intensif dengan dinas terkait, bahkan jika perlu dipantau setiap hari. Lahan pasca panen harus segera diolah dan ditanami kembali.
"Kita harus bekerja dengan serius dan cepat. Saya akan melaporkan perkembangan langsung kepada bapak bupati. Jangan sampai kita tertinggal, sementara daerah lain sudah dua atau tiga kali tanam, kita baru sekali," terang Syamsir.
Sebagai tindak lanjut, jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh petugas, Syamsir menginstruksikan agar diadakan rapat segera yang melibatkan semua pihak terkait.
"Rapat merupakan salah satu cara untuk mendorong penyelesaian. Terima kasih atas kerja sama dan partisipasinya. Mohon agar setiap rapat dihadiri oleh semua pihak karena kegiatan ini sangat penting," tambahnya.
Tenaga Ahli Menteri Bidang Akselerasi Standardisasi dan Program Strategis Kementan, Abdul Haris Bahrum menegaskan pentingnya pelaksana konstruksi menyamakan langkah dan energi untuk mencapai target kegiatan UPSUS.
Provinsi Kalsel memiliki potensi lahan yang sangat besar, dengan ribuan hektar yang dapat dioptimalkan melalui manajemen air dan pengerukan sungai. Dari 291.000 hektar luas lahan baku di Kalsel, kita berharap dapat ditingkatkan lagi. Mari kita manfaatkan potensi ini untuk menghadapi darurat pangan tahun 2024.
"Jika berhasil tahun ini, Insya Allah tahun depan pangan kita akan aman," ujar Abdul Haris.
Abdul Haris juga menambahkan bahwa strategi optimalisasi lahan mencakup konstruksi manajemen air dan pemasangan pompa, dengan target 75.000 unit pompa di seluruh Indonesia. Target luas tanam tahunan (LTT) adalah 1 juta hektare tiap bulan, yang dimonitor rutin oleh Menteri Pertanian.
“Jika ada petani yang tidak dapat diajak bekerja sama, agar dilaporkan kepada kepala desa dan fokus pada area lain yang lebih siap,” ungkapnya.
Syamsir menekankan untuk kabupaten yang realisasinya masih rendah diminta untuk berkoordinasi intensif dengan dinas terkait, bahkan jika perlu dipantau setiap hari. Lahan pasca panen harus segera diolah dan ditanami kembali.
"Kita harus bekerja dengan serius dan cepat. Saya akan melaporkan perkembangan langsung kepada bapak bupati. Jangan sampai kita tertinggal, sementara daerah lain sudah dua atau tiga kali tanam, kita baru sekali," terang Syamsir.
Sebagai tindak lanjut, jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh petugas, Syamsir menginstruksikan agar diadakan rapat segera yang melibatkan semua pihak terkait.
"Rapat merupakan salah satu cara untuk mendorong penyelesaian. Terima kasih atas kerja sama dan partisipasinya. Mohon agar setiap rapat dihadiri oleh semua pihak karena kegiatan ini sangat penting," tambahnya.
Tenaga Ahli Menteri Bidang Akselerasi Standardisasi dan Program Strategis Kementan, Abdul Haris Bahrum menegaskan pentingnya pelaksana konstruksi menyamakan langkah dan energi untuk mencapai target kegiatan UPSUS.
Provinsi Kalsel memiliki potensi lahan yang sangat besar, dengan ribuan hektar yang dapat dioptimalkan melalui manajemen air dan pengerukan sungai. Dari 291.000 hektar luas lahan baku di Kalsel, kita berharap dapat ditingkatkan lagi. Mari kita manfaatkan potensi ini untuk menghadapi darurat pangan tahun 2024.
"Jika berhasil tahun ini, Insya Allah tahun depan pangan kita akan aman," ujar Abdul Haris.
Abdul Haris juga menambahkan bahwa strategi optimalisasi lahan mencakup konstruksi manajemen air dan pemasangan pompa, dengan target 75.000 unit pompa di seluruh Indonesia. Target luas tanam tahunan (LTT) adalah 1 juta hektare tiap bulan, yang dimonitor rutin oleh Menteri Pertanian.